ibu dan anak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adela Flos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jualan Disekolah
"Alhamdulillah sekarang kamu bisa jadi seperti ini, aku seneng bukan cuma ketemu sama kamu tapi kamu benar - benar luar biasa" puji Fira.
"Terimakasih, pujiannya" Fira berkunjung kerumah Anggi mereka bercerita banyak sudah lama tidak mengobrol bercanda bareng sahabatnya.
Hingga malam pukul 9 lebih mereka masih asik mengobrol.
"Assalamualaikum" salam Vindra dari depan sambil berjalan masuk.
Fira terkejut mulutnya terbuka lebar lalu ditutupi dengan kedua tanganya. Vindra bersalaman dengan ibunya.
"Udah jangan kaget gitu, Vin ni temen mama saat smp dulu, Ra ni anaku"
"Vindra tante" ucap Vindra tanpa ekspresi.
A a a. Fira jadi gagap gitu.
"Ma Vindra kemar dulu" Anggi mengangguk.
"Gila - gila, mirip banget, tapi anakmu lebih cute gitu" setelah Vindra sudah tidak terlihat.
"Aku nggak nyangka anakmu udah segede gitu" lanjut Fira.
"Tadi kan aku udah cerita kalau anakku udah 16 tahunan" ucap Anggi
"Tapi aku nggak kepikir sampai segitu, aku pikir cuman anak abg biasa gitu"
"Iya Fir, dia tumbuh begitu cepat banyak yang aku khawatirkan dia seorang laki - laki"
"Jangan menguwatirkan sesuatu karena kita tidak tau apa terjadi yakinlah semua akan baik - baik saja"
"Terimakasih ya Fir"
"Inilah gunanya sahabat, sayang Hanisa nggak ada dusini, pasti dia juga heboh kalau tau anak kamu" mereka tertawa.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya disekolah Alea membawa dagangannya disekolahan juga dua menjual gorenganya dikantin banyak yang tertarik, ada yang membeli tapi juga ada tidak mau mendekat karena makanan kampung, karena ramai menarik perhatian Vindra.
"Ada apaan tu rame banget?" tanya Tomy.
"Tu kan anak baru, ngapain dia" Bima juga penasaran.
"Wah wah ada apa ni?" tanya Revan yang sudah mendekat.
"Aku jualan gorengan kak, mau coba" tawar Alea.
"Wah pasti enak nih" ucap Revan.
"Kalau lu mah apa aja enak" kata Tomy juga ikut mencoba Bima pun sama.
Alea sambil menghitung duit lumayanlah daganganya banyak yang suka.
"Lu mau sekolah apa mau jualan" kata Vindra, Alea melihat sekilas siapa yang ngomong eh ternyata kak ketos lagi, dia tak menghiraukan lalu kembali menghitung uangnya.
"Kalau mau jualan dipasar" tambajnya.
"Aku udah ijin sama bu Sifa, dan dibolehin bu Sifa malah mensupport, itung - itung belajar berbisnis"
"Disini tempat belajar" Alea jenggah maunya apa sih dia.
"Iya kamu benar, tapi tempat belajarnya kan diruang kelas dan perpus kalau disini kan kantin, jadi nggak masalah dong lagian ini kan jam istirahat" Vindra kalah telak.
"Sebenarnya apa sih masalah mu denganku, kak ketos" sambungnya lagi, Vindra diketawain teman - tamanya.
"Diam kalian" tatapannya masih ke Alea, seketika temanya diam, nggak tau mau bicara apa lagi.
"Ah sudahlah karena kemaren kamu sudah baik mengajarkan aku KEDISIPLINAN, ini aku kasih khusus buat kak ketos, ini ambil jangan malu - malu" menyodorkan 2 gorengan.
Karena Vindra diam aja sebenarnya mau menerima sih tapi gengsi aja dia, lalu Alea menarik tangan Vindra dan makanan itu ditaroh ditelapak tanganya. Dan Alea pergi dari sana.
"Kalau lu nggak mau buat gue aja" saat Revan mau ngambil Vindra menjaukan tanganya dan pergi.
"Dia tu malu - malu mau" kata Bima mereka tertawa.
......................
"Sialan pasti tu anak kampungan caper sama Vindra" tuduh Carla dari tadi dia sama temanya melihat dari kejauhan.
"Bener Car" kata Sisil ikut - ikutan.
"Apa perlu kita kerjain" tanya Dewi.
"Ntar aja, kita lihat dulu kalian tau sendiri tadi kalau Vindra menegurnya, lagian gue udah bilang dia tu nggak level gue.
ganti panggilan a thoor.
kata cerai jadi ceria. aduh,, mohon di perbaiki lagi penulisannya meski sudah tamat ini cerita.