NovelToon NovelToon
Putri Palsu Sang Antagonis

Putri Palsu Sang Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:676.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Zoe Aldenia, seorang siswi berprestasi dan populer dengan sikap dingin dan acuh tak acuh, tiba-tiba terjebak ke dalam sebuah novel romantis yang sedang populer. Dalam novel ini, Zoe menemukan dirinya menjadi peran antagonis dengan nama yang sama, yaitu Zoe Aldenia, seorang putri palsu yang tidak tahu diri dan sering mencelakai protagonis wanita yang lemah lembut, sang putri asli.

Dalam cerita asli, Zoe adalah seorang gadis yang dibesarkan dalam kemewahan oleh keluarga kaya, tetapi ternyata bukan anak kandung mereka. Zoe asli sering melakukan tindakan jahat dan kejam terhadap putri asli, membuat hidupnya menjadi menderita.

Karena tak ingin berakhir tragis, Zoe memilih mengubah alur ceritanya dan mencari orang tua kandungnya.

Yuk simak kisahnya!
Yang gak suka silahkan skip! Dosa ditanggung masing-masing, yang kasih rate buruk 👊👊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak

"Zoe akan tinggal bersamaku."

Semua kepala sontak menoleh ke arah suara tersebut.

Pintu besar terbuka, memperlihatkan sepasang suami istri paruh baya yang berdiri dengan penuh wibawa.

Sang pria mengenakan setelan jas sederhana namun elegan, wajahnya tenang dengan tatapan tajam penuh percaya diri. Dan wajahnya tampan.

Di sampingnya, seorang wanita cantik mengenakan dress pastel yang anggun, dengan senyum hangat dan aura keibuan.

Joe, Tina dan kelima anaknya tampak terkejut.

"Tante Nayla? Om Zero?" seru Jesper spontan, suaranya campur antara bingung dan heran.

Nayla dan suaminya melangkah masuk dengan santai, seolah kehadiran mereka adalah hal yang paling wajar di dunia.

Tina langsung berdiri dari kursinya, menatap tajam ke arah wanita yang tak lain adalah adik kembarnya sendiri meski mereka tak terlihat identik.

Nayla memiliki aura tegas dan bar-bar tapj hangat pada Zoe, kebalikan dari Tina yang lembut namun kaku.

"Apa maksudmu Zoe akan tinggal bersamamu?" tanya Tina, suaranya mengandung amarah yang ditahan.

Nayla tak terganggu sedikit pun. Ia hanya tersenyum kecil, lalu berjalan mendekati meja makan, menatap Zoe yang masih duduk di kursinya dengan wajah datar.

"Ya, Zoe akan tinggal bersamaku," ulang Nayla dengan tenang. "Bukankah begitu, Zoe sayang?"

Semua mata kini tertuju pada Zoe.

Gadis itu tidak langsung menjawab. Pandangannya tertuju pada wajah lembut Nayla ada sesuatu yang terasa familiar.

Kilasan ingatan semalam kembali, potongan ingatan Zoe asli tentang seorang wanita yang sering membelainya lembut saat kecil.

Sosok yang tertawa sambil memakaikannya bando kecil berwarna pink, memanggilnya “sayang”, dan menatapnya seperti harta paling berharga.

Itu dia. Wanita itu adalah dia.

Zoe menunduk pelan, matanya berkaca-kaca namun tetap bisa menahan diri. Ia tidak tahu pasti apa hubungan mereka, tapi hatinya terasa aneh.

Hangat.

Tina melangkah maju, suaranya menegang. "Nayla, jangan ikut campur. Ini urusan keluargaku."

Nayla menoleh pelan, matanya menatap tajam kakaknya.

"Keluargamu?" tanyanya dengan nada dingin tapi elegan.

"Kau sendiri yang membiarkan semua anakmu menghina Zoe di rumah ini. Kau sendiri yang memindahkan dia ke paviliun. Dan sekarang, setelah dia ingin pergi, kau seolah peduli?"

Tina terdiam. Rahangnya mengeras.

