NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Sesampainya di asrama, kini ketiga gadis itu berdiri tepat di depan Hayi dan berbaris rapi sambil membawa barang masing-masing. Hilya yang membawa Al Qur'an, intan membawa buku tulis dan beberapa kitab, Aisyah membawa satu set gamis beserta kerudung. Hayi menatap itu dengan begitu herannya, entahlah dia sangat malas berurusan dengan mereka.

"Pertama-tama ganti baju kamu dulu dengan ini. Pasti kamu cantik deh." Kata Aisyah dengan tersenyum manis

"Ini? Ogah gue. Panas, baju apaan kaya gitu. Lebih enak pakai kaya gini kali." Tolak Hayi.

"Ehhh jangan dong, di sini tidak boleh pakai baju seperti itu. Semuanya pakai baju seperti ini, kamu liat kan tadi." Kata Aisyah yang membuat Hayi terdiam, karena memang benar hanya dirinya saja yang berpenampilan seperti itu.

"Tapi gue nggak mau, itu panas, gerah."

"Di coba dulu, pasti kamu cantik deh pakai baju ini. Ya, di coba dulu." Bujuk Aisyah yang membuat Hayi pada akhirnya menurut saja.

"Masyaallah, subhanallah ukhti...kamu cantik banget, seperti bidadari." Ucap Aisyah ketika sudah selesai mendandani Hayi.

"Masyaallah, tabarakallah, Cantik banget." Puji intan dengan tatapan kagumnya.

"Lebay banget dah, mana cermin coba, emang gue secantik itu, ya." Kata Hayi yang merasa tidak percaya dengan perkataan ketiga gadis di depannya itu

Ia pun mengambil cermin dan mulai melihat pantulan dirinya dalam cermin itu. Tak bisa di bohongi memang ia merasa dirinya sangatlah cantik sekarang. Sekarang balutan kerudung bewarna hitam serta gamis berwana abu-abu membuat ia terkesan sangatlah anggun. Tapi, itu semua hanya sesaat saja, dan ia pun langsung ingin melepaskannya karena memang merasa sudah sangat gerah. Tapi ketiganya sama-sama kompak langsung memegangi tangan Hayi yang membuat gadis itu tidak bisa berontak sama sekali.

"Ukhti, kamu cantik kalau seperti ini, jangan di lepas ya." Kata Hilya dengan tersenyum.

"Baik, kedua, karena setelah solat magrib akan ada tadarus bersama, jadi, ini..." Kata Hilya memberikan Al Qur'an pada Hayi.

"Gue nggak bisa baca." Kata Hayi membuat ketiganya saling tatap.

"Nanti di ajarkan kok, ay." Timpal Aisyah.

"Gue nggak bisa."

"Terakhir..."

Allahuakbar Allahuakbar. Suara adzan magrib pun berkumandang. Mereka langsung bergegas menuju masjid dengan Intan yang menyeret Hayi, lebih tepatnya memaksa. Setelah solat magrib selesai, kini di lanjutkan dengan tadarus bersama. Hayi yang mendengar lantunan ayat-ayat Al Qur'an itu entah kenapa ia merasakan ketenangan dalam hatinya. Hingga tak sadar, ia pun malah tertidur sambil menyender tembok. Ia kembali di bangunkan oleh Hilya karena sudah masuk waktu solat isya. Mau tak mau, dengan segala rasa kantuk yang ia tahan, ia pun mengikuti solat isya berjamaah itu. Di sujud terakhirnya, entah kenapa Hayi tak kunjung bangun, bahkan setelah selesai salam sampai selesai berdoa pun gadis itu tak kunjung bangun. Hal itu membuat teman-teman nya khawatir.

"Apa jangan-jangan."

"Innalilahi..."

Semua santriwati pun sudah membicarakan Hayi yang tak kunjung bangun dari sujudnya. Dengan perasaan was-was, Hilya memberanikan diri membangunkan Hayi, walaupun sebenarnya dalam hati dan pikirannya sudah sangat tidak tenang jika saja terjadi sesuatu dengan Hayi.

"Yaallah, tenangkan hati dan pikiran hamba." Ucapnya sebelum akhirnya ia mulai membangunkan Hayi.

"Ay, bangun. Ay, ay, Hayi, solat isya sudah selesai." Ucap Hilya dengan mata yang sudah memerah.

Ia pun menatap Intan dan Aisyah secara bersamaan. Air mata sudah di pelupuk dan sudah siap untuk jatuh begitupun keduanya. Asiyah juga ikut membangunkan Hayi, tapi tak ada respon sama sekali dari gadis itu. Hingga pada akhirnya brukk. Semua terkejut karena tiba-tiba saja Hayi jatuh dan dengan spontan ia bangun. Sontak saja Hilya dan Aisyah memeluk gadis itu dengan eratnya, serta air mata yang sudah mengalir.

"Yaallahh Hayi, kamu membuat saya takut hiks." Ucap Hilya dengan memeluk erat Hayi.

"Saya pikir kamu udah...." Ucap Aisyah terhenti.

"Kenapa sih? Di kira gue mati ya, gue ketiduran, ngantuk banget. " Kata Hayi yang heran dengan reaksi keduanya.

Hatinya pun tiba-tiba tersentuh dengan sikap mereka. Bahkan orang tua angkatnya saja mungkin tidak akan bereaksi seperti itu saat Hayi akan mati, tapi Hilya dan Aisyah, mereka orang asing yang bahkan baru saja dia kenal, tapi mereka bahkan sampai menangis seolah benar-benar takut jika Hayi pergi. Intan pun langsung berhambur memeluk mereka bertiga yang membuat mereka jatuh tersungkur.

