NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Kedatangan Besan

     Setelah beberapa jam berada di rumah duka, Excel dan kedua orang tuanya, berpamitan dari kediaman orang tua Rafka, atau kakak kandung Bu Gina.

     "Tante pamit dulu, ya. Kamu harus kuat dan tetap bersemangat. Doakan almarhumah istri dan bayimu agar ditempatkan disisi-Nya. Tante dan Om juga Excel, bukan tidak ingin menemani kamu di sini. Tapi, kami masih ada urusan," ujar Bu Gina berpamitan seraya memeluk Rafka sang keponakan.

     "Iya Tante. Rafka paham. Terimakasih banyak atas doa dan kedatangannya. Semoga perjalanan kalian lancar dan selamat," balas Rafka sembari melerai pelukan Bu Gina. Setelah berpamitan, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

     Kini tujuan mereka adalah, mengunjungi Kampung Sumuhun Dawuh. Untuk bersilaturahmi pada kedua orang tua Elyana. Karena selain mereka besanan, mereka juga bersahabat sejak muda. Kampung Sumuhun Dawuh, tidak terlalu jauh dari Kampung Sarangka Bedog. Perbedaannya hanya kurang lebih satu kilo meter.

     Tadinya, Excel sempat menolak, karena ia bingung harus mengatakan apa tentang Elyana dan Nada, kepda kedua mertuanya. Meskipun dia bisa saja berbohong, akan tetapi perasaan takut ketahuan, seketika mendera.

     Mobil mereka beriringan, tiba di depan villa, mereka langsung memasukkan mobil itu ke dalam halaman villa. Untuk sejenak mereka akan melepas lelah di villa, sebelum mengunjungi keluarga Elyana.

     "Mau jam berapa ke rumah Arman, Pak?" tanya Bu Gina. Excel terlihat diam saja sejak tadi, pikirannya dilanda kalut. Kemudian, rasa bersalah kini semakin mendera.

     "Nanti, setelah Maghrib saja, bagaimana?"

     "Baiklah." Bu Gina setuju.

     Setelah sholat Maghrib, mereka bertiga bersiap. Hanya kurang lebih 600 meter saja jarak menuju rumah besannya dari villa, sehingga mereka tempuh dengan jalan kaki saja.

     Sepuluh menit kemudian, mereka bertiga sampai di depan rumah Pak Arman. Suasana terlihat sepi.

     Jantung Excel seketika berdegup, rasa takut itu terus mendera.

     "Assalamualaikum," ucap Bu Gina diikuti Pak Erik dan Excel, pelan.

     Belum ada yang menjawab, Bu Gina tidak berputus asa dia mengulang kembali salamnya.

     "Assalamualaikum."

     Tidak berapa lama, derap langkah dari dalam rumah mulai terdengar. Bu Gina dan Pak Erik memasang wajah bahagia, akan tetapi tidak dengan Excel. Dia justru tegang.

     "Waalaikumsalam. Kalian?" balasnya, diimbuhi rasa terkejut. Wanita paruh baya itu melirik ke arah Excel, menatap sejenak lalu kembali pada Bu Gina. Bu Gina dan Pak Erik tentu saja menduga, sikap terkejut Bu Elis adalah karena melihat kedatangan mereka yang mendadak.

     "Iya, ini, kami Elis. Mana Arman, apakah dia masih di masjid?" Pak Erik menjawab, sembari menatap ke dalam rumah, mencari Pak Arman.

     Sebelum menjawab, Bu Elis terlihat ragu dan menoleh ke dalam. Dia seakan takut suaminya mendengar kedatangan besannya, dan langsung mengamuknya.

     "Suamiku ada di kamar, tadi habis sholat Maghrib, dia membaringkan tubuh. Katanya kepalanya mendadak sakit.

     Bu Gina dan Pak Erik juga Excel, terlihat kaget, mendengar Pak Arman sakit kepala.

     "Waduh, kedatangan kami rupanya tidak tepat. Tapi, ijinkan kami masuk. Mumpung kami sedang di sini, sekalian mampir dan ingin bersilaturahmi dengan Arman," tukas Pak Erik.

     "Masuklah. Aku ke dalam dulu untuk memberitahukan suami aku," ucap Bu Elis seraya berlalu. Di dalam kamar, Bu Elis memberitahukan pada Pak Arman bahwa besannya dan Excel dari kota.

     Pak Arman terhenyak, emosinya kini kembali seakan berada di atas ubun-ubun. Sakit kepala yang mendera yang sejak tadi dirasakan, kini seakan tambah jadi saat mendengar besannya dan Excel datang.

