NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Em... Mbak gak malu kah datang ke rumah saya yang kondisinya begini?" tanya Alvin membuat Dita mengerutkan keningnya.

"Malu? Malu kenapa?"

"Ya nanti semisalnya takutnya Mbak jadi bahan omongan atau apa gitu." ucap Alvin.

"Sudahlah berhenti memikirkan orang lain, pikirkan dirimu sendiri dan anakmu itu udah lebih dari cukup." jawab Dita membuat Alvin mangut-mangut.

"Mas...!"

Deg!

"Siapa itu?" tanya Dita membuat Alvin

langsung memijit pelipisnya.

"Mbak itu mantan istri saya, bantu saya

ya." pinta Alvin.

"Bantu apalagi?"

"Pura-pura jadi pacar Mbak, hanya sekedar pura-pura Mbak biar mantan istri saya gak berulah." lanjut Alvin.

Dita menghela nafas panjang lalu melihat Guntur di gendongannya.

"Apa dia datang untuk Guntur?" tanya Dita yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Salah satunya Guntur selebihnya pasti ingin membuat keributan." terang Alvin membuat Dita mangut-mangut.

"Ok kalo begitu kami tunggu disini." ujar Dita lalu ia keluar sambil menggendong Guntur.

"Mas--

"Siapa kamu?" tanya Dina begitu ia melihat Dita di ambang pintu menggendong anaknya.

"Kembalikan itu anak saya." ujar Dina membuat Dita mengerucutkan bibirnya sedikit.

"Um... O jadi kamu Ibu yang ninggalin anaknya sendiri?" tanya Dita pura-pura tidak tau.

"Bukan urusanmu, kembalikan anakku!"

"O gak bisa dong, saya kan calon ibunya," jawab Dita dengan santai membuat Dina kaget.

Deg!

"Mimpi kamu gak mungkin mas Alvin mau sama perempuan gatal seperti kamu!" tuduh Dina membuat Dita tertawa.

"Kebalik Bu, anda yang kegatalan makanya diceraikan Alvin, sadar diri coba." ujar Dita membuat Dina mengepalkan tangannya.

"Ayo masuk dulu kan mau bertemu Guntur kan, di dalam aja ya takutnya kalo di di luar Guntur kedinginan." ajak Dita dengan manisnya.

Dina memicingkan matanya melihat gerak-gerik Dita, kemudian ia menyusul masuk ke dalam.

"Sayang...!" panggil Dita membuat Dina kaget, tidak hanya Dina Alvin juga langsung mematung.

"Iya kenapa Dit?" tanya Alvin yang baru saja datang dari belakang.

"Ini ada tamu, katanya mau bertemu Guntur." ujar Dita membuat Alvin mangut- mangut.

"Iya udah gak apa-apa kasih aja Dit, aku bikin minum dulu ya." lanjut Alvin yang di balas anggukan oleh Dita.

'Apa mereka sedang menunjukkan keromantisan mereka di depanku? Lagi aktingkah mereka?' gumam Dina dalam hati.

"Nih mau gendong gak?" tanya Dita, tanpa kata Dina mengambil alih Guntur dari gendongan Dita.

Untuk sesaat ia mengamati putranya itu yang jauh lebih gembul sekarang

dibandingkan yang dulu.

Tanpa kata Dina membuka kancing bajunya berniat menyusui Guntur. Namun apa yang dia dapat bayinya itu tidak mau menyusu padanya membuat Dina kaget.

"Nak... Ini bunda sayang." ucap Dina berusaha menyusui Guntur, tapi tetap saja Guntur menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke

kiri.

"Guntur... kenapa Nak?"

"Dia gak kenal Ibunya lagi, coba kasih ini pasti dia mau." ucap Alvin tiba-tiba sambil menyodorkan dot susu ke depan Dina.

Ragu-ragu Dina mengambil dot itu lalu ia mulai mendekatkannya ke mulut Guntur, tidak butuh waktu lama Guntur langsung menyedot dotnya membuat Dina kaget.

"See? Lihat sendiri kan? Saya gak ngada- ngada Dina, kamu yang buat dia begitu." ujar Alvin membuat Dina diam sambil menatap tajam Alvin bergantian dengan Dita.

"Ini minum dulu." ucap Dita meletakkan gelas di depan Dina membuat Dina menatap tajam Dita.

"Gak usah takut gak ada racunnya, rugi saya ngeracun orang kayak kamu." bantah Dita seolah-olah tau dengan tatapan Dina.

"Gak perlu! Saya bisa beli minum sendiri, minum aja saya gak percaya saa orang kaya kamu!" tegas Dina membuat Dita mengangguk.