"Intan, ih kamu mah, sakit tau." Kata Aisyah dengan kesalnya.

"Saya pikir kamu udah nggak ada huaaaa..." Kata Intan dengan memeluk Hayi.

"Udah udah, ayo balik gue ngantuk banget." Kata Hayi yang di angguki ketiganya.

"Assalamualaikum, kok kalian masih di sini? Ada apa?" Tanya ustadzah Ayu.

"Walaikumsalam ustadzah, hehe tidak ada kok, ini mau kembali ke asrama, kami duluan ustadzah, assalamualaikum." Kata Aisyah yang membuat ustadzah Ayu heran.

"Walaikumsalam."

🌙

Malam hari, tepatnya pukul setengah 12 malam, di saat teman-temannya sudah tidur dan hampir keseluruhan para santri juga sudah tidur, Hayi merasa matanya tak bisa terpejam sama sekali. kebiasaanya bergadang terbawa sampai ke pesantren. Ia melihat semua teman-temannya sudah tertidur pulas,  karena itu ia pun memutuskan untuk keluar mencari angin segar.

Suasananya sangatlah sepi sunyi, mengingat pesantren itu berada jauh dari kota dan hanya ada suara binatang malam saja. Ia melihat ke sekelilingnya yang nampak tak ada seorangpun pun. Setelah memastikan semuanya aman, kini ia pun langsung melesat begitu saja menuju ke suatu tempat yang tak sengaja ia lihat tadi.

Sebuah kolam kecil dengan pohon rambutan di pinggirnya, serta ayunan yang menjadi penghiasnya. Ia menghirup udara segar sambil memandangi bulan sabit yang terpampang jelas bagai di atas kepalanya persis. Ia menghela nafasnya panjang kemudian duduk di ayunan tersebut. Ia benar-benar hanya seorang diri saja, dan itu adalah suasana yang sangat ia sukai.

"Sedang apa kamu di sana? Siapa kamu? Pencuri ya?" Sebuah suara berat membuatnya terkejut dan langsung melompat dari ayunan.

"Gue kira setan. Apa sih lo, ganggu gue. " Kata Hayi dengan mengelus dadanya karena hampir copot.

"Kamu yang siapa? Kenapa tengah malam seperti ini kamu masih berada di luar? Kamu santri disini?"

"Kepo."

"Astagfirullah. Saya suruh kamu masuk ke asrama sekarang juga selagi saya masih berbaik hati."

"Nggak mau. Gue masih mau disini, Lo aja yang pergi." Kata Hayi dengan sinisnya.

"Saya akan kasih kamu hukuman karena sudah melanggar peraturan pesantren, nama kamu siapa?"

"Lo mau tau aja atau mau tau banget?"

"Saya serius. Siapa yang melanggar peraturan harus di hukum."

"Emangnya gue ngelanggar ya?"

"Ya Jelas kamu melanggar. Di atas jam 10 malam semua santri tidak di perbolehkan untuk keluar dari area pesantren apalagi kamu seorang santriwati. Apa kamu tahu ini dimana? Kamu sudah melanggar 2 peraturan dan hukumannya akan saya tambah."

"Mau kenalan dulu nggak sama gue?" Kata Hayi sambil memperhatikan intens siapa yang ada di depannya itu, hanya saja itu tidak terlalu jelas karena gelap.

"Saya serius dengan ucapan saya. Jika kamu tidak segera kembali ke asrama, tunggu saja hukuman apa yang akan saya kasih ke kamu."

"Iya iya ini gue balik nih, ribet banget sih lo." Sentak Hayi dengan kesalnya.

"Perbaiki cara bicara kamu, disini tidak seperti di kota tempat tinggal kamu. Disini ada sopan santun, adab dan tata krama. Kamu bisa kena hukum lagi jika masih bicara kurang ajar seperti itu."

"Perasaan Lo dari tadi bicara hukum, hukum, hukum terussss deh, muak gue, tau nggak! Kalau Lo seneng banget sama hukum, ngapain disini, Sono jadi polisi aja lah." Kata Hayi dengan kesalnya.

"Saya rasa kamu memang harus di kasih  tahu apa itu adab. Siapa nama kamu?"

"Nggak tau."

"Saya bertanya siapa nama kamu?"

"Gue bilang nggak tau ya nggak tau!!"

"Jangan menguji kesabaran saya, saya bertanya sekali lagi, siapa nama kamu?" Tanya nya dengan penuh penekanan.

"Udahlah gue mau balik, males bicara sama orang kolot kaya lo." Kata Hayi yang membuat geram pria itu.

Secara reflek pria itu langsung mencegah Hayi untuk pergi dengan tak sengaja memegang tangannya.

"Astaghfirullah, maaf, saya tidak sengaja. Saya bertanya dengan serius, nama kamu siapa?" Ucapnya

"Hayi. Udah kan? Lo suka ya sama gue?" Tanya Hayi dengan mendekatkan wajahnya sehingga membuat pria itu mundur beberapa langkah.

"Hahaha gitu aja takut lo, udahlah gue mau balik."  Ucap Hayi dengan melenggang pergi tanpa mengucapkan salam

"Walaikumsalam..." Pria itu hanya menatap punggung Hayi yang semakin menjauh dengan helaan nafas panjang.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!