Gadis cantik nan ceria selalu saja membuat orang di sekitarnya bahagia bernama Kania Natasya Gardana , dia membuat orang lain iri karena dia adalah anak CEO ternama.
tapi siapa sangka di balik sikapnya yang selalu ceria ,ternyata ada rahasia besar di baliknya .
rahasia apa yang di sembunyikan si gadis cantik ?...
oke guys jangan lupa di baca yah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ma'arifa senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka baru
Tasya mendapatkan kabar dari ibunya Kalau sang ayah sedang sakit,jadi Tasya langsung buru-buru meminta antar kepada Bryan untuk pergi ke kediaman kedua orang tuanya.
"kok saya baru denger sih kalau papah kamu sedang sakit?,"tanya Brian kepada Tasya yang sedang terlihat cemas.
"saya juga tidak tahu tuan, tapi saya tadi mendapatkan kabar dari tetangga saya, kalau papa sedang sakit parah dan aku harus pergi ke sana,"jawabnya dengan suara yang agak bergetar.
Brian di situ tahu bagaimana perasaan Tasya yang sekarang sedang bingung, Brian menggenggam satu tangan Tasya sambil satu lagi menyetir.
"kamu yang tenang dulu, dinginkan dulu pikiran kamu, yakin aja kalau orang tuamu tidak apa-apa dan mereka sehat-sehat di sana, mungkin hanya kecapean biasa,"ucap brian.
Tasya melihat ke arah tangannya yang digenggam oleh Brian, iya agak merasa tenang ketika Brian memperlakukannya seperti itu,tapi tiba-tiba ia mengingat perkataan dari Angeline kembali yang mengatakan kalau setelah setahun ataupun 3 bulan pernikahan Brian akan menceraikannya.
("kenapa dia tiba-tiba baik banget sama gue, apa dia begini karena gue lagi sedih aja,tapi gimana nanti kalau yang dikatakan oleh Angeline itu benar-benar terjadi ke gue,nggak mau jadi janda apa gue masih sekolah kayak gini, ganti apa kata teman-teman dan juga yang lain,"ucapnya dalam hati sambil termenung).
"Kamu kenapa hanya diam saja?,"tanya Brian.
"ah tidak kok tidak apa-apa, cuman sekali Tuan mau memegangi tangan saya?,"jawab Tasya sambil melirik ke arah genggaman tangan itu.
"apakah ada larangan saya memegang tanganmu?".
"bukannya Tuhan sudah berkomitmen dengan kontrak itu".
"lupakan saja dulu kontrak itu,itu hanya berlaku ketika berada di rumah dan ketika kita masih satu rumah".
"Apa maksud Tuan masih satu rumah?".
"iya satu rumah, Satu atap di mana kita berada di dalam naungan yang sama".
Tasya mulai berpikir lagi mengenai perkataan dari Angeline waktu itu.
"apakah Tuan memiliki niatan untuk berpisah?,"tanya Tasya sambil menundukkan kepalanya.
"kamu tahu dari mana mengenai hal itu?,"jawabnya sambil fokus menyetir.
"saya tahu dari nona Angeline,dia sendiri yang mengatakan kepada saya kalau selama 3 bulan pernikahan kami akan resmi berpisah setelah ini".
"apakah kamu setuju dengan permintaan itu?".
Tasya menarik nafasnya dalam-dalam dan ia menghembuskannya dengan perlahan.
"saya selalu siap dengan permintaan anda, saya selalu ingin bersikap ikhlas dengan apa yang terjadi kepada anda, jika memang Anda meminta untuk berpisah,apalah daya saya hanya bisa menuruti perkataan Anda karena saya adalah bawahan anda, dan bawahan harus selalu menuruti perkataan atasannya,"ucap Tasya dengan senyum.
Brian menghela nafasnya dengan kasar dan ia mulai menyetir mobil dengan kecepatan yang agak tinggi,ada rasa kesal kecewa dan juga rasa tidak menerima di dalam hati Brian.
("harusnya saya senang kalau Tasya mengatakan hal itu, tapi kenapa saya malah lebih berharap ucapan sebaliknya dari itu Dan saya berharap Tasya menolak permintaan saya,"ucapnya dalam hati).
sampainya di kediaman kedua orang tuanya, Tasya melihat ada bendera kuning berkibar tepat di depan rumahnya, dan di situ iya bener-bener merasa atas apa yang dilihatnya.