"Ok." ucapnya lalu ia mengambil gelas tersebut meminum teh buatannya sendiri.

"Ah... segar." gumam Dita di depan Dina membuat Dina kesal.

"Bisa gak sih gak usah sok-sokan,

mending pergi deh kamu itu bukan

muhrimnya Mas Alvin." ujar Dina membuat

Dita tersenyum lalu mengangguk.

"Betul, tapi kamu juga ingat proses perceraian kalian sedang berlangsung." lanjut Dita tidak mau kalah.

"Din...!" panggil temannya dari luar membuat Dina menoleh ke arah pintu.

"Apaan?" tanya Dina.

"Orang tuamu nyariin, ayo pulang

sebelum kamu habis di omelin." ucap temannya tersebut membuat Dina lagi-lagi menghembuskan nafas kasar.

"Sini Guntur, nanti kamu keganggu lagi." ucap Alvin mengambil alih Guntur dari gendongan Dina.

"Mas kamu sudah melayangkan gugatan cerai?" tanya Dina memastikan yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Sudah tinggal tunggu aja." jawab Alvin.

"Kenapa kamu melayangkan itu tanpa sepengetahuanku?!" bentak Dina membuat Alvin diam sejenak.

"Terus bagaimana? Apa aku harus nyari- nyari kamu dulu ke tempat tongkronganmu demi meminta persetujuan darimu?" tanya Alvin santai.

"Ya tapi kan setidaknya kamu gak main hakim sendiri."

"Gak ada yang main hakim sendiri Din, kamu yang main hakim sendiri tiba-tiba pergi ninggalin aku dan Guntur.

Kamu pikir aku apa Din? Aku manusia juga aku punya hati, aku sakit hati dengan tindakanmu dan sekarang mari kita selesaikan semuanya." tegas Alvin, Dita hanya diam menyimak obrolan suami istri tersebut.

"Dan kamu perempuan gatal, ini semua gara-gara kamu!" lanjut Dina membuat Dita tersenyum miring.

"Terserah deh."

"Din ayo!" teriak teman-temannya membuat Dina kembali melihat Dita dengan tatapan tajam. Dita dengan mudahnya

menunjuk ke arah pintu seolah-olah mengisyaratkan pintu keluar kesana.

Dina mendecih lalu pergi begitu saja membuat Alvin menarik nafas dalam-dalam lalu ia kembali duduk.

"Are you ok?" tanya Dita yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Ok Mbak, terima kasih sudah membantu saya." ucap Alvin yang dibalas anggukan oleh Dita.

"Seru juga ya berantem beneran." gumam Dita membuat Alvin menoleh.

"Gak gitu Mbak."

"Haha... Iya saya tau, iya suda kalo begitu saya pamit ya takut kemalaman." ucap Dita yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Ma..." Tiba-tiba Guntur merentangkan

kedua tangannya meminta di gendong oleh Dita membuat Dita yang sudah berdiri langsung tersenyum.

"Kamu mau ikut Hem?" tanya Dita lalu mengambil alih Guntur.

"Besok lagi ya, besok Bunda kesini lagi."

Deg!

'Kenapa Dita suka sekali mengatakan Bunda pada Guntur.' ucap Alvin dalam hati.

"Udah ya sayang, besok lagi ya." lanjut Dita lalu ia menimang-nimang Guntur sejenak supaya anak itu tidak menangis begitu ia tinggalkan.

"Udah Mbak gak apa-apa, sini saya gendong." ucap Alvin.

"Santai kayaknya ini mau tidur makanya minta gendong." jawab Dita sambil menimang- nimang Guntur.

"Besok ada jadwal kuliah?" tanya Dita membuat Alvin menoleh.

"Ada Mbak ketemu dosen pembimbing akademik doang sih saya lihat infonya di grub tadi." jawab Alvin membuat Dita mangut- mangut.

"Ok semangat aja lah baru semester satu, tapi kalo kamu serius kuliah di kampus kita bisa lulus 3 tahun." ujar Dita yang di balas anggukan oleh Alvin.

"Mbak begitu lulus langsung bekerja apa gimana Mbak?" tanya Alvin sedikit penasaran.

"Lanjut S2 kayaknya." jawab Dita membuat

Alvin mematung.

"S2?"

"Hum."

"Dimana Mbak?" tanya Alvin semakin penasaran.

"Pengen di luar negeri sih, tapi liat kondisi lah." jawab Dita membuat Alvin mangut- mangut.

Dita terlalu ambis untuknya yang masih

pemula.

Jangan lupa support ya Guys...🙏

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!