NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air kran

Suasana sedikit canggung belakangan ini. Terutama setelah insiden rebutan ponsel antara Jharna dan Kelvin. Mereka tidak banyak berbincang, hanya pembicaraan singkat saja seperti menawari makan. Padahal biasanya mereka bisa berbincang seharian tentang apapun, sekalipun hal yang tidak penting di dunia ini.

Seperti hari ini, saat Kelvin bangun pagi, Jharna sudah kembali dari supermarket, membeli beberapa bahan makanan untuk ia masak. Tumben sekali wanita itu tidak membangunkan Kelvin atau memintanya untuk menemaninya ke supermarket. Kelvin melihat jam di tangannya, ini masih pagi dan Jharna sudah kembali membeli bahan makanan. Jam berapa dia keluar apartemen?

“Kamu dari supermarket?” Kelvin mendekat pada Jharna untuk mengambil air minum.

“Iyaa,” sahut pendek wanita itu. Ia masih menghindari kontak mata dengan Kelvin dan malah fokus dengan sayuran yang sedang ia kupas. Sambil minum Kelvin memperhatikan wanita itu dengan seksama.

“Perlu bantuanku?” tanyanya lagi. Ia sangat suka setiap kali Jharna berteriak memanggilnya dan meminta bantuan. Tetapi sudah dua hari ini wanita ini jarang memanggil namanya.

“Gak usah, udah mau selesai.” Wanita itu tersenyum kecil, tetapi bukan pada Kelvin, melainkan pada wortel yang sedang ia kupas.

“Apa wortel itu lebih menarik dariku?” pikir Kelvin. Rasanya ia ingin merebut wortel itu dari tangan Jharna, karena sayuran kuning itu sudah mengalihkan perhatian Jharna.

Merasa di perhatikan, Jharna akhirnya menaruh sayurannya. Ia berniat untuk mandi terlebih dahulu. Tidak, ia ingin mengulur waktu agar laki-laki di sampingnya sedikit memberinya jarak. Keberadaan laki-laki ini membuat jantungnya tidak aman. Sering sekali berdebar kencang tidak karuan. Ia tidak mau mati muda karena serangan jantung.

“Mau ke mana?” tanya Kelvin saat melihat Jharna berlalu pergi.

“Mau mandi,” Wanita itu tetap meneruskan langkahnya.

“Perlu kemejaku?” Masih usaha ya pak.

“Aku udah cuci semua baju baruku, terima kasih.” Hanya sekilas saja Jharna menoleh kemudian kembali berlalu dan menghilang di balik pintu kamarnya.

“Hah, dia menghindariku. Apa tingkahku kemaren berlebihan? Apa dia gak nyaman kalau aku ada? Kapan dia manggil namaku lagi dan minta tolong ini dan itu?” laki-laki itu benar-benar serius berpikir. Ia mencari cara untuk mrmbuat Jharna akhirnya bicara padanya.

“Hahahaha… aku ada ide,” Kelvin tertawa nakal. Melihat sayuran yang baru di kupas Jharna, ide jahilnya tiba-tiba saja muncul.

Ia berjongkok lalu membuka kitchen set bawah yang menutupi bagian pembuangan sekaligus sumber air wastafel. Dengan isengnya ia menutup kran air agar Jharna kebingungan karena tidak bisa mencuci sayuran. Dengan begitu, ia yakin Jharna akan memanggilnya. “Kelvin, toloooong,” Kelvin mencontohkan gaya Jharna saat meminta tolong padanya. Manis dan lucu. Matanya yang bulat akan menatapnya penuh harap.

“Hahahaha….” Kelvin tertawa rendah agar tidak terdengar oleh Jharna. Setelah pekerjaannya selesai, laki-laki itu pun bergegas ke kamarnya. Ia menyalakan CCTV rumahnya dan memantau Jharna dari layar laptopnya. Ia benar-benar menunggu Jharna keluar dari kamarnya.

Lima menit sudah Kelvin menunggu Jharna keluar. Jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabar. Ia terus memandangi layar laptopnya sambil memperhatikan jam di sudut kanan bawah laptopnya.

“Biasanya dia mandi sekitar sepuluh menit. Ini udah dua belas menit kok belum keluar ya?” Kelvin menunggu dengan gelisah. Ia berjalan mondar mandir di kamarnya, sambil mengguyar rambutnya kasar, menggaruknya dan lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya.