"kamu yang tenang dulu ya, kita masuk pelan-pelan,"ucap Brian sambil menggandeng tangan Tasya menuju ke dalam rumah.
dengan langkah yang pelan dan juga hati yang sekuat tenaga menahan, Tasya masuk ke dalam bersama dengan Brian,di situ sudah ada kedua orang tua Brian yang datang terlebih dahulu.
"nggak mungkin kan, ini beneran nggak mungkin kan, ini cuman mimpi, pasti ini mimpi iya kan, ayo dong ngomong ke aku kalau ini cuman mimpi, kalian semua cuman prank aja kan ke aku, ya kan kalian semua bohong kan sama aku, ayo ngomong... Jangan cuman diam aja.
Mama, Mama nggak mungkin bohong kan sama aku,ini semua nggak nyatakan dan ini cuman prank kalian aja kan buat ulang tahunku .
Bunda... bunda juga prank aja kan, pasti bunda itu disuruh sama Mama buat ngeprank aku kayak gini, ya kan bunda, ayo dong bunda juga ngomong jangan cuman diam gini aja, aku mohon bunda jawab aku,"ucap Tasya sambil bertanya ke sana kemari.
semua orang hanya terdiam dan mereka semua menundukkan kepala sembari menangis.
Tasya yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari orang-orang, ia pun tidak sabar dan langsung membuka apa yang berada di depannya.
"papaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!,"teriak Tasya dengan sekencang-kencangnya dengan ditemani oleh tangisan yang juga ikut bersamanya.
Di situTasya mulai lemas dan ia tidak bisa berfikir lagi hingga dirinya pun terjatuh tepat di sebelah mayat sang ayah.
"kenapa papa ninggalin aku begitu aja, papa kan udah janji sama aku kalau papa akan terus bareng sama aku,sekarang mana janji papa aku menagihnya sekarang,papa selalu mengatakan kepadaku meskipun aku orang jahat sekalipun aku harus tetap menepati janji dan berkata jujur.
tapi kenapa papa orang yang sangat baik tidak pernah berbohong kepadaku dan tidak pernah ingkar atas janji,sekarang papa sendiri yang mengingkari janji yang patah buat untukku.
mau ke siapa lagi aku pulang pah,tetaplah disini pah aku sangat merindukanmu aku mohon pak aku mohon, bangunlah pah aku menunggumu di sini, papah bangun ,"ucap Tasya sambil menggoyang-goyangkan tubuh sang ayah.
"kamu yang sabar ya,kamu harus tambah dan kamu harus ikhlas dengan apa yang terjadi,aku yakin ini adalah yang paling baik dan yang terbaik dari Allah,Allah lebih sayang dengan papah kamu ketimbang manusia lainnya maka dari itu Allah memanggil papa kamu, Kamu harus sabar dan kamu harus ikhlas melepaskan papah kamu,"Ucap Brian dengan lembut sambil memeluk tubuh Tasya dari belakang.
Tasya terdiam dan ia langsung membalikkan badannya lalu menangis saya jadi-jadinya dipelukan Brian, hal itu membuat semua orang menatap ke arah mereka berdua yang kini sedang berpelukan di depan semua orang dengan sosok suami yang sangat tegar dan juga terlihat sangat bijaksana.
"semuanya kita permisi dulu ya,"ucap Bryan berpamitan kepada semua orang dan membawa Tasya menuju ke dalam kamar.
sampainya di dalam kamar Tasya langsung melepaskan dirinya dan ia menangis di atas ranjang sambil menekuk kedua kakinya.
"kenapa kau kebahagiaanku begitu singkat,baru saja aku merasakan disayang oleh kedua orang tuaku,seperti memiliki keluarga utuh dan juga bahagia atas keluarga kecil ini, tapi sekarang semuanya telah usai, cinta pertama yang aku punya kini telah tiada, mungkin tidak akan ada cinta yang lain setelah ini,"ucap Tasya dengan lirih dan juga suara yang agak bergetar.
"Kamu harus sabar, aku tidak tahu bagaimana yang kamu rasakan saat ini, tapi aku sangat yakin kalau kamu adalah wanita yang paling kuat dan juga hebat, yakinlah dengan apa yang terjadi Sekarang pasti kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang berkali-kali lipat di kehidupannya,"ucap Brian sambil mengusap-usap punggung Tasya.
Tasya hanya menganggukkan kepala dan tak menggubris ucapan dari Brian, perlahan kepala Tasya mulai sakit dan ia rasanya berat sekali untuk membuka kedua matanya,hingga beberapa saat kemudian Tasya pun pingsan .
🌺💫🌺
Oke Guys terima kasih buat yang sudah baca dan selamat membaca:)