NovelToon NovelToon
BUNGA DI TENGAH BADAI

BUNGA DI TENGAH BADAI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Bullying dan Balas Dendam / Chicklit
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Rumah?

Ayra tidak memiliki rumah untuk benar-benar pulang. Rumah yang seharusnya menjadi pelukan hangat justru terasa seperti dinding-dinding dingin yang membelenggunya. Tempat yang semestinya menjadi surga perlindungan malah berubah menjadi neraka sunyi yang mengikis jiwanya.

Siapa sangka, rumah yang katanya tempat terbaik untuk pulang, justru menjadi penjara tanpa jeruji, tempat di mana harapan perlahan sekarat.

Nyatanya, rumah tidak selalu menjadi tempat ternyaman. Kadang, ia lebih mirip badai yang mencabik-cabik hati tanpa belas kasihan.

Ayra harus menanggung luka batin yang menganga, mentalnya hancur seperti kaca yang dihempas ke lantai, dan fisiknya terkikis habis, seakan angin menggempurnya tanpa ampun. Baginya, rumah bukan lagi tempat berteduh, melainkan medan perang di mana keadilan tak pernah berpihak, dan rumah adalah tangan tak terlihat yang paling kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

“AKU JUGA ANAK MU AYAH”

PART 23/ “AKU JUGA ANAK MU AYAH”

Hujan lebat mengguyur Ibu Kota Jakarta pada sore hari ini, makhluk hidup mulai mencari tempat teduh untuk menghindari guyuran hujan yang tiba-tiba saja. Langit sore semakin gelap dengan awan hitam semakin menutupi langit biru, bau tanah menyeruak kuat.

Ditengah guyuran hujan yang deras tersebut, seorang gadis dengan seragam sekolah yang masih melekat, tubuhnya yang menggigil karena sudah sejak sepuluh menit kurang dia tetap berdiri di tempatnya.

“Kakek, tolong Ayra.”

“Ayra mohon kek, tolong Ayra... aku mohon,” lirihnya pelan di bawah derasnya hujan.

Rumah besar dan mewah di depannya tampak sangat menyeramkan di matanya hingga kaki kecilnya enggan melangkah masuk untuk menghindari hujan. Seolah tahu perasaan sedih dan khawatir gadis itu, langit ikut merasakan kesedihan gadis itu.

“Kakek, Ayra juga anak ayah kan? Iya kan kek?”

Ayra menatap langit, wajahnya diterpa derasnya hujan.

Mengabaikan rasa perih dan menikmati setiap tetesannya, air matahnya tak terlihat akibat terhapus oleh tetasan hujan ini.

“Kek, andai saja Ayra tidak kuat atas hukuman yang diberikan ayah nanti. Jemput Ayra secepatnya, juga jangan salahkan ayah.”

Tanpa Ayra sadari, sosok Maverick menatap adiknya dari balik jendela kamarnya. Maverick melihat Ayra yang memilih tetap berdiam diri di tengah guyuran hujan yang semakin deras tanpa peduli pada tubuhnya yang mulai menggigil.

“Bodoh,” umpat Maverick.

&&&

Maverick duduk santai dengan ponsel di tangannya, dia tidak sendiri melainkan ada Syan yang sedari tadi menatap pintu utama seperti menunggu seseorang. Mereka duduk di ruang tamu, sedangkan Kaisar dan Agista beristirahat di kamarnya.

Syan tersenyum tipis, tatapannya kian menajam dan semakin dingin pula raut wajahnya saat yang ditunggu akhirnya muncul juga.

Maverick ikut melihat, almosfer pada ruangan ini berubah semakin dingin dan mencekam. Aura yang dikeluarkan oleh Syan membuat Maverick ikut merinding, ayahnya tidak pernah mengeluarkan aura seperti ini ketika sedang marah.

Ayra berhasil membangkitkan sisi kejam dari diri Syan.

“Baru pulang, he?” Tanya Syan dengan raut wajah tidak bersahabat.

Ayra menghentikan langkahnya, tetesan air pada seragam sekolahnya seolah dapat didengar dengan jelas dan waktu seolah terhenti begitu saja.

“A-y-ah.”

Syan bangkit dari sofa, tanpa diduga pria itu ternyata telah menyiapkan sesuatu untuk menyambut Ayra. Benda yang mahal siap mengukir tubuh Ayra, benda yang selalu saja berhasil membuat Ayra ketakutan.

Bahkan Maverick tidak percaya jika ayahnya telah menyiapkan benda itu, mungkin juga untuk pertama kalinya dirinya akan melihat bagaimana Syan memukul Ayra dengan tongkat golf mahal itu.

Ayra memejamkan matanya, mengatur napasnya walau sulit, detak jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya, tenggorokannya tercekat dan tubuhnya ketakutan saat melihat langkah Syan semakin dekat dengannya.

“Saya memberi mu beasiswa untuk bersekolah dengan baik anak pembunuh, bukan untuk mencelakai putri saya.”

Suara dalam dan tegas Syan membuat Ayra tersentak, kepalanya kembali menunduk dalam dengan harapan kecil dalam hatinya agar Syan tidak memukulnya dengan tongkat golf itu.

