Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Om Arif menatap ku intens. "Laki laki tadi, yang ada di cafe."
Aku terkesiap, ternyata Om Arif mengira aku menangis karena Bang Aril.
"Jangan khawatir, dia taunya aku adalah Om kamu. Dia....."
Brak.
Aku menyentak piring ku kasar. Selera makan ku menguap sudah.
"Mau kemana kamu, Rel???" Om Arif menahan tangan ku.
"Duduklah, makanan kamu belum habis."
Aku bergeming, tak merespon kalimat nya. Tatapan ku terpaku pada tangan nya yang tengah berada di pergelangan tangan kananku. Aku membiarkannya. Padahal tadi bang Aril menyentuh tangan ku secara refleks aku langsung risih dan menghindar. Tapi kenapa aku membiarkan Om Arif menyentuh tangan ku. Bahkan aku merasa nyaman.
Om Arif menggoyang kan tangan nya seperti bingung melihat ku yang bengong menatap tangan kami yang saling bertaut.
"Aurel." Desis Om Arif.
Aku memberanikan diri menatap manik legam Om Arif.
"Apa tidak apa-apa jika aku jatuh cinta pada Bang Aril??? Laki laki di cafe itu, Om???" Tanya ku.
Om Arif terlihat kebingungan.
Aku melepas kan tangan kami. Rasanya se-menyakitkan ini ternyata. Seperti nya aku memiliki rasa ini sendiri. Aku yang kalah. Aku jatuh cinta padanya. Sedangkan dia.... Tidak!!!
Dia mengkhawatirkan ku hanya bentuk rasa tanggung jawab saja.
"Aurel." Desis Om Arif. Kaget karena hentakan tangan ku. "Maaf, bukan maksud aku melarang kamu. Tap.... Tapi...."
"Lepaskan, Om!!!" Sentak ku berusaha melepaskan cekalan tangan nya di lenganku.
"Its, fine, Aurel. Aku hanya kaget. Ini terlalu cepat untuk kamu jatuh cinta lagi. Putus nya hubungan kamu dengan Aldo masih hitungan hari. Luka kamu aku pikir sepenuhnya belum sembuh. Tapi ternyata kamu sudah jatuh cinta pada laki laki lain." Ujar Om Arif.
Benar, Segampang itu kamu membuat aku jatuh cinta Om. Batin Aurel.
"Hanya soal waktu. Bersabar lah. sebentar, Aurel. Aku bisa menjelaskan ke laki laki itu, dan meminta nya untuk menunggu sampai...."
"Sampai kapan, Hah???" aku menentang mata Om Arif terang terangan.penuh luka.
Dia sama saja ternyata!!! Bajingan. Mana ada seorang suami yang dengan suka rela istri nya jatuh cinta pada laki laki lain??? Bersabar??? Bersabar??? Apa maksud nya??? Apa dia ingin mengakhiri pernikahan kami???
Brengkes!!!!!
Sialan!!!!
Bajingan!!!!
Setelah membuat aku jatuh cinta padanya. Dia mau melempar ku sejauh ini. dasar anak bapak sama saja sialan!!! Dua dua nya brengsek!!!
"Aurel." Desis Om Arif sembari menggoyang goyangkan bahu ku yang tengah larut dalam lamunan ku.
Aku terkesiap. Tatapan ku terkunci di matanya.
"Semua akan baik baik saja " aku Jan...."
Aku meluruhkan tubuh ku, ku rendam tangis ku di kedua lutut ku.
Om Arif ikut berjongkok di depan ku, di tepuk nya punggung ku pelan.
"Bisakah kamu tidak menangis, Aurel??? Kamu sudah banyak sekali menangis. Itu tidak baik. Nanti kalau air mata kamu habis bagaimana???"
Aku mengangkat wajah ku. Melayangkan tatapan kesal ku. "Om kira aku bocah apa???" Sentak ku galak.
Om Arif mengusap tengkuknya yang tidak gatal. " Aku cuma mencoba menghibur kamu, Rel." Cicit nya.
"Menghibur??? Apa itu caranya menghibur gadis muda???"
Om Arif menunduk kan kepalanya.
Aku menjatuhkan kedua tangan ku di leher nya.
"Begini caranya menghibur, Om" Tandas ku membuat Om Arif mengangkat wajahnya.
Om Arif hendak bersuara tapi aku lebih cepat membungkam bibir nya dengan bibir ku.
