7
Bara Alfano Dirgantara. Laki laki tampan dengan ke-narsisan tingkat tinggi. Ia adalah seorang pengusaha muda pemilik perusahaan Dirg'Corp. Memiliki wajah tampan, merupakan anugerah terbesar yang ia miliki, karena dengan wajah tampannya ia bisa merasakan dicintai oleh banyak wanita di sekelilingnya.
Tapi hal itu ternyata tidak berlaku bagi Aylin, karena bagi Aylin, Bara adalah sosok laki laki paling menyebalkan yang pernah ia temui. Namun pertemuan antara Bara dengan Karin, putri dari Aylin. Membuat Karin merindukan kehadiran ayah yang tidak pernah ia temui selama ini. Lalu akankah permintaan Karin tentang kehadiran sosok Ayah akan Aylin kabulkan dengan menerima Bara sebagai suaminya? Ikuti kisahnya
Jangan lupa dukungannya, dan jangan lupa follow instagram aku @Ratu_jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Mobil Bara telah terparkir rapi di halaman rumah Aylin. Begitu ia keluar dari mobil, secara bersamaan pintu rumah Aylin juga terbuka, menampilkan Karin yang menyambut kedatangannya bersama Ceppy, sang boneka kesayangannya. Bara melangkah dengan membawa rantang di tangannya, ia lalu memeluk Princess kecilnya dan keduanya masuk bersama kedalam rumah
"Bunda, Ayah sudah sampai" teriak Karin membuat Bara menjadi gemas sendiri
Karin melangkah menuju dapur, masih dengan menggenggm tangan Bara. Begitu tiba di dapur, terlihat Aylin yang masih memanggang roti untuk sarapan mereka
"Bunda lihatlah, Ayah sudah datang" ucap Karin untuk ke-dua kalinya
"Pagi Ay..." sapa Bara
"Pagi..." jawab Aylin tanpa membalik tubuhnya.
"Sedang apa?" tanya Bara, sebab ia tidak bisa melihat apa yang Aylin kerjakan, hanya saja melihat Aylin yang sepertinya begitu fokus, Bara jadi penasaran dibuatnya
"Bunda sedang memanggang roti, Yah" ucap Karin
"Oh... kalian biasa sarapan roti bakar rupanya" tebak Bara
"Tidak" ucap Karin cepat "Bunda dan Karin bangun kesiangan, jadi tidak sempat memasak" ucap Karin jujur
"Oh..."
Bara melupakan untuk memberikan kiriman Bundanya. Ia lantas menaruh rantang bawaannya keatas meja makan, membuat Aylin menengok dibuatnya. Aylin tidak bersuara, ia hanya menatap rantang tersebut dan Bara secara bergantian, seakan bertanya lewat sorot matanya
"Ini makanan dari Bunda" ucap Bara
"Bundamu?" tanya Aylin tak yakin
"Iya, Bunda sengaja membawakan lebih agar cukup untuk kita sarapan bersama dan bisa kalian panaskan lagi nanti untuk makan malam"
"Kita sarapan bersama? Jadi kau belum sarapan?" tanya Aylin
"Belum, aku sengaja tidak sarapan di rumah, karena ingin modus dan meminta makan di rumahmu" jawab Bara jujur
"Ayah..." terdengar suara Karin membuat Bara menunduk untuk melihat kearah Karin
"Ada apa Princess?"
"Modus itu apa Ayah?"
"Modus itu... modus itu apa Ay?" tanya Bara pada Aylin seolah meminta tolong untuk menjawab pertanyaan Karin
"Mana aku tahu, jawab saja sendiri" ucap Aylin acuh sembari mulai membuka rantang yang Bara bawakan, karena bagaimana 'pun, ia tidak mungkin menolak rezeki di pagi hari ini
"Mmm modus itu..." Bara masih tampak berpikir dan mencari jawaban yang tepat. Tapi kemudian ia berpikir untuk mengalihkan pembicaraan saja, sebab ia tidak menemukan jawaban tepat yang akan ia berikan pada Karin "ngomong ngomong, sepertinya Princess Ayah bahagia sekali karena ada Ceppy. Sedari tadi Ceppy digendong terus"ucap Bara
Karin menatap boneka miliknya. Ia tersenyum dan mencium boneka kesayangannya itu "Ini adalah boneka dari Ayah, dan Karin suka" ucapnya singkat. Namun hal itu mampu membuat senyum Bara berkembang
"Karin... Cuci tangan dulu, setelah itu kita sarapan ya" ucap Aylin memutus obrolan antara Ayah dan anak itu
"Siap Bunda" Karin mengangkat tangannya tanda hormat pada sang Bunda "Ayo Ayah kita cuci tangan" ajak Karin menuju wastafel.
Karin langsung memasang kursi yang biasa menbantunya untuk menjangkau wastafel. Namun Bara justru berinisiatif lebih. Ia menggendong tubuh mungil Karin, membuat Karin tertawa senang. Setelah mencuci tangan, keduanya kembali ke meja makan, dan melihat banyaknya hidangan yang tersedia di sana
"Wow, ayam saus mentega" ucap Karin berbinar begitu matanya menangkap makanan kesukaannya diatas meja
"Karin juga suka ini?" tanya Bara pada Aylin
"Sangat, itu makanan favoritnya" jawab Aylin
"Kenapa bisa sama denganku? Atau jangan jangan ini adalah pertanda Ay, pertanda bahwa kita memang berjodoh" ucap Bara
Aylin memutar bola mata jengah. Ia mengambilkan nasi dan lauk untuk putrinya, dan untuknya sendiri. Bara yang melihat itu ikut menyodorkan piringnya, membuat Aylin mau tak mau ikut mengambilkan Bara makan. Hingga pagi itu, mereka bertiga sarapan bersama, seperti sebuah keluarga kecil yang begitu harmonis