Syan berdiri dengan tongkat golf sebagai penyangga tubuhnya, menatap penuh amarah pada gadis di depannya. “Lihat saya anak sialan,” gertak Syan.

Ayra menggigil karena kehujanan dan cuaca yang semakin dingin, lalu tubuhnya semakin menggigil oleh almosfer yang ada di ruangan ini.

“Jawab saya, apa kamu sengaja mendorong putri saya dari lantai dua sekolah? Hum?”

Ayra menatap wajah Syan, lalu menggeleng pelan sangat pelan. “T-idak a-yah.”

PLAK!

Syan melepaskan satu tamparan karena anak di depannya ini tidak menjawabnya dengan jujur. “Kamu ingin balas dendam pada saya dengan cara menyakiti putri ku?”

PLAK!

Tubuh anak itu kehilangan keseimbangan hingga mundur beberapa langkah akibat tamparan keras Syan.

“Apa kamu menyimpan dendam pada saya anak sialan? Ha?”

PLAK!

“MENGAPA KAMU TIDAK MENJAWAB SAYA SIALAN!”

“JAWAB ANAK PEMBUNUH!”

Ayra, wajahnya pucat dan ujung bibirnya sobek akibat tamparan keras Syan. Dia hanya meringis pelan dan tidak berani menangis karena ayahnya tidak menyukai jika dia menangis di depannya.

Syan mengangkat tongkat golfnya, menghantam keras lengan kiri Ayra hingga dia terjatuh kelantai yang dingin itu. Syan tidak memberi jedah, pria itu mengangkat kembali tongkat golfnya dan kembali memukul tubuh bagian belakang Ayra.

Maverick tidak percaya ayahnya akan melakukan hal kejam itu, satu pertanyaan muncul dibenaknya. Apakah Syan sering memukul Ayra dengan benda itu? Jika benar, maka Syan adalah monster yang kejam.

“SIALAN KAMU, BERANI SEKALI KAMU MELUKAI PUTRI KU!”

BUK!

“BAHKAN AKU TIDAK PERNAH MELUKAINYA ANAK SIALAN! DENGAN BERANINYA KAMU MENYENTUH PUTRI KU!”

BUK!

Ayra meringkuk menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya, menggunakan lengannya untuk melindungi bagian kepala dan wajahnya. Jujur saja, tulangnya seperti sudah remuk oleh pukulan dari tongkat besi yang sangat keras itu.

“Am-p-un a-akhhh a-ya-ah, s-a-k-hik-s ki-t...,”

BUK!

“TIDAK ADA AMPUN UNTUK ANAK PEMBUNUH SEPERTI MU!”

BUK!

Syan kehilangan akal sehatnya, jika dia tidak menghentikan aksinya itu maka bisa saja dia adalah seorang ayah yang membunuh anak kandungnya sendiri. Syan akan menyesali perbuatannya, dan pada hari itu mungkin saja penyesalan tersebut sudah terlambat.

Ayra tidak tahan lagi, rasanya benar-benar menyakitkan. Bahkan tatapannya menatap Maverick untuk meminta pertolongan kepada kakaknya itu, tetapi Maverick hanya melihat dengan tatapan datarnya.

“MATI SAJA KAMU ANAK SIAL! DASAR PEMBUNUH!”

BUK!

Air matanya tak terbendung lagi, hatinya semakin hancur dengan luka yang baru, tubuhnya kembali mendapatkan goresan luka yang baru menambah luka goresan yang semakin mengaga tanpa pernah diberi kesempatan untuk mengering.

“Ka-k-ek, t-o-long A-yra,” bisiknya sangat pelan.

Syan menghentikan aksinya, wajahnya penuh dengan keringat dengan napas yang tidak teratur terdengar kasar dan berat. Wajahnya puas melihat hasil karyanya, sangat puas hingga bibirnya tersenyum kecil.

Syan membuang asal tongkat golf itu, kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan gadis yang terkulai lemas. Syan menarik rambut panjang itu hingga wajah Ayra mendongak dengan wajah pucat pasihnya.

PLAK!

“Saya berharap kamu mati detik ini juga, tapi sayangnya tuhan masih belum ingin mengambilmu dan itu artinya saya masih bisa memberimu banyak luka anak sial,” tekan Syan.

Ayra menatap sayu Syan, apakah benar sosok di depannya ini adalah ayah kandungnya? Jika benar, menaga Syan sangat tega memukulnya hanya karena kesalahan yang tidak dia perbuat. Bahkan Syan tidak ingin mencari tahu kebenarannya dulu, bahkan Syan selalu menyebut Kaliyah dengan kata putri ku.

Dia juga putri Syan kan? Anak kandung Syan kan?

“Mulai detik ini, saya tidak akan membiayai hidup mu lagi anak sialan!”

Syan meninggalkan Ayra, gadis itu bahkan tidak mampu bergerak sedikit pun, untuk sekedar menarik napas panjang, tubuhnya benar-benar sakit dan nyeri yang luas biasa.

