Bagaimana rasanya ketika semua orang yang kau cintai mengkhianatimu dan memilih untuk mengorbankan dirimu untuk orang lain? Itulah yang dialami oleh Viviane
Camellia Eilidh, putri pertama dari kekaisaran Eilidh yang dituduh oleh tuduhan palsu dengan mencoba membunuh kaisar dengan memberinya Racun. Sebagai hukumannya, ia dihukum mati dan dijadikan tumbal untuk ritual persembahan pada Dewa Sonne atau Dewa Matahari. Saat ditengah keputusasaan yang melanda dirinya, ia mengucapkan kata-kata yang penuh akan kemarahan.
"JIKA DEWA MATAHARI MEMANG ADA, MAKA AKU AKAN MEMBUKTIKAN PADA KALIAN SEMUA BAHWA BUKAN AKU YANG SEHARUSNYA BERADA DI SINI, MELAINKAN PUTRI EMIRA YANG KALIAN CINTAI ITU DAN AKU PASTI MEMBALASKAN KETIDAKADILAN PADA KALIAN SEMUA!!!"
Kata-kata itulah yang terakhir diucapkan oleh Viviane sampai saat ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia kembali ke masa lalu lebih tepatnya saat ia berumur lima tahun, "Dengan kesempatan kedua ini, aku akan membalas kalian semua!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putry Randolph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27-BAGAIMANA CARANYA SUPAYA AKU TETAP MEMBENCIMU?
--Beberapa Bulan Kemudian--
Semua orang tampak begitu sibuk hari ini, wajar saja karena beberapa hari la, salah satu acara tv di tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Acara itu adalah pertandingan berburu.
Pertandingan ini diadakan setiap dua tahun sekali dimana para pria bangsawan akan saling berlomba-lomba untuk berburu sebanyak mungkin dan hasil buruan mereka akan di berikan kepada wanita yang merasa cintai.
Pertandingan ini juga menjadi ajang yang di idam-idamkan para wanita bangsawan karena mereka bisa memberikan sapu tangan yang mereka sulam dengan sepenuh hati dan pasangan mereka memberikan hadiah hasil buruan karena bagi mereka dengan hasil buruan yang di dapatkan dengan jerih payah, hal itu sangatlah romantis.
Memberikan sapu tangan kepada pria yang akan mengikuti pertandingan berburu ini juga melambangkan perhatian dan doa supaya pria yang mereka berikan sapu tangan hasil sulaman mereka itu kembali dengan selamat.
Aku sendiri saat ini sibuk menyulam hiasan sapu tangan dengan Guru Abigail di jam pelajaran Etika Dasar ini. Walaupun sebenarnya malas juga melakukan ini, akan tetapi ini adalah pertandingan berburu pertama setelah kembali ke masa lalu dan juga di kehidupan sebelumnya pun aku rajin membuat sapu tangan setiap pertandingan berburu ini.
Selain itu membuat sapu tangan kepada anggota pria keluarga yang ikut ke pertandingan berburu ini juga adalah hal yang sudah biasa. Jadi untuk alasan formal itulah aku membuat sapu tangan ini.
Yah... Setidaknya sampai terakhir aku berumur enam belas tahun dan sapu tanganku di tolak mentah-mentah oleh Pangeran Helios dengan alasan ia sudah menerima sapu tangan dari Bella, padahal tahun-tahun sebelumnya ia tetap menerima sapu tangan dariku meski sudah mendapatkan satu dari Bella.
Tapi untuk balas dendam perlakuan Pangeran Helios waktu itu, aku hanya akan memberikan sapu tangan buatanku kepada Kaisar, Putra Mahkota Castor dan juga Pangeran Blaze.
"Astaga Yang Mulia Tuan Putri! Sulaman anda begitu indah!" Pekik Guru Abigail dengan mata yang berbinar-binar ketika melihat hasil sulaman ku.
Aku pun tertawa kecil melihat reaksinya, "Terimakasih atas pujian Guru. Sulaman Guru juga sangat indah!"
"Tidak Yang Mulia, anda memiliki skill menyulam tingkat dewa! Anda masih berumur tujuh tahun tapi sudah bisa membuat sulaman serumit dan seindah ini! Ini akan menjadi pertandingan berburu yang begitu bersejarah dimana Tuan Putri Viviane mengikuti pertandingan pertama berburunya akan memberikan sapu tangan yang bersulam hiasan yang begitu indah!" Kata Guru Abigail yang terus sak memujiku.
Kali ini aku tertawa canggung... Seandainya kau tahu kalau sebenarnya jiwaku ini sudah berumur delapan belas tahun di tambah aku sudah kembali ke masa lalu yang berarti umurku yang sebenarnya adalah dua puluh tahun. aku juga sudah berapa kali menyulam sapu tangan seperti ini jadi hal ini tidak masalah bagiku.
Aku pun kembali menyulam dengan senyuman di wajahku. Meski kali ini aku sedikit merasa malas untuk melakukan hal ini, tetapi rasanya menyenangkan juga bisa kembali menyulam bersama Guru Abigail. Rasanya begitu nostalgia....
