THE DESTINY OF THE SUN AND THE MOON
Sejak hari itu semua berubah.... Sejak kedatangan gadis itu, semuanya berubah....
Aku menatap langit yang ditutupi oleh gelapnya awan sambil berjalan dengan lunglai mengikuti prajurit yang menarik kasar tanganku yang di rantai ini. Apakah langit juga merasa sedih atau merasa kasihan padaku yang memiliki waktu hidup yang hanya beberapa menit lagi?
Aku... Viviane Camellia Eilidh... Putri pertama dari kekaisaran Eilidh ini... Aku... Yang akan dihukum mati dengan alih-alih sebagai persembahan untuk Dewa Sonne, sang Dewa Matahari yang sangat dipuja-puja oleh semua orang di kekaisaran ini sebentar lagi.
Padahal bukan aku lah yang melakukannya...
Aku bersumpah bukan aku yang melakukannya... Aku melihatnya sendiri ketika gadis sialan bermuka dua itulah yang menuangkan racun kepada kaisar... Ayahku... Tapi tidak ada yang mempercayaiku...
Ketika melihat ayahku... Ah... Aku sekarang tidak bisa lagi menyebutnya sebagai Ayah... Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir memanggilnya begitu... Ketika melihat Yang Mulia Kaisar tidak sadarkan diri, akulah yang memberinya pertolongan pertama padanya... Dan bahkan dengan kekuatan sihirku yang merupakan elemen cahaya, aku berusaha untuk menyembuhkannya... Saking kuatnya racun itu membuatku hampir kehilangan Yang Mulia namun pada akhirnya aku berhasil menyembuhkannya, meski pada akhirnya aku tidak sadarkan diri selama seminggu penuh...
Saat terbangun aku sudah berada di dalam penjara bawah tanah, dengan tanganku di rantai dan kaki yang di pasung. Aku tentu bingung dan juga panik kenapa aku bisa berada di sini. Saat ditengah kepanikan itu, tiba-tiba saja ketiga kakakku datang, membuatku merasa lega karena baik-baik saja dan juga membebaskanku dari penjara ini. Tapi, itu hanyalah harapan kosong...
Mereka bertiga menatapku dengan tatapan yang sangat dingin dan datar, seolah-olah aku bukan siapa-siapa bagi mereka...
"Penjahat Viviane Camellia, kau telah melakukan kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Dengan mencoba meracuni Yang Mulia Kaisar. Kau bukan lagi seorang putri dari kekaisaran Eilidh ini lagi dan kau akan dipersembahkan pada Sang Dewa Matahari untuk membersihkan semua dosamu ini" Kata kak Castor dengan nada yang sangat dingin dan tidak berperasaan.
Aku menatapnya dengan tatapan yang merasa tidak percaya, Aku... Aku kan yang menyembuhkan Yang Mulia Kaisar... Tapi kenapa aku yang di tuduh...?
"Tu--tunggu... Tapi--aku... Yang menyembuh--"
"Jangan bohong sialan! Emira-lah yang menyembuhkan Ayah! Jangan ngaku-ngaku!"
"Banyak yang bersaksi Emira-lah yang menyembuhkan Ayah dan kau lah yang menuangkan racun di dalam teh Ayah!" Teriak kak Blaze.
Emira? Ini sungguh kesalahpahaman yang sangat mengerikan! Aku melihatnya menuangkan racun pada teh Yang Mulia Kaisar, dan aku yang menyembuhkannya!
"I--itu bohong! Akulah yang menyembuhkan Yang Mulia Kaisar! Bukan Emira! Emira-lah yang meracuni Yang Mulia Kaisar! Aku berani bersumpah!" Teriakku, aku benar-benar tidak melakukan semua ini. Emira-lah yang meracuni Kaisar dan aku yang menyembuhkan Kaisar.
Seketika wajah ketiga kakakku ini terlihat murka, bahkan kak Blaze langsung menghancurkan sel besi ini dengan menggunakan kekuatannya dan langsung melayangkan tinjunya padaku.
*Bugghhh!!!
Rasa sakit menghampiri pipiku, dengan kuat kak Blaze meninju pipiku yang membuatku tersungkur , belum puas dengan itu ia menarik kerah gaun kusam nan kotor milikku dengan kasar dan langsung meninju perutku dua kali.
*Bugghhh!!! Bugghhh!!!
"Akkhhh!!!!"
Aku langsung muntah darah akibat pukulan dari kak Blaze itu, kak Blaze benar-benar tidak bermain-main saat memukulku ini... Ia memukulku dengan kekuatan penuh, padahal aku adalah seorang gadis yang notabennya memiliki fisik yang lebih lemah darinya. Padahal Blaze adalah Komandan Pasukan Elite di kekaisaran Eilidh ini, tapi sekarang dia melanggar sumpah Prajurit yang ada di kekaisaran ini yaitu memukul seorang perempuan... Apakah dia benar-benar semarah itu sampai-sampai melanggar sumpah sakral itu...
"Akhhh!!!"
Aku kembali menjerit ketika kak Blaze dengan kasarnya menjambak rambutku, saking kuatnya membuatku merasa seakan perih akibat banyaknya rambutku yang rontok itu akibat jambakan itu.
"Jangan berani kau ucapkan kata-kata penuh fitnahan Seperti itu pada adik Perempuanku yang manis itu!" Desis kak Blaze lalu dengan sekali hentakan ia langsung menghempaskan kepalaku sampai menabrak tembok keras penjara bawah tanah.
Aku bisa merasakan ada yang mengalir di kepalaku dan rasa perih di sana. Belum lagi semuanya yang berubah buram dan aku kembali kehilangan kesadaran ku.