     "Bapak harus tenang dulu. Kita jangan gegabah dan ngamuk dulu. Hadapi dengan tenang dan elegan. Kita lihat seperti apa sikap Excel. Tapi, kalau melihat ekspresi besan kita, mereka seperti tidak terjadi apa-apa. Untuk itu, Bapak juga harus bersikap tenang. Kita lihat bagaimana reaksi mereka," bujuk Bu Elis seraya membantu Pak Arman bangkit.

     "Baiklah. Bapak juga ingin melihat bagaimana reaksi si brengsek itu," hardik Pak Arman seraya berdiri.

     "Tapi, nanti saat di luar, kita jangan dulu ceritakan ada Elyana di sini. Bapak ingin tahu dulu gimana sikap Excel." Pak Arman memberikan arahan. Bu Elis mengangguk setuju.

     "Apakah Elyana ditelpon saja Pak. Supaya dia hati-hati dan mempertahankan Nada agar tidak diambil paksa Excel?" Bu Elis menatap suaminya risau.

     "Biarkan saja Elyana, biar dia tahu sendiri kalau suaminya datang. Tidak usah dikasih tahu sekarang," larang Pak Arman seraya membuka pintu kamar dan keluar, diikuti Bu Elis yang langsung menuju dapur untuk membuat air minum.

     "Erik ... kalian datang," seru Pak Arman seraya menghampiri besannya, lalu menyalami keduanya. Setelah itu mata Pak Arman menuju Excel yang kini mendongak untuk menyalami tangan mertuanya. Tadinya Pak Arman ingin menepis, tapi dia harus berusaha seolah-olah tidak ada Elyana di sini.

     "Nak Excel, apa kabar? Di mana anak istrimu, kenapa tidak sekalian kamu bawa? Bapak sudah kangen," cecar Pak Excel menatap lekat pada Excel, ingin tahu apa jawaban menantunya itu.

     Excel terlihat sangat kaget, dia menunduk bingung. Gelagat seperti itu sudah terbaca oleh Pak Arman. Dalam hati, Pak Arman berdecih dan mengutuk sikap Excel yang menurutnya sangat keterlaluan.

     Excel mengangkat dagunya, lalu menatap mertua lelakinya itu.

     "Alhamdulillah kabar saya baik, Pak. Akan tetapi Nada sedikit kurang sehat, itu makanya kami tidak mengajaknya sekalian. Kalau diajak, takutnya Nada tambah sakit. Oh iya, tadi kata ibu, bapak katanya sakit kepala. Apakah sekarang sudah mendingan?" jawab Excel diimbuhi sebuah pertanyaan kepada mertuanya untuk mengalihkan fokus Pak Arman.

     Pak Arman tersenyum sinis. Ingin saat ini juga dia meraih kerah baju Excel lalu mengangkatnya dan berkata, "anak dan istrimu di sini, dia kabur dari rumah, bukan?"

     Tapi, Pak Arman hanya bisa menahannya dalam hati. Dia harus berusaha tenang.

     "Oh iya, Arman, kami dengar tadi dari istrimu, kamu sakit kepala? Kami jadi tidak enak sudah mengganggu istirahatmu," sela Pak Erik merasa peduli.

     "Iya, tadi kepalaku mendadak sakit. Terlebih saat kedatangan ...."

     "Silahkan, air teh hangatnya. Di sini tidak ada cemilan yang bagus seperti di kota." Tiba-tiba Bu Elis datang sembari membawa nampan yang isinya air minum dan bolu panggang buatannya yang masih hangat. Kebetulan, saat besannya datang, Bu Elis sedang membuat bolu untuk cemilan Elyana dan Nada cucunya. Sehingga ucapan Pak Arman terpotong.

     "Terimakasih Elis, jangan repot-repot. Ini, kami bawa oleh-oleh. Ada buah-buahan dan kue-kue ala kota. Kami tidak membuat sendiri, karena kami tidak bisa membuat, he he," balas Bu Gina sembari memberikan dua kantong yang isinya buah-buahan dan beberapa bungkus kue-kue khas kota.

     "Terimakasih Bu Gina. Kalian ini setiap datang kemari, selalu saja membawa oleh-oleh untuk kami,." Bu Elis menerima kantong itu, meskipun awalnya merasa ragu karena teringat Elyana yang kabur dari rumah gara-gara Excel.

     "Lalu, dalam rangka apa kalian datang ke kampung. Apakah sengaja atau ada agenda lain?" sela Pak Arman.