Ku kumpul kan keberanian ku untuk memanggut bibir nya. Aku hanya ingin memastikan sesuatu.
Tes
Air mata jatuh tanpa permisi. Om Arif mengabaikan ciuman ku. Dia tidak menolak, tapi juga tak membalas.
Aku semakin tahu, dia memang tidak mencintai ku sama seperti aku mencintai nya.
Aku.... Kalah.... Jatuh cinta sendirian. Itu menyakitkan.
Hiks
Aku merapatkan selimut ku, berpura pura sudah tidur. Ketika aku dengar pintu kamar mandi terbuka.
Sangat lama entah apa yang dia lakukan selama itu di kamar mandi. Hampir satu jam lebih. Apa dia sengaja menghindar dari ku?? Makanya dia berlama lama di kamar mandi. Menunggu ku sampai aku tidur???
Akhirnya Om Arif membaringkan tubuhnya di atas kasur.
DEGH
Jantung ku terasa lepas dari tempat nya. Ku pikir Om Arif akan berbaring membelakangi ku seperti sebelumnya.
Tapi ternyata dia berbaring miring menatap ke arah ku. Aku pikir sudah aman, mengira dia sudah tertidur. Tapi ternyata matanya terpaku menatap ku.
Om Arif seperti nya juga terkejut dengan tindakan ku yang tiba-tiba membalikkan tubuh ku sama seperti ku, dia pasti mengira aku juga sudah tertidur.
Om Arif hendak memutar tubuhnya menjadi membelakangi ku, tapi aku menahan cepat tangan nya.
Om Arif terperangah, kembali menatap ku dengan lekat. "Kamu butuh sesuatu???" Tanya nya.
Aku menggeleng.
"Tidur lah. Sudah malam." Ucap nya.
Aku tetap menahan tangan nya agar tidak memunggungi ku.
"Kenapa Om tidak jadi pulang hari ini??? Bukan kah Om bilang ada pekerjaan yang harus segera Om urus???"
"Jangan khawatir!!! Aku bisa mengurus nya besok. Tidak apa-apa." Sahut Om Arif meyakinkan ku.
Aku termangu. Padahal jawaban yang aku harapkan bukan itu. Tapi aku dia membatalkan nya demi aku.
"Tidur lah, Rel, ini sudah...."
"Om benar. Aku baru putus dari Aldo masih hitungan hari. Aku menjalani hubungan dengan Aldo hampir lima tahun. Seharusnya aku tak semudah itu jatuh....." potong ku.
"Aurel." desis Om Arif.
Aku tersenyum getir.
"Dikhianati, di selingkuhi, seharusnya hatiku terluka parah. seharusnya luka batin ku sangat dalam hingga membuat aku trauma dan tidak jatuh cinta lagi. Seharusnya begitu."
Om Arif menatap ku nanar.
Aku mengangkat satu sudut bibir ku, mencibir diriku sendiri.
"Hatiku sungguh murahan kan, Om??? Di patahkan sedalam itu tapi begitu mudah nya aku jatuh cinta lagi. Murahan!!!" Cibir ku.
Om Arif mengulurkan tangannya, mengusap pipi ku yang mendadak basah.
"Ya, aku pikir terlalu cepat, Rel. Tapi bukan berarti hatimu murahan. Ada baiknya jika kamu bisa jatuh cinta lagi. Setidaknya, kamu tidak terpuruk terlalu dalam. Jika ada yang membuat mu jatuh cinta secepat itu, berarti dia laki laki itu benar benar sangat istimewa. Standar hatimu pasti Aldo. Di atas Aldo. lima tahun bukan waktu yang sebentar. Jika dia segampang itu membuat kamu melepas lima tahun itu, aku yakin, dia laki-laki hebat melebihi Aldo."
Air mata ku meluruh sangat deras. "Aku tidak tahu, Om sejak kapan dia membuat hati ku jatuh. Yang aku tahu disini sekarang sangat sakit. Sangat sakit sekali." Isak ku sembari mencengkram dada ku.
Om Arif kaget, dia langsung duduk bersila di atas kasur. lalu menarik ku agar aku juga ikut duduk.
"Sakit??? Kenapa??? Apa dia mengatakan hal buruk??? Dia ..."
Aku menggeleng kan kepala ku. "Bahkan dia tak memiliki rasa untuk ku. Aku jatuh cinta sendiri an." desis ku dengan nada terluka. " Dia tidak tahu aku mencintainya."
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.