seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. tiga anak malang
Tampak para warga yang sedang menonton dan sudah tidak sabar mendengar pria itu menjerit tampak kecewa. namun, mereka juga begitu tercengang mendengar penuturan anara. Padahal mereka sudah sangat antusias mendengar jeritan kesakitan dari pria gendut itu.
"Aku pikir perempuan itu akan langsung mencambuk lelaki sombong itu. Ternyata dia cukup berbesar hati dan membiarkannya begitu saja." Ujar yang lain merasa kecewa.
Tentu saja mereka telah mengenal pria sombong yang selalu mendominasi pasar itu, ia selalu bertindak sewenang-wenang dengan mereka. Anara tidak peduli dengan kasat kusut yang terdengar dari orang-orang di sekitarnya, Ia malah berjalan mendekat ke arah anak-anak itu.
"Ayo. kita harus segera pergi. Oh iya, bibi belum tahu alasanmu kenapa mencuri.. ?? Katakan pada bibi, kenapa kamu mencuri, karena mencuri itu adalah perbuatan yang tidak baik." Ujar anarah dengan pelan kepada anak tersebut.
Anak itu pun langsung menundukkan kepalanya. Ia tentu saja tahu, bahwa mencuri itu adalah perbuatan yang tidak terpuji, tapi mau bagaimana lagi, ia harus melakukan hal itu mengingat kedua adiknya belum makan beberapa hari yang lalu, bahkan si bungsu pun sedang mengalami sakit.
"Maaf bibi, saya juga tahu kalau mencuri adalah perbuatan yang tidak terpuji. Tapi tidak ada yang bisa saya lakukan, Jika saya tidak mencuri maka adik-adik Saya tidak akan makan hari ini, kami sudah kelaparan beberapa hari ini sampai adik bungsu saya mengalami sakit." Anara yang mendengar penuturan anak tersebut langsung tercengang. bahkan, seperti nya anak itu cukup kuat. buktinya, dirinya tidak menangis saat dicambuk dengan keras sampai meninggalkan bekas dimana-mana. padahal ia masih sangat kecil.
Sudah kodratnya, jika manusia merasa kepepet pasti akan melakukan dan mengambil jalan pintas. Mendengar cerita tersebut rasa kasihan muncul di hati anara. Ya kembali menetap anak itu, di tangannya masih memiliki dua buah roti yang baru saja ia curi tadi.
"Baiklah bibi tahu. Sekarang di mana kedua adikmu. Bolehkah bibi bertemu dengan kedua adikmu atau keluargamu..?" Tanya anara kepada anak tersebut.
"Boleh bibi tapi kami sudah tidak memiliki keluarga. Kedua orang tua kami menjual kami kepada seorang pria tua yang akan menjual kami kembali menjadi budak. Di sana Kami selalu disiksa dan bahkan tidak diberi makan, karena itu saya memutuskan untuk membawa kabur adik-adik Saya dari tempat itu." Ujar anak kecil itu dengan sedih.
Anara yang mendengar cerita pilu dari sang anak langsung meneteskan air matanya. Sekuat apapun anara, jika mendengar cerita yang seperti ini pasti perasaannya akan sesak dan merasa iba terhadap kehidupan anak-anak itu.
"Oh begitu.. maaf kalau pertanyaan bibi menyakiti hatimu. Sekarang bawalah bibi untuk bertemu dengan kedua adikmu. Ayo kita pergi.. kamu masih kuat jalan kan atau mau bibi gendong." Ujar anara kepada anak itu. Anak itu pun langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku masih kuat berjalan bi. Terima kasih bibi sudah mendengarkan keluh kesah ku dan menolongku. Ayo bi aku pertemukan bibi dengan kedua adikku." Ujar anak tersebut dengan mata yang berbinar-binar.
Akhirnya mereka semua meninggalkan tempat itu dan pergi ke tempat di mana anak ini tinggal bersama adik-adiknya. Di perjalanan menuju tempat tinggal ketiga anak itu, anara mengerutkan keningnya. Tampak mereka berjalan ke sebuah lingkungan yang cukup kotor.