     "Kami tadi siang habis melayat orang yang meninggal di kampung sebelah. Istri dari keponakan aku meninggal saat akan melahirkan. Calon anak dan istrinya meninggal bersamaan," ujar Bu Gina terlihat sedih.

     "Innalillahi. Kam turut berduka," ucap Bu Elis.

     "Tidak terbayangkan sedihnya, ketika keponakan kalian ditinggal pergi anak dan istri. Tapi, ada juga yang ditinggal anak dan istri, sikapnya cuek dan tidak bersedih," sindir Pak Arman ditujukan paa Excel. Sejenak suasana hening, seakan sedang mencerna kalimat yang dilontarkan Pak Arman barusan.

1
Titha S
lucu" nama kampungnya 🤭😂
Nasir: Wkwkwkw.... iya Kak. Biar nudah aja.
total 1 replies
Suriyanti
semoga Elyana bertemu dengan org yg baik dalam aksi kaburnya x ini ya thor🙏🙏 kasihan sama El thor😭😭🙏🙏
Nasir: Aamiin Kak. Mkshnudsh mampir.
total 1 replies
Eni Satria
kencan dg jandamu say
Eni Satria
pergi aja drpda sakit hati
Evy
Pak Duda menanti Bu Janda...
Evy
Tertawa juga aku bacanya...Abdi negara mental tempe ..bisa aja nih Author...
Evy
Jodoh El selanjutnya... sepupu Excel....
Evy
Berterus-terang kepada kedua orang tua dan mertua itu lebih baik...
Evy
Sudahlah Elyana... untuk apa mempertahankan seseorang yang tidak pernah menghargai dan tidak bisa mencintai mu.. hidup ini terus berjalan.. jika yang ada hanya sakit hati lebih baik lepaskan saja...
Evy
Awal baca sudah suka nih...
Nasir: Makasih byk Kak...
total 1 replies
Wati Dombu
semoga elyana bertenu dengan sepupunya di engsel pintun itu yg namanya raffa
Nasir: Wkwkwkwkk.... engsel pintu dan jendela ya Kak....
total 1 replies
Wati Dombu
thor knp ya merendahkan sekali perempuan nya seolah olah lakilaki hanya si engsel pintu itu doank yg ada ,maaf ya thor klw nyebutnya kyk gitu
Nasir: Semoga ini hanya ada dlm cerita saja ya Kakakku.... maafkan Author yg membuat Kakak Reader jengkel.
total 1 replies
Wati Dombu
thor knp ya merendahkan sekali perempuan nya seolah olah lakilaki hanya si engsel pintu itu doank yg ada ,maaf ya thor klw nyebutnya kyk gitu
Windarti08
lho kok naik travel lagi... katanya tadi mau diantar pake mobil khusus dr pihak skincare...
yg bener yg mana Thor?
Nasir: Baik. Nanti sy cek n revisi ya Kak. Trmksh atas koreksinya.
total 1 replies
Windarti08
lagian kenapa malah minta penjelasan sm Erni, harusnya laporan dr ortumu itu diselidiki dulu benar/tidak nya, km kan tentara yg udah punya pangkat bagus kapten punya banyak anak buah dan rekan seprofesi, bisa dong minta bantuan mereka bwt nyari tau soal si Erni
SHLDC’s Company
terimakasih ceritanya menyentuh hati.....
ntuk lanjut cerita nya mau dong...
Nasir: Lanjut Kak, sudah ada yg sekuelnya.
total 1 replies
Windarti08
krokrottttt..... kirain suara apa.. ternyata suara pintu dibuka OMG 😮
RENI NURAENI: korokottt ngakkk juga si autor
Nasir: Wkwkwkkw iya Kak...
total 2 replies
Nurhayati
bagus itu elyana si egois hrz dancam gtu
Lina Suwanti
Excel ga pantas jd abdi negara,,semoga ketahuan oleh kesatuannya n dpt hukuman klo perlu di pecat dgn tdk hormat biar tau rasa Excel n istri sirinya
Inooy
cerita nya bagus, g melulu seputar CEO..ini benar2 beda, aq jd tau klo menikah dgn TNI proses nya lumayan ribet jg...
aq suka cerita nya, walaupun ada konflik tp g bikin kepala ngebul..dn masalah bisa d selesaikan dgn baik, satu lg Mak author nya super duper ramaaah..setiap komenan selalu d apresiasi 👍👍❤️❤️❤️❤️
Inooy: sama sama kaka,,semangat teroos kaa berkarya nya 💪
Nasir: Makasih Kak....
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!