brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat ini Tiara dan juga Asmirandah, tengah berada di sebuah Cafe yang terletak tidak jauh dari rumah Tiara. karena atas permintaan Asmirandah, mereka akan membahas masalah dari wanita itu tanpa diketahui oleh keluarga dari Tiara.
Karena Asmirandah merasa sangat tidak enak jika sampai masalah pribadinya, diketahui oleh orang lain.
"Maaf aku terlambat."ucap seseorang dari sebelah sana. membuat kedua wanita itu seketika menoleh ke arah sumber suara. dan betapa terkejutnya Asmirandah, saat mendapati laki-laki yang mati-matian ia hindari, tengah berada di belakangnya saat ini.
Tentu saja, tatapan wanita itu seketika mengarah ke sahabatnya. yang saat ini, telah memandang ke arah lain karena menghindari tatapan dari wanita itu.
"halo, apakah aku boleh duduk?"tanya laki-laki itu Seraya melambaikan tangan di depan wajah Asmirandah dan juga Tiara yang sama-sama terdiam.
"e..eh silakan Kak."ucap Tiara dengan raut wajah gugup. bukan apa-apa, wanita itu gugup karena melihat tatapan dari Asmirandah yang sangat menghunus hatinya itu.
Sementara Zidane yang mendengar itu, segera mendudukkan dirinya di samping wanita yang akhir-akhir ini, mencuri perhatiannya.
"Ada apa denganmu? kenapa kamu menghindariku seperti ini? bukankah aku tidak memiliki masalah padamu?"'beberapa pertanyaan itu, meluncur bebas dari mulut Zidane.
Membuat Asmirandah yang mendengarnya, sejenak terdiam. namun beberapa saat, wanita itu menggelengkan kepalanya.
"tidak ada apa-apa. tolong jangan pernah temui atau berhubungan lagi denganku."setelah mengatakan hal itu, Miranda segera bangkit dari tempat duduknya hendak pergi dari sana. namun, seketika langkahnya itu langsung terhenti. saat tubuh wanita itu, di peluk dari belakang.
Tentu saja hal itu membuat semua orang yang ada di sana, merasa sangat terkejut. terutama Asmirandah. wanita cantik itu sampai mematung di tempatnya.
"aku merasa aku mulai menyukaimu."ucap laki-laki itu berbisik di telinga wanita yang tengah ia peluk itu. membuat wanita itu semakin tidak berkutik. karena entah mengapa, wanita itu merasakan jantungnya sedikit berdebar.
"Ada apa ini kenapa aku seperti ini?"batin wanita itu bertanya-tanya."tidak. sampai kapanpun, kau tidak boleh menyukai laki-laki itu. jangan sampai, membuat Naomi semakin murka."lanjutnya menutup hatinya yang mulai tidak terkendali itu.
bugh
"aaakkkhhhh!"Zidane berteriak kaget Seraya tubuhnya, melangkah mundur. setelah perutnya, di sikut dengan sangat keras oleh wanita itu.
"jangan bersikap kurang ajar seperti ini. Dan tolong, jangan pernah ganggu aku!"ucap wanita itu penuh dengan tatapan tajam dan juga kalimat yang ditekankan. kemudian setelah itu, berlalu dari sana.
Sementara Tiara yang melihat itu, tempat tercengang. karena selama mereka bersahabat, Tiara mengenal Asmirandah adalah sosok yang lemah lembut tidak pernah melakukan kekerasan pada siapapun. kamu sekarang, wanita itu seperti melihat sisi lain dari Asmirandah.
Setelah kesadarannya pulih, wanita itu segera berlari mengikuti ke mana sahabatnya itu pergi.
***
"Asmirandah, tunggu!"teriak Zidane Seraya mencoba untuk menggapai wanita itu kembali.
"lepaskan aku Bang!"ucap wanita itu yang sedikit meronta. karena Zidane, telah berhasil menggapai pergelangan tangan wanita itu.
Zidane yang mendengar itu, seketika menggelengkan kepala."sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu. karena kamu, sudah menjadi tanggung jawabku."sahut Zidane dengan nada suara yang sangat tegas.
