Bukan Mantan

Hai, Anggun..

Andai aku punya waktu lebih lama untuk tinggal, mungkin aku bakalan datang tiap hari, untuk memohon maaf..

Meski aku tahu kamu nggak akan maafin aku.. Aku akan terus datang dan berharap kamu nyerah.

Hari ini aku datang lagi, tapi kamu gak ada .... Dan aku mungkin gak bisa datang dalam waktu yang lama mulai sekarang, jadi aku menyiapkan surat ini untuk kamu.

Kamu tau Anggun, dulu pertama kali aku lihat kamu waktu kita ospek, gadis lugu dan manis yang pernah aku liat, aku sempat kagum sama kamu karena sikap kamu yang baik, dan ramah sama orang lain, aku kagum sama kamu, dan setiap kali aku lihat kamu aku selalu suka dengan cara kamu tersenyum dan berbuat baik. Tapi tiba- tiba kamu berubah menjadi agresif membuat aku kesal dan benci dengan tingkah kamu, dan enggak tau kenapa waktu Arumi mengatakan kalau kamu yang menjualnya aku ngerasa gak rela, aku kira kamu sudah berubah terlalu jauh dari Anggun yang dulu aku tahu, aku marah dan benci pada diriku, dan gak tau kenapa aku ingin melampiaskannya sama kamu, aku ingin kamu mengerti kalau apa yang kamu lakuin itu salah, tapi aku nggak ngerti kenapa saat itu aku justru menodai kamu, semua diluar kendaliku, aku seperti tidak bisa mendengar sekitarku, dan terus menyakiti kamu. Kesalahan ku besar, aku tahu.

Dan dengan tulus aku mohon maaf Anggun ...

Maafkan aku..

Aku harus segera berangkat,

Aku berharap kamu membalas pesanku ...

Nizar ...

....

Itu adalah isi surat dari Nizar, dan yang membuat Anggun geram adalah surat kedua yang Nizar tulis, seolah dia mau mengganti apa yang sudah dia lakukan dengan uangnya

Tolong jangan salah paham soal ini, aku harap kamu nerima kartu ini, gunakan ini untuk keseharian kamu, dan hiduplah dengan layak .

Anggun meremas dua lembar kertas tersebut, dan menggenggam erat kartu yang ada di dalamnya.

Nizar brengsek! Tidak tahu diri, dia pikir Anggun akan mengikuti apa katanya, tidak! Tidak akan pernah. Dia pikir semua yang Nizar lakukan bisa di bayar dengan uang.

...

Nizar tidak bermaksud membayar semua yang telah dia lakukan dengan uang, hanya saja melihat Anggun hidup sederhana, dan hanya menaiki angkot untuk ke kampus membuat hati Nizar merasakan sakit, jadi dia memberikan uang tabungannya untuk Anggun, selain dari uang jajannya, Nizar juga punya penghasilan dari saham yang dia miliki di perusahaan Papanya yang otomatis akan masuk ke rekeningnya setiap bulan, jadi dia tak perlu merasa bersalah telah memberikan semua uangnya, sebab itu miliknya sendiri.

Nizar berharap Anggun membalas pesannya, tapi ini sudah hampir sebulan lamanya Nizar pergi dan Nizar tak mendapat balasan apapun, memang apa yang dia harapkan, Nizar hanya bisa meminta Seno memberikan informasi apa yang Anggun lakukan, hanya saat di kampus Seno bisa memotret Anggun diam- diam, tentu saja Nizar tak bisa meminta lebih, dan dia bersyukur bisa tahu kegiatan Anggun selama di kampus.

Sudah ada beberapa foto di gelerinya yang di kirim Seno selama hampir satu bulan ini, beberapa foto menunjukan Anggun sedang belajar, ada saat dia berada di perpustakaan lalu bersama sesama mahasiswi lainnya, Nizar akan tersenyum saat melihat wajah Anggun yang tersenyum bahkan tertawa, Nizar berharap Anggun selalu bahagia.

Ada satu foto yang membuat hati Nizar terasa terbakar, dimana Anggun sedang berbincang dengan mahasiswa laki- laki, rasanya Nizar ingin mencekik laki- laki itu yang nampak sekali sedang memperhatikan Anggun ditambah lagi pesan dari Seno jika laki- laki itu memang sedang mendekati Anggun membuat Nizar tidak karuan.

Apa dia sedang cemburu?

Sudah satu tahun sejak Nizar kembali ke luar Negeri, dia benar- benar tidak pulang dan tidak diizinkan pulang, olah sang papa sampai pendidikannya selesai, sedangkan untuk melepas rindu mamanya kerap datang bersama Kakak atau bahkan sang papa sendiri.

Seno terus mengirimkan foto kegiatan Anggun hingga tahun terakhir dia kuliah "Sori Zar setelah ini gue mungkin sibuk sama skripsi gue, jadi gue gak bisa lagi kirimin foto Anggun."

Nizar tak bisa lagi menuntut banyak sudah bagus selama satu tahun ini Seno membantunya, jadi dia hanya bisa berterimakasih. "Gak papa Kak, thanks banget selama ini lo udah bantuin gue."

Hingga empat tahun berlalu tanpa terasa, bahkan di dua tahun terakhir Nizar sudah mulai bekerja di sebuah perusahaan besar di luar Negeri, perusahaan yang ternyata memiliki kerja sama dengan perusahaan papanya.

Dan kini tiba saatnya Nizar kembali menginjakan kakinya di tanah air...

....

Jadi sudah bisa hitung kan, sudah berapa tahun usia bayi Anggun? yuk komen!