Tidak tahan, akhirnya ia memperhatikan lagi layar laptopnya. “Ayo dong keluar, kok lama banget yaa….” Kelvin benar-benar tidak sabar. Bujuk di cinta ulam pun tiba, matanya langsung membulat saat ia melihat pintu kamar Jharna terbuka. Senyumnya terlihat lebar dan segera berguling ke kasurnya dan memeluk guling saat melihat sosok cantik Jharna keluar dari kamarnya dengan mengenakan dress barunya. Ia tidak tahan dengan rasa gemasnya sendiri. Ia membayangkan langkah kaki Jharna menuju dapur dan menunggu wanita itu memanggil namanya.

“Kok belum manggil juga ya?” Kelvin penasaran. Ia bersembunyi di bawah bantal yang menutupi kepalanya, entah untuk alasan apa. Jantungnya berdebar kencang menunggu suara Jharna.

“Vin,” panggil suara di luar sana.

“YES!!!!” Kelvin langsung terlonjak senang.

“Kelviin….” Seperti yang diharapkan, lagi Jharna memanggilnya.

“Ya,” Kelvin pura-pura malas menimpali.

“Aku boleh minta tolong? Air krannya mati. Kenapa ya?” suara Jharna terdengar persis di depan kamarnya. Kelvin cekikikan sendiri mendengar suara Jharna.

“Kurang tau, aku kan bukan petugas PDAM.” Kelvin sengaja bersuara sedikit ketus, ketara sekali kalau ia sedang kesal.

“Iyaa, aku tau. Tapi aku juga gak tau harus minta tolong sama siapa lagi, kalau bukan sama kamu.” Suara Jharna terdengar memelas, memuat Kelvin tidak tega.

“Aku pikir kamu gak butuh sama aku. Kamu kayak males ngobrol sama aku. Padahal kan kalau aku bikin kamu kesel, kamu tinggal bilang kayak biasanya. Kenapa malah menghindar?” Kelvin menggunakan kesempatan ini dengan baik.

“Maaf, aku gak marah kok sama kamu. Aku cuma,” Jharna terdengar ragu. Ia memandangi pintu kamar Kelvin yang masih tertutup rapat. Bingung mau menjelaskannya seperti apa. Ia juga tidak mengerti mengapa harus bersikap seperti ini pada Kelvin.

“Kamu keluar sebentar ya, aku minta tolong….” Jharna mengubah kalimatnya, padahal Kelvin menunggu lanjutan kalimat Jharna.

“Aku akan keluar, kamu masuk dulu aja ke kamar kalau masih males liat aku,” laki-laki itu mulai merajuk, kali ini ia mengungkapkan perasaannya dengan sebenarnya.

“Aku gak males kok liat kamu, aku bakal tetep di sini. Keluar ya, sebentar,” bujuk Jharna.

Tidak ada jawaban dari dalam sana. Wanita itu tidak tahu kalau Kelvin sedang merapikan penampilanya sebelum bertemu Jharna.

“Vin,….” Jharna menempelkan telinganya ke daun pintu karena suara Kelvin malah tidak terdengar sama sekali.

“Ya,”

“Astaga!” seru Jharna saat pintu kamar kelvin terbuka tiba-tiba. Matanya membulat dan tangan kanannya memegangi dada yang berdebar kencang.

“Kenapa? Mau pergi?” tanya laki-laki itu seraya menatap mata Jharna dengan tajam.

“Ng-nggak….” Lagi Jharna membatu. Tatapan kelvin memang aneh, seperti ada badai salju yang membuat Jharna membeku. Ini yang ia tidak suka. “Maaf ganggu istirahat kamu, tapi tolong ikut aku sebentar.” Lihat, matanya begitu penuh harap, membuat Kelvin menggigit bibirnya sendiri karena gemas.

Laki-laki itu berjalan lebih dulu meninggalkan Jharna dan wanita itu mengekorinya. Tiba-tiba laki-laki itu berhenti, DUK! Membuat Jharna menubruk punggungnya yang kekar.

“Aduh,” Jharna mengaduh sambil mengusap dahi dan hidungnya yang menabrak punggung Kelvin.

