Hasrat Kakak Ipar

"Yakin lo Kai? lo dua bulan yang lalu pengen banget ketemu kembali sama Arka, eh sekarang malah jadi kakak ipar sendiri." Timpal Yuna.

Kaira hanya diam sambil mengaduk-aduk jus di depannya. "Gue gak tahu..."

"Dua hari lagi gue juga bakal bersama Arka ke perusahaan om Ditama untuk menjalankan proyek di sana.." Lanjut Kaira.

"Jaga iman ya haha..." Kekeh Sindy.

"Dih orang dingin kayak begitu, sama kak Indah aja minim bicara apalagi sama gue adik iparnya." Timpal Kaira dengan sedikit kekehan.

"Ya pasti banyak bicara Kai dia yang mengatur semuanya, termasuk belanja ini itu bareng lo.."

"Bener-bener!.." Balas Yuna.

"Menurut gue, kalau lo beneran suka sama Arka gak papa jangan bertingkah lebih apalagi sampai melewati batas dia kan kakak ipar lo. Takutnya dia ilfil atau gimana, kecuali nih ya kalau dia terbuka sama lo.." Nasehat Sindy.

"Maksudnya masih ada peluang gitu?." Balik tanya Kaira.

"Heem..."

"Secara kan Kai, si Indah jarang ada waktu buat Arka lakinya nginep aja ditinggalin bukan dikelonin, bisa jadi dia butuh sosok wanita yang selalu ada di sisinya..." Ucap Yuna.

"Lo harus coba jika memang menyukainya, kalau Arka memberi respon bagus lanjutkan, kalau tidak stop jangan jadi pelakor. Satu lagi dekati lelaki itu untuk mengetahui hubungannya dengan Indah seperti apa, agar nanti kamu leluasa bergerak tanpa merasa terancam." Timpal Sindy.

Kaira memahami ucapan kedua sahabatnya itu. "Oke nanti kalau mood dicoba.." Lirihnya.

Mereka bertiga mengobrol tentang ini itu sesekali diiringi gelak tawa, setelah selesai Kaira pamit. "Hari ini gue harus ke perusahaan papa, tidak bisa lama-lama di sini."

"Yaudah hati-hati titip salam buat om Rangga juga tante Luna Kai..." Ucap Sindy dan Yuna.

"Oke, see you..."

"See you..."

Kaira melajukan mobilnya membelah jalanan raya menuju perusahaan papanya, di sana ia mengarahkan beberapa designer untuk hasil yang lebih memuaskan, tak sedikit orang-orang merasa kagum dengan bakat Kaira dalam mendesain. Pantas saja butiknya yang di Bandung sangat terkenal kemana-mana.

***

2 hari kemudian....

Indah mengetahui jika Arka akan membawa Kaira pergi ke perusahaan om Ditama untuk menjalankan proyek, tentunya ia merasa senang karena bisa leluasa berduaan dengan sang kekasih tanpa ada yang curiga.

Arka sudah menunggu di bawah, Kaira menuruni tangga dengan kopernya.

"Indah kamu tidak ikut Arka?." Tanya mama Luna.

"Tidak ma, di perusahaan besok ada meeting. Perusahaan Arka terbilang jauh aku tidak mau mengabaikan pekerjaan di perusahaan papa." Jawab Indah.

"Ada benarnya juga, Arka apa kamu keberatan?." Ucap Rangga.

"Tidak pah..."

"Oke, Kaira papa sudah menitipkanmu sama kak Arka. Tetap profesional dan jangan berulah!.."

"Ya pah Kaira udah gede..." Balas Kaira.

Mereka berdua berpamitan, sebelum pergi Arka mengecup kening Indah untuk melancarkan sandiwara. Kaira memutar mata malas melihat itu.

Mobil hitam milik Arka meninggalkan pelataran rumah keluarga Rangga, membelah jalanan raya menuju perusahaan Ditama.

Kaira menatap wajah Arka yang fokus menyetir. "Apa akan lama sampai perusahaan?."

Arka menatap Kaira sekilas. "Sekitar 5 jam pasti kemalaman, kita nanti menginap dulu di apartemen.."

Kaira hanya manggut-manggut saja ia bingung harus bicara apalagi.

"Apa kau tidak takut?."

"Takut?." Balik tanya Kaira sambil menatap intens wajah Arka. "Kenapa harus takut memangnya ada apa?."

"Menginap di apartemen bersamaku..."

Kaira seketika terdiam pikirannya menerawang jauh. "Aku tidak perlu takut bukankah kau kakak iparku?." Sengaja Kaira.

Di tengah perjalanan itu tiba-tiba Arka menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Ada apa?."

Arka menatap lekat wajah cantik Kaira yang menatapnya juga penuh tanda tanya.

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya sebagai dukungan, kasih saran juga kritiknya di kolom komentar!..🤗