Walaupun Desa pembuangan adalah tempat yang kotor, tapi di sana tidak pernah ada pemandangan yang sangat tidak enak dipandang mata. Apalagi di sini banyak genangan-genangan air yang mungkin akan menyebabkan sakit. Tak lama mereka sampai di sebuah gubuk yang hampir ambruk, bahkan dinding penutup yang dimiliki gubuk itu hanya tinggal beberapa saja. Walaupun anara dan kedua anaknya tinggal di gubuk juga, tapi gubuk ini terlalu sangat tidak layak untuk dihuni. Bayangkan saja jika sewaktu-waktu gubuk ini diterjang angin badai, bisa-bisa ketiga anak ini bisa tertimpa reruntuhan dan meninggal di tempat.
"Kita sudah sampai bi. Maaf ya bi, memang seperti ini tempat tinggal kami. Yang penting lelaki tua itu tidak menemukan keberadaan kami." Ujar anak itu dengan ekspresi yang begitu sedih. Tiba-tiba ada seorang gadis kecil yang datang menghampiri mereka, tubuhnya juga kotor dan sangat kurus. Melihat itu lagi-lagi hati kecil anara menjerit.
"Kakak anda telah kembali... Siapa mereka kak.." ujar gadis kumal itu. Anara langsung berjalan mendekat ke arah anak perempuan itu kemudian ia berjongkok men sejajarkan tingginya dengan anak perempuan tersebut.
"Siapa namamu Adik manis..?" Tanya anara kepada anak gadis itu. Anak lelaki itu yang memang belum memperkenalkan diri langsung bersuara.
"Adik saya namanya Sekar bibi, umurnya saat ini 4 tahun. Adik kedua saya yang sedang sakit namanya kripala, berumur 2 tahun. Dan saya sendiri bernama yoga, umur saya 5 tahun." Ucap yoga kepada anara.
Anara yang mendengarkan cerita tersebut cukup miris, Bagaimana anak-anak yang sekecil ini bisa bertahan hidup di tempat ini. Seketika hati kecil anara langsung bergejolak kembali. Ia pun menarik nafasnya untuk menenangkan hatinya.
"Baiklah bibi mengerti. Sekarang di mana adik bungsu mu.." ujar anara kepada yoga. Anara sendiri tak berani memasuki gubuk tersebut. ia khawatir saat dirinya masuk ke dalam gubuk itu takut gubuk itu akan ambruk. mengingat badannya yang mungkin akan menyenggol sesuatu disana.
"Adik saya di dalam bibi, dia sedang sakit." Jawab Sekar kepada anara.
Anara langsung mengelus kepala Sekar dengan sayang. hatinya miris dan sangat prihatin melihat kehidupan anak-anak kecil ini. Bagaimana mungkin ada orang tua yang dengan teganya membuang dan menjual anak-anak mereka hanya karena uang.
"Kalau begitu ambillah Adik kamu, dan bawa dia ke sini bibi ingin melihatnya." Ujar anara lagi kepada Sekar.
Sekar pun dengan patuh langsung masuk ke dalam gubuk tersebut dan langsung menggendong adiknya yang sedang tertidur tanpa selimut itu. Karena selimut satu-satunya mereka gunakan untuk alas tempat tidur Sang adik. Sementara anara langsung melihat ke arah 2 anak-anak nya itu.
"Bagaimana menurut Nakula dan Sadewa. Mau nggak punya saudara.. ??" Tanya anara kepada kedua anaknya.
Nakula dan Sadewa langsung memandang satu sama lain. Sementara Sadewa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh sang ibu, tapi Nakula memahami maksud ibunya. Yaitu ia ingin mengambil ketiga anak itu tinggal bersama mereka.
"Ibu, jika Ibu tidak kerepotan untuk mengurus kami, Kami mau punya saudara." Ujar Nakula kepada ibunya.
"Bagaimana dengan Sadewa..??" Tanya anara lagi. Sadewa malah dibuat bingung dengan penuturan sang ibu. Karena Sadewa cukup lama berpikir akhirnya Nakula menjelaskan.
"Ibu ingin mengadopsi kakak yoga dan adik-adiknya untuk menjadi saudara kita. Atau Ibu ingin mengangkat Kak yoga dan adik-adiknya untuk menjadi kakak kita. Kira-kira Sadewa mau tidak..??" Ujar Nakula menjelaskan kepada Sadewa. Sadewa yang mendengar penjelasan sang kakak langsung menganggukkan kepalanya.
"Iya Bu Sadewa mau. Lagi pula kakak yoga dan yang lainnya tidak punya keluarga kasihan mereka Bu." Ujar Sadewa yang begitu sensitif.