"hah? sejak kapan aku menjadi tanggung jawabmu?"tanya wanita itu dengan raut wajah tak percaya.
"sejak kedua orang tuamu melimpahkan tanggung jawab ini padaku."jawab Zidane dengan santai.
Asmirandah seketika memutar bola mata malasnya. saat mendengar jawaban dari laki-laki yang pernah menjadi kekasih kakak kandungnya itu. ayolah itu hanya basa-basi jangan dianggap serius. batin Asmirandah mengutuk keras laki-laki yang melaksanakan permintaan dari orang tuanya itu.
"itu hanya basa-basi saja Bang. jangan pernah dianggap serius."
"tapi aku ingin menganggap permintaan dari kedua orang tuamu itu serius. emangnya tidak boleh?"tanya Zidane menatap ke arah manik mata milik mantan calon adik iparnya itu.
"tidak! sampai kapanpun, aku tidak ingin bersama dengan laki-laki yang pernah dicintai oleh kakakku. atau bahkan sampai saat ini, Kak Naomi masih memiliki perasaan padamu."sahut wanita itu dengan nada tegas.
"dan aku sama sekali tidak memperdulikan hal itu."setelah mengatakan hal itu, Zidane segera menggendong Asmirandah seperti seseorang yang tengah memikul beras di pundaknya.
Tentu saja, hal itu membuat wanita cantik itu merasa sangat terkejut. Asmirandah dengan segera meronta agar dilepaskan.
"Abang tolong lepaskan!"pinta Asmirandah masih tetap meronta-ronta. namun hal itu sama sekali tidak diperdulikan oleh laki-laki itu. karena Zidane masih tetap menggendong tubuh wanita itu dan memasukkannya ke dalam mobil.
Rencananya, laki-laki itu akan membawa Asmirandah ke suatu tempat agar bisa melupakan sejenak beban hidupnya. yang entah sejak kapan, wanita itu memikulnya.
Zidane segera melajukan kendaraan itu dengan kecepatan di atas rata-rata. sementara Asmirandah, wanita itu mulai ketakutan. memikirkan jikalau laki-laki yang ada di sebelahnya saat ini, melakukan sesuatu hal yang tidak ia inginkan.
"Bang, Abang jangan macam-macam ya, aku bisa teriak!"ancaman wanita itu menatap tajam ke arah Zidane.
Sementara laki-laki itu, hanya terdiam tak memperdulikan ocehan dari wanita yang ada di sebelahnya saat ini. tak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpangi oleh keduanya telah sampai di sebuah danau yang sangat indah.
Tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang awalnya merasakan hal yang sangat menyebalkan, seketika merasa semuanya melebur menjadi satu setelah melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya saat ini.
"indah sekali pemandangan ini."ucap wanita itu tanpa sadar. dan mulai melangkahkan kakinya untuk menuju ke tempat itu. sementara Zidane, laki-laki itu hanya terdiam selaya tersenyum simpul melihat tingkah laku dari wanita itu.
"bagaimana, apakah kamu suka?"tanya laki-laki itu Seraya berjalan menghampiri Asmirandah yang telah duduk di sebuah bangku tak jauh dari danau itu.
Asmirandah menganggukkan kepala."ini bagus sekali. kenapa aku baru menyadari kalau ada tempat sebagus ini di sini?"tanya wanita itu bermonolog.
"ini adalah bagian dari rencana pemerintah untuk membuat keindahan di sekitar kota kecil seperti kota kita ini. agar terlihat indah dan banyak peminat nya."ucap laki-laki itu Seraya mendudukkan dirinya di sebelah Asmirandah.
Wanita itu hanya menganggukkan kepala saat mendengar penuturan dari laki-laki itu. kemudian Zidane menunjuk ke sebuah tebing yang tidak jauh dari sana.
"coba kamu lihat itu."ucap laki-laki itu Seraya mengarahkan telunjuknya ke sebuah jurang buatan yang ada di sebelah danau itu.
"kau bisa melampiaskan semua isi hatimu di sana."lanjut laki-laki itu Seraya sesekali menatap ke arah Asmirandah. membuat wanita itu seketika mencebik.