Saat tersadar kembali, aku di siram oleh air yang berbau oleh para prajurit, membuat luka di kepalaku terasa semakin perih akibat bersentuhan dengan air kotor itu. Mereka dengan kasarnya menarik rantai tanganku dan memaksaku berjalan mengikuti mereka. Membuatku merasa seakan binatang yang sedang mereka tarik dengan paksa.
Dengan kaki yang bergetar lemas karena selain luka-luka yang berada ditubuhku aku juga ingat kalau aku belum makan ataupun minum sejak hari itu. Aku mengikuti langkah prajurit dengan langkah lunglai dan juga kadang aku terjatuh lalu dengan kasarnya prajurit itu menarik-narik kasar tanganku yang membuatku merasa kesakitan dan bangkit untuk berjalan kembali.
Saat ini, aku tengah berada di arak balai kota Kekaisaran ini. Orang-orang mengerumuni dan menghujatiku dengan kata-kata yang menyakiti hatiku.
"MATI KAU DASAR PENJAHAT!!"
"CEPAT MATI SIALAN! KAU ADALAH BENALU NYA KEKAISARAN!"
"BERANINYA KAU BERNIAT MEMBUNUH AYAHMU SENDIRI?! PUTRI MACAM APA DIRIMU?!"
"MENGHILANG LAH!!!!!"
"KAU TIDAK PANTAS ADA DI DUNIA INI!!!!"
"DASAR WANITA ******! PUTRI EMIRA JAUH LEBIH BAIK DI BANDINGKAN DIRIMU! DASAR AIB!"
"PUTRI EMIRA SANGAT TIDAK BERUNTUNG MEMILIKI SAUDARA PEREMPUAN SEPERTIMU! BERUNTUNGNYA DIA MEMILIKI TIGA ORANG KAKAK DAN AYAH YANG SANGAT MENYAYANGINYA!!!"
Emira... Dialah akar dari semua... Dialah---
Aku melihat altar persembahan sudah dibuat. Aku menatap kearah keluargaku, ada Kaisar juga disana. Tapi, mereka hanya menatapku dengan tatapan yang sangat dingin. Membuat harapanku pada mereka untuk menghentikan semua ini dan menyelamatkanku seketika sirna.
Ah... Sudah tidak ada harapan lagi ya... Semuanya sudah berakhir untukku ya...
Tubuhku diikat diatas kayu besar lalu tubuhku sendiri mulai disirami minyak. Sementara Paus Kuil mulai memanjatkan doa-doa.
"Semoga dengan ini, semua kejahatan yang kau lakukan terhapus oleh api suci sang Dewa Matahari..." Kata Paus pada akhirnya lalu ia pun mundur dan tampak kak Blaze sambil membawa obor ditangannya.
"Ada kata-kata terakhir?"
Pertanyaan dengan nada dingin dan tidak berperasaan terjun dari mulut kaisar, seketika semua masa-masa yang penuh dengan kebahagiaan dengan Ayah, Ibu, dan Kakakku itu, tapi semenjak Emira dan Ibunya datang ditengah-tengah kami, semuanya berubah...
Mataku tertuju pada seorang gadis yang berada di belakang kursi yang ditempati oleh Yang Mulia Kaisar, ia tampak tersenyum culas yang langsung membuatku berdengus hampir tertawa.
Jadi semua ini adalah rencananya? Ah... Sial... Sekarang aku merasa semua harapan sudah sirna... Keputusasaan ini perlahan menenggelamkan diriku di lautan hitam dan terbitlah rasa marah yang begitu besar di dalam diriku. Rasa marah yang sudah kutahan selama bertahun-tahun.
Dengan tatapan yang marah aku pun menatap ke arah kaisar, si gadis sialan Emira, Castor, dan juga Helios.
"JIKA DEWA MATAHARI MEMANG ADA, MAKA AKU AKAN MEMBUKTIKAN PADA KALIAN SEMUA BAHWA BUKAN AKU YANG SEHARUSNYA BERADA DI SINI MELAINKAN PUTRI EMIRA YANG KALIAN CINTAI ITU DAN AKU PASTI AKAN MEMBALASKAN SEMUA KETIDAKADILAN INI PADA KALIAN SEMUA!!!"
Teriakku dengan penuh amarah.
Semua orang tampak tercengang, tapi aku melihat Emira yang mendesis lalu meminta
Kaisar dengan nada memelas.
"Ayah... Aku takut..." Kata Emira yang membuatku merasa sangat jijik padanya.
Kaisar tampak geram, "BAKAR DIA SEKARANG JUGA!!!!"
Blaze langsung melemparkan obor padaku dan api pun langsung membakar ku dengan hebat. Tapi anehnya aku tidak merasa panas sama sekali.
Ahh... Ini benar-benar akhirnya ya... Semua usahaku selama bertahun-tahun untuk mengembalikan keharmonisan keluargaku yang dirusak oleh orang sialan itu berakhir dengan seperti ini.
Perlahan aku memejamkan mataku, aku bersumpah jika aku di berikan kesempatan oleh Dewa... Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan hidupku lagi seperti sebelumnya, dan aku juga bersumpah...
Aku tidak akan pernah menyayangi mereka lagi seperti sebelumnya... Aku tidak akan pernah bisa memaafkan mereka...
Sampai kapanpun... Aku tidak akan pernah... menyayangi mereka lagi...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Tracy Kay Gabriela
hallo..saya pembaca baru di sini
2024-05-15
1
Hairani Siregar
Baru baca, semoga tdk membosankan ya thor. Salam Sehatttt selalu.
2024-03-30
2