Bahagia karena telah memenangkan tiket liburan di kapal pesiar mewah, Kyra berencana untuk mengajak kekasihnya liburan bersama. Namun siapa sangka di H-1 keberangkatan, Kyra justru memergoki kekasihnya berkhianat dengan sahabatnya.
Bara Elard Lazuardi, CEO tampan nan dingin, berniat untuk melamar tunangannya di kapal pesiar nan mewah. Sayangnya, beberapa hari sebelum keberangkatan itu, Bara melihat dengan mata kepalanya sendiri sang tunangan ternyata mengkhianatinya dan tidur dengan lelaki lain yang merupakan sepupunya.
Dua orang yang sama-sama tersakiti, bertemu di kapal pesiar yang sama secara tak sengaja. Kesalahpahaman membuat Kyra dan Bara saling membenci sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, siapa sangka setelah itu mereka malah terjebak di sebuah pulau asing dan harus hidup bersama sampai orang-orang menemukan mereka berdua.
Mungkinkah Bara menemukan penyembuh luka hatinya melalui kehadiran Kyra? Atau malah menambah masalah dengan perbedaan mereka berdua yang bagaikan langit dan bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdamai dengan Keadaan
Kyra yang telah terbiasa hidup selaras dengan alam bebas, tak merasa kesulitan ketika ia diharuskan menjalani hari-harinya di alam terbuka. Yang menjadi masalah justru Bara yang kerapkali mengeluhkan segala hal kecil dan sepele. Terbiasa hidup mewah bergelimang harta, dilayani 24 jam oleh asisten di rumah dan kantor, menyantap makanan lezat setiap waktu, tidur di kamar yang nyaman dengan kasur empuk dan suhu ruangan terjaga, membuatnya sangat depresi kala kenyataan justru berbalik 180° selama dua hari ini.
Membuka mata di alam bebas, tidur di pasir pantai yang keras, serta kelaparan membuat Bara acap kali senewen. Ia menatap dingin pada apapun yang ia lihat, melipat wajah dengan kening yang selalu berkerut, mengutuk segala hal yang tidak sesuai dengan kemauannya.
Seperti kali ini, Kyra yang mengajaknya ke hutan untuk mencari makanan sudah berulang kali mendengar umpatan demi umpatan yang terasa mengiris di telinga. Namun demi mendapatkan makanan, apapun itu yang bisa dimakan selain pisang, Kyra menebalkan telinganya.
"Hei, kita mau ke mana ini?" tanya Bara ketika mereka telah masuk jauh ke dalam hutan namun tak menemukan apapun selain pohon pisang.
Kyra tak menyahut, ia tetap melanjutkan langkahnya sembari menajamkan telinga. Sayup-sayup ia mendengar suara deburan air di kejauhan. Bukan, itu bukan suara ombak. Sepertinya ada air terjun di sekitar tempat ini.
"Kamu mendengar sesuatu?" tanya Kyra sembari menoleh pada Bara yang mematung di belakangnya.
Bara mengernyit. "Mendengar apa?" Ia balik bertanya.
"Ck! Suara air. Sepertinya di dekat sini ada air terjun!" jelas Kyra sembari melanjutkan langkahnya.
Bara mencoba menajamkan indra pendengarannya, sayup-sayup ia memang mendengar suara gemuruh air. Melihat Kyra yang sudah berjalan lebih dulu, Bara kembali mengikuti gadis itu dengan tergesa-gesa.
"Kalo ada air terjun, berarti ada sungai atau lembah, dan di sana pasti ada ikan. Kita bisa memancing ikan di situ!" terang Kyra sembari tetap mengayunkan langkahnya dengan penuh semangat.
Memancing?
Bara terkekeh geli, bagaimana caranya memancing tanpa kail?
Namun kali ini ia tak mau terlalu banyak membuang energi dengan berdebat, Bara tetap mengikuti langkah Kyra hingga akhirnya mereka berdua benar-benar menemukan air terjun setinggi 10 meter dengan aliran air sungai yang sangat jernih.
"Nah, aku benar, kan! Lihat, banyak ikan tuh di sana!" Kyra menunjuk sungai di depan mereka dengan mata berbinar.
Bara mendekat ke sungai itu dan mengawasi ikan-ikan dengan berbagai ukuran yang sepertinya sangat nikmat bila dibakar. Tapi masalahnya sekarang adalah, bagaimana caranya menangkap ikan itu?
"Kenapa diam aja? Sana tangkap ikannya!"
Bara menunjukkan dirinya sendiri ketika Kyra tengah mengawasinya dari kejauhan.
"Aku?" desisnya tak percaya.
"Ck! Memangnya siapa lagi kalo bukan kamu! Aku nggak bisa berenang!"
Bara tersenyum sinis, ia berbalik dan menjauh dari sungai itu.
"Hei, mau ke mana kamu!?" cecar Kyra dengan kesal.
"Kamu ambillah sendiri! Aku tidak mau tubuhku basah!"
"Lalu kamu mau pergi begitu saja? Kamu yakin nggak mau makan ikan?"
"Mau sih mau! Tapi aku tidak mau masuk ke dalam sungai itu, cih!" Bara berdesis jijik.