Om Zero akhirnya bicara, suaranya dalam dan tenang.

"Zoe adalah gadis baik. Kami tahu dia bukan keponakan kandung kami. Tapi dia pernah menjadi bagian dari keluarga ini. Dan Nayla ...."

Ia melirik istrinya sebentar sebelum melanjutkan."sangat menyayangi Zoe. Bahkan sejak dulu."

Nayla mengangguk setuju apa yang dikatakan sang suami. Dia memang sangat menyayangi Zoe. Dulu saat melahirkan, putrinya tidak selamat karena terlalu banyak menelan air ketuban. Usia sang putri sama seperti Zoe karena Nayla dan sang kakak lahiran secara bersamaan.

Zoe hanya diam, merasakan sesuatu menyentuh hatinya. Ada semacam kesedihan dalam sorot mata Nayla yang tak bisa disembunyikan.

"Zoe," panggil Nayla pelan. "Kau tak harus hidup di tempat yang membuatmu merasa sendiri. Jika kau bersedia, ikutlah bersamaku."

Zoe membuka mulut, hendak menjawab, tapi belum sempat satu kata pun terucap, suara Tina langsung memotong:

"Zoe lebih baik tetap di sini daripada tinggal bersamamu, Nayla."

Tuan Joe ikut mengangguk pelan, bersuara, "Betul. Dia masih sekolah. Tak perlu pindah ke mana-mana. Kami bisa mengurusnya."

Nayla menoleh tajam ke arah kakak kembarnya dan kakak iparnya. Senyumnya lenyap. Sorot matanya kini berbeda. Tajam, menyala, dan penuh perlawanan.

"Oh? Jadi kalian ingin Zoe tetap di sini supaya bisa kalian siksa perlahan-lahan, begitu?"

Nayla melanjutkan ucapannya. "Kalian ingin dia jadi kambing hitam kalau terjadi sesuatu sama putri kesayangan kalian, begitu?"

Seluruh ruangan hening. Arya dan Arvan berhenti menggigit roti, Varo menatap meja, dan Alicia hanya bisa menunduk, terlihat gelisah.

Tina mendengus, mencoba bersikap tenang. "Siapa bilang? Kami memperlakukan Zoe dengan baik kok."

"Dia kami rawat sejak kecil, kami sekolahkan, beri tempat tinggal. Semua itu sebelum kami tahu kalau dia bukan putri kandung kami yang tertukar," ujarnya lagi.

Nayla mengangkat alis, lalu tertawa kecil, sinis. "Oh? Diperlakukan dengan baik? Kalau memang begitu, kenapa dia harus tidur di paviliun belakang, hah?"

Tina membuka mulut, tapi tak ada kata keluar. Nayla melanjutkan, nadanya lebih tajam.

"Kamar tamu di rumah ini ada lebih dari tiga. Tapi kalian malah meletakkannya di bangunan terpisah. Seperti membuangnya. Kau bilang itu memperlakukan dengan baik?"

Tuan Joe yang biasanya tenang kini hanya diam. Tak membantah. Tak menyela.

Alicia yang dari tadi diam, akhirnya angkat bicara, "Tante Nayla, jangan salahkan Papa dan Mama, ini semua—"

Nayla langsung menatap tajam gadis itu, membuat Alicia terdiam. "Tidak ada yang menyuruhmu, berbicara."

Alicia menunduk takut dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan Nayla, sama sekali tidak peduli dengan gadis itu, dari awal gadis itu datang di rumah ini, entah kenapa Nayla tidak suka, meski Alicia bersikap lemah lembut dan sopan.

Zoe memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas panjang. Suaranya terdengar pelan saat ia membuka suara, "Tante Nayla..."

Nayla menoleh dengan lembut.

Zoe menatapnya, kali ini bukan dengan dingin, tapi dengan hati-hati. Ada emosi yang sulit dijelaskan di matanya.

Zoe menatap Nayla. "Terima kasih atas kebaikannya."