Brakkk!!!
Tiba-tiba saja pintu ruang tamu istana Blue Diamond ini terbuka dengan begitu keras yang membuatku dan Guru Abigail langsung terlonjak kaget. Di ambang pintu, aku melihat Pangeran Blaze dengan nafas yang terengah-engah.
Dengan terburu-buru, aku langsung menyembunyikan sapu tangan yang sudah ku sulam, begitu juga Guru Abigail yang melakukan hal yang sama denganku. Hal ini kami lakukan karena ada kepercayaan yang di percaya oleh para bangsawan wanita yaitu jika seorang pria melihat sapu tangan sulaman yang belum selesai, akan mendapatkan hal yang buruk menimpa seorang pria yang akan mengikuti pertandingan berburu ini.
Dan bagi Pangeran Blaze, Ini juga adalah pertandingan berburu pertamanya.
Baik anak laki-laki maupun perempuan Keluarga bangsawan di Kekaisaran Eilidh, mereka baru bisa datang ke pertandingan berburu ini ketika mereka sudah mengadakan pesta ulang tahun dan juga perkenalan. Sementara anak laki-laki yang ingin berpartisipasi ke dalam pertandingan ini minimal sudah berumur sembilan tahun.
Pangeran Blaze lalu tersenyum lebar sambil berlari kecil mendekatiku, "Vivi juga akan datang ke pertandingan berburu ini kan?"
Pangeran Blaze menanyakan hal itu dengan rasa antusias di matanya. Ia tampak begitu bersemangat.
Aku mengangguk sebagai jawaban, "Iya, aku juga membuat sapu tangan untuk Kakak nanti!"
Senyuman Pangeran Blaze pun semakin melebar dan ia terlihat semakin senang sekarang.
"Benarkah?! Kalau begitu aku harus berlatih dengan lebih giat lagi supaya memberikan hadiah buruan yang banyak untuk Vivi nanti! Sampai jumpa lagi, Vivi!" Seru Pangeran Blaze dan dengan penuh semangat dia kembali berlari meninggalkan aku dan Guru Abigail yang masih duduk di sofa ruang tamu istana Blue Diamond ini.
Tidak lama setelah Pangeran Blaze pergi, aku mendengar tawa kecil dari Guru Abigail.
"Astaga, Yang Mulia Pangeran Blaze begitu sangat bersemangat saja ya. Baru saja mendengar Yang Mulia Tuan Putri Vivi akan memberikannya sapu tangan saja sudah membuat beliau merasa begitu senang. Apalagi saat menerima hasil sulaman yang begitu indah ini" Kata Guru Abigail sambil tertawa kecil.
Aku hanya tersenyum kecil lalu mulai kembali menyulam.
"Anda benar-benar beruntung memiliki Kakak seperti Pangeran Blaze dan Pangeran Blaze juga begitu sangat beruntung memiliki seorang Adik yang begitu manis seperti Yang Mulia Tuan Putri Vivi!'' Sambung Guru Abigail yang membuatku langsung terdiam dan menghentikan gerakan sulamanku.
Seandainya Guru Abigail tahu... Di masa depan Pangeran Blaze akan memiliki adik perempuan lain yang lebih di sayangi olehnya daripada aku dan juga di masa depan Pangeran Blaze lah yang akan melemparkan api untuk membakarku hidup-hidup....
Sekarang, aku tidak tahu harus bereaksi apa di depan Guru Abigail. Namun aku pun memaksakan untuk bibirku membentuk sebuah senyuman palsu.
"Iya.... Aku sangat beruntung!'' Kataku dengan senyuman palsu di wajahku Ini.
Aku pun kembali menyulam dengan pikiran yang mulai memikirkan kenangan-kenangan manis dan juga pahit bersama Pangeran Blaze.
Di antara semua Kakakku, aku memang paling dekat dengan Pangeran Blaze. Tapi kenyataan di masa depan saat ia menyiksa dan membakarku hidup-hidup membuatku tidak ingin memiliki hubungan seakrab itu dengan Pangeran Blaze lagi. Akan tetapi tidak di pungkiri lagi aku memang tidak bisa menghindarinya sama seperti saat aku menghindari Kaisar, Putra Mahkota Castor dan juga Pangeran Helios karena kami yang memang sering bertemu saat berlatih berpedang bersama Duke Allison.
Belum lagi sifat dari Pangeran Blaze yang begitu ramah dan ceria itu yang sudah berkali-kali menembus pertahananku dan membuatku berpikir kalau dia berada di pihakku.
Aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan untuk menyingkirkan rasa nyaman ini dan membuatku membenci Pangeran Blaze lagi, karena... Saat kebencianku padanya memuncak, dengan sekejap ia bisa menghilangkan kebencian dalam diriku untuknya dengan senyuman secerah Matahari miliknya....
Membuatku benar-benar bisa membencinya....