NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelompok Sepuluh Besar
"Dhuaar"
Guncangan energi di dalam tubuhnya terasa meledak-ledak, kumpulan Qi yang selama ini menggumpal akhirnya meletupkan sebuah untaian energi baru dan terus membentuk untaian energi lainnya.
"Luar biasa" ucap Lei Tian pelan.
Kini ia sudah berada di ranah Pendekar Raja Tahap Awal, hanya beberapa saat ia mempraktekkan teknik barunya. Dengan konsentrasi penuh, ia melanjutkan kultivasinya yang semakin berjalannya waktu ia merasakan kekuatannya semakin bertambah.
Sementara itu, Yun Zixin yang sudah keluar kamarnya melihat ke arah kamar Lei Tian yang tampak tertutup.
"Apakah ia sedang berlatih?" tanyanya dalam hati.
"Tapi biarlah selama seminggu ini dia akan berkonsentrasi dalam pemahamannya" gumamnya lagi sambil berlalu pergi.
Sebagai murid baru, tentu Yun Zixin pernah mengalami hal yang sama. Namun salah satu kelebihan Yun Zixin adalah kesempatannya lebih lama bisa berada di perpustakaan. Statusnya sebagai murid bantu ia manfaatkan sambil belajar saat dirinya sedang membersihkan perpustakaan, oleh karena itu tidak heran jika sebelumnya ia begitu dikenal oleh Diaken yang mengurus perpustakaan.
Di tempat yang berbeda, Li Chin dan kelompoknya kini sedang tertawa puas. Mereka adalah delapan orang murid yang termasuk dalam peringkat sepuluh besar murid luar. Hanya dua orang di antara mereka yang tidak ikut bergabung, keduanya merupakan murid wanita yang menempati nomor urut pertama dan kedua.
"Li Chin, ternyata murid baru yang kau ceritakan sebelumnya memang benar-benar payah" ucap Wu Ching.
Sebagai pemilik peringkat ketiga, Wu Ching merupakan murid yang paling mendominasi diantara yang lainnya. Perangainya yang buruk tidak pernah mendapat teguran dari Aula Kedisiplinan, kabarnya ia memiliki kedekatan dengan Penatua Luo Kang.
Dalam kesehariannya ia merasa bebas bergerak ke seluruh Paviliun murid luar mengganggu siapapun, termasuk merampas sumberdaya Batu Roh yang tiap sebulan sekali didapatkan murid.
"Ia sepertinya hanya pecundang di masa depan, kudengar ia hanyalah murid bawaan dari seseorang yang pernah menjadi murid dalam di Sekte. Kini anak itu juga tinggal bersama dengan murid pembantu dan si gagu Shan Yuze" ucap Li Chin.
Selain terkenal licik, Li Chin juga memiliki jaringan informasi yang ia dapatkan dari para pengikutnya. Dari luar ia memang terlihat baik, namun wataknya sangat sulit ditebak dan cenderung mementingkan kepentingan dirinya sendiri.
"Owh seperti itu.. Tidak peduli apapun latar belakangnya kedatangannya ke Sekte hanya akan membuatku semakin bertambah kekuatan" ucap Wu Ching dengan sombong.
Dengan kekuatannya yang sudah berada di ranah Pendekar Raja Tahap akhir, ia hanya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk menerobos ke Tingkat Pendekar Kaisar dan mendapatkan promosi menjadi murid dalam.
Lima hari pun berlalu dengan cepat, selama itu juga Lei Tian mendapatkan manfaat yang cukup besar, ia merasakan energi Qi di dalam tubuhnya sudah semakin bertambah.
Udara pegunungan di Sekte memang mengandung esensi Qi yang cukup pekat, sambil menerapkan metode yang baru saja ia dapatkan kini tubuhnya terasa semakin nyaman. Ada perbedaan yang sangat besar antara teknik kultivasi yang ia dapatkan dari Gong Dun dengan yang sekarang ia jalani.
Segera setelah itu ia merasakan seluruh luka di tubuhnya membaik, Lei Tian masih mempertahankan posisinya sambil mengatur aliran Qi agar tetap stabil. Lei Tian tersenyum merasakan kekuatan di dalam tubuhnya kini semakin kuat
Di dalam tubuh Lei Tian terasa energi Qi yang terus mengalir dengan ganas mengisi setiap sisi tubuhnya.