"Makanya jangan deket-deket." Laki-laki itu terkekeh dalam hati, karena ia memang sengaja. Ia pura-pura tidak peduli, padahal ia sedang menyembunyikan senyum jahilnya. Ia berbelok, mengambil alat pertukangan sederhana. Sebuah tang ia ambil.

“Tadi pagi sebelum mandi, bisa aku nyalain. Apa debit airnya berkurang ya, gara-gara aku mandi?” tanya Jharna yang kebingungan.

“Mungkin ada yang mampet,” Kelvin menjawab sekenanya, karena ia tahu persis ini semua gara-gara tingkahnya.

“Apa harus di bongkar?” Jharna ikut berjongkok di samping Kelvin.

“Aku coba dulu, takutnya dari kran utamanya ada yang macet.” Kelvin beralasan, ia memutar kran utama di bawah pipa, tetapi malah sangat keras. Ia memutarnya beberapa kali, tidak berhasil juga.

“Astaga, apa jadi beneran macet?” batin Kelvin yang bingung sendiri. Ia terus berusaha memutar-mutar kran utama, tetapi tetap tidak bisa. “Akh sial! Kenapa malah macet beneran?” Kelvin mengupat dalam hatinya.

“Beneran ada yang mampet ya, Vin?” Jharna semakin mendekat pada Kelvin, wajah keduanya bersisian. Ia bisa melihat Kelvin yang sudah berkeringat dan kesulitan.

“Iya sepertinya,” Kelvin jadi gemetar. Ia mengetuk-ngetuk pipanya dan,

BYURRR!!! Air meyembur begitu deras dari pipa yang berlubang karena ketukan Kelvin.

“Aaakk….” Jharna berteriak kaget karena air itu tidak hanya menyemprot Kelvin, melainkan juga dirinya. Mengguyur tubuh keduanya hingga basah kuyup.

Cepat-cepat Kelvin mengambil karet besar untuk mengikat pipi itu, menambalnya dengan lem dan menahannya beberapa saat. Satu tangan lainnya berusaha memutar kran dan kali ini berhasil.

“Hah, akhirnya….” Lenguh Kelvin saat semburan air itu berhasil di hentikan. Ia terduduk lemah di lantai begitu pun dengan Jharna.

Jharna terkekeh mengingat kejadian tadi, begitu pun dengan Kelvin. Mereka sama-sama tertawa memandangi tubuh mereka yang basah kuyup. Jharna mengambil tissue di dekatnya lalu mengusap wajah Kelvin yang basah. Untuk beberapa saat mereka saling berpandangan dan tawa renyah itu berubah menjadi tatapan lekat untuk satu sama lain. Untuk beberapa saat dunia seperti berhenti berputar. Keduanya saling berpandangan dengan detak jantung yang berdegub kencang. Napas keduanya terdengar tertahan, bingung untuk selanjutnya harus bersikap seperti apa.

“Kalian lagi ngapain?” tanya suara yang tiba-tiba terdengar.

Keduanya kompak menoleh, “Bobby?” mereka terperanjat saat sadar ada Bobby dan Amilny yang ikut berjongkok menatap heran keduanya.

“Main air? Atau main apa?” Bobby terkekeh pada pertanyaannya sendiri.

“Hah, ngg-nggak kok.” Jharna segera menurunkan tangannya yang sedang mengelapi wajah Kelvin. Entah sejak kapan orang ini ada di sini, sampai mereka tidak sadar dan tidak mendengar apapun. Keduanya kompak berdiri dengan tubuh basah kuyup.

“Airnya mati, jadi gue benerin. Sekarang udah jalan lagi, udah bisa di pake,” penjelasan kelvin sebenarnya tidak Bobby butuhkan. Laki-laki itu hanya bersidekap sambil mengangguk-angguk seperti burung perkutut.

“Gue mau mandi!” ujarnya seraya memberikan tang-nya pada Bobby lantas berlalu pergi.

“Aku ganti baju dulu,” Jharna ikut pamit tanpa berani menatap Amilny yang sedang memandanginya.

Hanya tersisa dua orang itu yang kemudian saling menoleh dan melempar senyum. “Yakin mereka main air?” tanya Bobby iseng sambil mengangkat-angkat sepasang alisnya yang tebal.

“Yaaang, jangan suka iseng akh!” Amilny mencubit sang suami dengan gemas.

“Adduuhh aduuhh, iya ampun. Gak iseng lagi.”

****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!