Meskipun airnya jernih, namun ia tak rela tubuhnya basah oleh air sungai meskipun telah 2 hari ini Bara tak mandi. Lebih baik ia menunggu ditemukan oleh tim SAR dan membilas tubuh dengan air shower.
Sementara itu, melihat Bara tak kunjung bergeming membuat Kyra memutuskan untuk turun ke sungai sendiri. Ia melepas tas ransel dan sepatu yang ia kenalan lantas dengan sangat hati-hati Kyra menuruni bebatuan yang menjorok ke sungai.
"Hei, hei! Katanya kamu tidak bisa berenang, jangan nekat!"
"Diamlah, bila nggak mau membantu, setidaknya jangan cerewet agar ikannya tak takut pada ocehanmu!"
Bara mengatupkan kedua bibirnya dengan keki, apakah ia terlalu cerewet? CEO yang terkenal irit bicara ini dikatai cerewet oleh gadis culun itu?? Sialan!!
Dengan cekatan, Kyra melepas jaket cardigannya untuk ia jadikan jaring. Entahlah, ia tak memiliki ide lain untuk menangkap ikan-ikan itu selain menggunakan jaketnya sendiri. Seolah paham bila Kyra tak berpengalaman, gerombolan ikan itu berenang menjauh tiap kali Kyra melebarkan jaketnya untuk menangkap mereka.
Bara yang menyaksikan itu hanya bisa tertawa dari atas sungai. Alih-alih menjaring ikan, Kyra terlihat seperti hendak menangkap ayam. Tawa Bara semakin keras tatkala ikan itu seolah mengerjai Kyra.
"Apa kamu yakin bisa menangkap mereka, Nona Nelayan?" tawa Bara mencemooh.
Kyra mengangkat jaketnya dengan kesal, ia berbalik dan menatap Bara dengan tajam. Sebersit ide kemudian muncul di otaknya, ia akan mengerjai Bara!
Semakin ke tengah, sungai itu semakin landai dan dalam. Ia ingin tahu apakah Bara masih bisa tertawa bila ia kerjai kali ini! Saat ketinggian air sudah sebatas dadanya, Kyra mengangkat kedua lututnya dan berpura-pura tenggelam.
"Tolong!" teriak Kyra sok panik.
Bara yang tadinya asik memperhatikan aneka pepohonan di sekitar air terjun sontak menoleh terkejut. Kyra sudah berada di tengah sungai dan tenggelam!
"Tolong aku, Tuan!" teriak Kyra lagi, ia membenamkan kepalanya seolah sedang benar-benar tenggelam.
Tanpa menunggu lama, Bara melompat ke dalam sungai. Ketika ketinggian air sudah sebatas pinggang, Bara baru ingat bila ponselnya ia letakkan di saku celana. Ah, sial! Bara lekas merogoh ponselnya dan melemparnya ke tepian sungai di dekat tas Kyra.
"Tuan! Tol..." Kyra membenamkan kepalanya ke dalam sungai dan tertawa dalam hati, Bara berhasil masuk ke dalam jebakannya.
Saat semakin dekat dengan tubuh Kyra yang perlahan terbawa arus air, Bara mengulurkan tangannya dengan panik.
"Pegang tanganku! Aku tidak bisa lebih jauh lagi, aku tidak --" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, kaki Bara tergelincir bebatuan sungai yang licin.
Arus sungai membawa tubuhnya yang perlahan tenggelam. Sepersekian detik, Kyra masih mengira Bara akan menyelamatkannya. Namun ketika tubuh Bara tak kunjung muncul ke permukaan, giliran dia yang panik.
Kyra menyelam ke dalam air dan menemukan tubuh Bara terbawa arus.
"Apa dia benar-benar nggak bisa berenang?" lirih Kyra terheran-heran.
"Tolong!"
Teriakan Bara yang histeris membuat Kyra terkesiap, ia sontak kembali menyelam dan berenang mengejar tubuh Bara yang sudah cukup jauh terbawa arus.
Dengan keahliannya berenang, tak butuh waktu lama bagi Kyra untuk meraih tubuh Bara dan menariknya ke tepian. Wajah pucat pasi dan basah kuyup itu menatap Kyra dengan nanar.
"Kamu mengerjaiku?" rutuk Bara kesal.
"Aku menyelamatkanmu!"
"Tapi kamu hampir saja membunuhku!" Bara menyentuh dadanya yang masih berdebar hebat usai terbawa arus barusan.
"Mana aku tahu kalo kamu nggak bisa berenang! Aku pikir kamu hanya bercanda karena nggak mau membantuku menangkap ikan!"
"Ap-apa ini?" Bara lekas berdiri ketika ada sesuatu di dalam pakaiannya bergerak dengan gesit.
Dengan cekatan, Bara melepas T-shirt-nya dan melemparnya cukup jauh. Seekor ikan nampak menggelepar di balik T-shirt itu. Sorot mata Kyra sontak berbinar.
"Ikan!!"
...****************...
gengsi aja di gedein pake ga ada cinta
di abaikan dikit udah kesel hahah
wkwkwkwwk