"Dhuaar"
"Dhuaar"
Dua buah ledakan energi teredam di dalam tubuhnya terdengar menandakan ia naik ranah lagi.
Setelah beberapa saat Lei Tian membuka kedua matanya dan ia dapat mencium aroma menyengat dari tubuhnya, cairan yang sebelumnya keluar melalui pori-pori kulitnya, kini sudah menggumpal dan menimbulkan bau tidak sedap.
Lei Tian dapat melihat kotoran yang selama ini menyumbat jalur meridian di dalam tubuhnya kini dibersihkan secara alami melalui seni pernapasan yang baru ia lakukan.
"Hueek.. Bau sekali" ucap Lei Tian sambil menutup hidungnya.
Menyadari tubuhnya kotor dan bau, Lei Tian segera melompat masuk ke dalam air sungai yang terdapat di sebelah batu tempatnya berkultivasi.
Lei Tian segera memisahkan pakaiannya lalu membasahi tubuhnya dengan air yang mengalir dari sumber mata air pegunungan. Air tersebut berasal dari mata air pegunungan yang selama ini menjadi sumber kehidupan di Sekte Belati Merah.
"Huh.. Segar sekali" ucap Lei Tian sambil melanjutkan aktivitasnya membersihkan tubuh.
Setelah membersihkan diri, wajahnya terlihat lebih tampan dan warna kulitnya juga terlihat lebih cerah. Perubahan ini membuat Lei Tian bertambah semangat untuk menjalankan teknik kultivasi terbarunya.
"Aku merasakan Qi di tempat ini memang luar biasa, hanya beberapa hari di tempat ini aku sudah mengalami peningkatan. Bagaimana jika berada di wilayah murid dalam?" gumam Lei Tian.
Sekte Belati Merah sendiri memang berada di wilayah pegunungan, semakin tinggi maka semakin murni Qi yang dirasakan. Namun tentu saja murid dalam adalah yang paling banyak mendapatkan manfaat.
Murid luar seperti dirinya masih berada di kaki gunung jadi masih ada perbedaan dengan murid dalam yang tinggal di sekitar puncak gunung. Paviliun para Tetua dan Patriark Sekte adalah yang paling strategis dari yang lainnya, namun Lei Tian masih jauh dari kata layak untuk mengakses tempat tersebut.
"Hal yang perlu aku lakukan saat ini adalah berlatih keras dan meningkatkan kemampuan" ucap Lei Tian penuh tekad di dalam hatinya.
Setelah mengenakan pakaiannya, Lei Tian merasakan tubuhnya menjadi semakin ringan serta luka di bahunya sudah sembuh dan menghilang tanpa bekas.
Lei Tian mengedarkan pandangannya untuk memastikan peristiwa seperti sebelumnya tidak terjadi lagi. Pada saat ini ia hanya melihat seorang lelaki tua yang tampaknya sedang duduk pada sebuah batu tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.
"Owh menarik.. Hanya dalam beberapa hari sudah melompat ranah ke Pendekar Raja tahap Akhir. Sudah lama aku tidak menemukan bakat seperti ini" ucap seorang lelaki tua yang sebelumnya memperhatikan Lei Tian.
Lelaki Tua tersebut bernama Song Gui, ia adalah seorang Penatua yang bertanggung jawab atas Aula pengembangan bakat. Meskipun berstatus sebagai seorang Penatua ia jarang sekali berada di kediamannya, kesehariannya berkeliling memperhatikan bakat murid Sekte Belati Merah yang masih berada di Paviliun murid luar.
Jika menemukan bakat yang bagus maka ia akan mengambilnya untuk ia latih sendiri menjadi murid pribadinya. Berbeda dengan Penatua lainnya yang hanya memperhatikan murid-murid yang sudah memiliki prestasi atau gelar seperti murid yang sudah berada di peringkat sepuluh besar.
Umumnya mereka yang berada di peringkat sepuluh teratas adalah incaran dari para Penatua, biasanya murid jenius dilahirkan tidak jauh dari peringkat sepuluh teratas, begitulah pendapat kebanyakan orang di Sekte Belati Merah.