“Ka-kak Ve-rick,” bisik Ayra saat masih melihat tubuh jangkung Maverick menatapnya.

Sadar Ayra, apa yang kamu harapkan dari Maverick? Apa kamu berharap ditolong oleh laki-laki itu? Rasanya tidak akan pernah terjadi Ayra.

Gadis itu merintih kesakitan, tubuhnya masih menggigil hebat. Meringkuk dan memeluk tubuhnya seorang sendiri, tak ada yang datang memeluknya atau sekedar menanyakan apakah dia baik-baik saja, sunggu dia hanya seorang diri.

“Kakek, Ayra minta maaf.”

Kesadarannya mulai hilang, dengan posisi yang masih sama gadis itu mulai kehilangan kesadarannya. Hujan masih sangat deras di luas sana, seolah ikut merasakan kepedihan gadis malang itu.

&&&

Maverick duduk di tepi tempat tidurnya dengan kedua tangan yang saling menggenggam erat, napasnya kian berat mengingat kejadian beberapa detik lalu di ruang tamu.

Untuk pertama kalinya dia melihat Syan yang begitu brigas dan kejam menghakimi Ayra, bahkan dia sendiri tidak pernah berpikir Syan akan memukul Ayra sekejam itu.

“Astaga, gue kenapa si?”

Meraup wajahnya dengan kasar, ingatannya kembali lagi pada saat Syan memukul Ayra dan Ayra yang hanya diam tanpa perlawanan. Bagaimana gadis itu melindungi kepala dan wajahnya dari pukulan Syan, bibir kecilnya menahan rintihan dan ringisan, serta bagaimana tatapan sayu Ayra menatapnya.

“Sial,” decaknya mengacak-acak rambutnya. Bayangan wajah Ayra seolah meminta bantuannya, tetapi apa pedulinya dia kepada anak sial itu?

“Ngak bisa, gue ngak suka lihat wajah anak sial itu.”

“Verick, jangan sampai lo terhasut dengan tampang lugunya dia.”

“Sadar Verick.”

SYAN ENAKNYA DI APAIN SIH? BUNUH KARAKTERNYA KALI YA? ATAU SATU KELUARGA AUTHOR JADIIN TUMBAL?

JADI AYRA KASIAN BANGET SIH!!!

SEE YOU DI PART SELANJUTNYA👋👋👋

1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
jadi ayra mah aku bisa ngamuk thor. ga secengeng ini/Proud/
Anagata_aa113: nanti author bantu ngamuk
total 1 replies
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
dah lah thor makin emosi bacanya. terlalu bodoh bgt sih aliya
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ: 🏃‍♀️💨
Anagata_aa113: sabar, Kaliyah emang suka bikin emosi
total 2 replies
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjut thor jgn lp mampir karyaku "DICINTAI OLEH RAJA MAFIA"/Rose//Ok/
Gina Taklasi
benarkah mereka bersaudara? orangtua dan saudara kandung?
Anagata_aa113: ngak tahu juga si kak, kalau mau tau silahkan ikuti alur cerita ya 😄😄👍
total 1 replies
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
ayra udah harus bodo amat aja nak/Grin/
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
kakek nya meninggal ya thor. kasian ayra
Aksara_Dee
lanjut Thor
Aksara_Dee
nunggu gerhana baru bisa nyatu ...
Anagata_aa113: gerhana pun tiba, belum tentu juga mereka nyatu🤣
total 1 replies
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
semangat thor. kendala seperti ini sering terjadi/Smirk/
Anagata_aa113: pusing dikit, ngak ngaruh 🥲😁
total 1 replies
Aksara_Dee
idih ngaku-ngaku
Anagata_aa113: namanya juga anak manaja
total 1 replies
Aksara_Dee
untungnya masih punya kakek ya, kasian ayra
Anagata_aa113: iya, Ayra kasian banget
total 1 replies
Aksara_Dee
aku lupa cara bernapas, pinter! 🤣
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
wah ayra terlalu lembek thor/Sob/
Anagata_aa113: Iya lembek banget, tapi gimana ya... karakter dia tu emang gitu kak/Grin/
total 1 replies
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
gila thor bikin emosi bacanya. astagfirullah mana lagi puasa/Cry/


thor . . bantu dukung karya chat story ku ya " PUTRI KESAYANGAN RAJA MAFIA "
Anagata_aa113: sabar ya 😄
total 1 replies
уαѕƒι
parah itu si maverik/Facepalm/
уαѕƒι
kenapa ga kabur aja sih ay. keluarga iblis itu. hidup kaya dineraka. kejam thor🙈/Scream/
Anagata_aa113: boleh juga, tapi kalau Ayra nya ngak mau kabur gimana dong?
total 1 replies
уαѕƒι
dih parah sih serba salah ya. kasian ayra thor/Scream/
Anagata_aa113: iya/Smile/
total 1 replies
уαѕƒι
untung punya sahabat yg baik
Anagata_aa113: baik banget sahabat Ayra
total 1 replies
уαѕƒι
wahh ceritanya mengharukan sekali thor/Frown/
Nerendtale
Noooo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!