"Tapi maaf, aku tidak mau merepotkan Tante lagi," lanjut Zoe

Nayla tampak hendak membantah, tapi Zoe mengangkat tangan pelan, meminta untuk menyelesaikan ucapannya.

"Aku tahu... aku bukan keponakan Tante. Kita bahkan tidak punya hubungan darah. Aku hanya anak yang tertukar dan kebetulan saja dulu Tante sayang sama aku."

Suasana kembali hening.

Zoe menunduk sebentar, lalu kembali menatap wajah wanita yang pernah ia lupakan namun kini terasa begitu dekat.

"Aku harus belajar hidup sendiri. Karena dari awal aku memang sendiri."

Nayla menatap gadis itu dengan mata berkaca-kaca, namun tetap tersenyum. Ia tidak akan memaksa.

"Kalau begitu, kalau suatu hari kau butuh tempat pulang. Rumah Tante akan selalu terbuka untukmu, Zoe."

Zoe tersenyum tipis. Mungkin itu pertama kalinya pagi ini ia benar-benar tersenyum, walau samar.

"Terima kasih, Tante."

Zoe akhirnya berdiri lalu menunduk hormat pada Tina dan Joe, setelahnya dia beranjak.

Nayla kemudian menggandeng lengan Zoe, membuat Zoe terkejut dan menatapnya.

"Kalua begitu, biar Tante yang memgantarmu mencari kontrakan," kata Nayla.

Zoe ingin membantah, tapi Nayla dengan cepat mengangkat tangannya. "Gak ada bantahan. Kalau kamu nolak, maka Tante akan mengajakmu tinggal di rumah Tante."

Zoe menghela napasnya, lalu akhirnya mengangguk. "Baiklah! Terima kasih, Tante."

"Yuk, kita berangkat sekarang!"

Nayla tersenyum lebar, lalu tanpa menyapa saudaranya ataupun yang lain. Mereka melenggang keluar dari mansion Wiratmaja.

1
Firginia N oktavia
lama amat ya up nya Thor
udah penasaran banget ini
Wiwin Ma Vinha
apa wanita yg dl ngulik zoe tuh si stella ya,kom aq jd curiga
Pandin Beatrix
alicia anak kaget dr hidup di panti asuhan tiba tiba msk dlm keluarga kaya, hatinya penuh iri dengki
Pandin Beatrix
semakin tegang , semoga busur Zoe tepat sasaran
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
aku akan cuba bersabar menanti!!!
Pandin Beatrix
astaga Zoe ikut lomba panahan & tembak lagi , semoga menang
Pandin Beatrix
horeee Zoe menang , kamu mmg jenius , sebaliknya dgn alicia Krn iri dengki jadi kalah deh
Pandin Beatrix
Zoe dpt dukungan dr keluarganya kecuali wiratmaja
Pandin Beatrix
bertambah lagi satu ular beludak didekat Zoe, muka polos hati berbisa
YuWie
kupimir yg hancur tina,ternyata malah zoe
Pandin Beatrix
senangnya Zoe bisa bertemu keluarga besarnya
Pandin Beatrix
Zoe dpt mobil baru mrk iri, iri tanda tak mampu
Pandin Beatrix
siapa perempuan diatas kapal itu Yach, jangan2 sejak awal dia hanya diadu domba dgn kelg Dallen
Pandin Beatrix
bagus satu satu org yg pernah di-bully oleh Zoe asli dulu didatangin utk minta maaf
Pandin Beatrix
siapa yg inginkan kematian Zoe ? pasti org bermodal gede Krn bs nyewa org utk mencelakakan
Pandin Beatrix
rasakan kalian akhirnya sujud minta maaf didepan Zoe
iin marlina
yeh masih panjang ini cerita
pasti ada salah paham ini
Pandin Beatrix
jd Melisa dkk yg berbuat lantas Zoe yg dituduh, hmm dasar mrk buta hati
Pandin Beatrix
semoga kedua kembar itu besok2 dapat karna Krn selalu menuduh Zoe tanpa bukti
Pandin Beatrix
ooh ternyata yg ngirim transferan fantastis kerekening Zoe itu Ryder yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!