Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
“Sudah Sur, kamu ceraikan saja perempuan tidak tahu diri ini” ucap Dara
Surya bimbang tapi semua sudah terlanjur runyam.
“Baiklah kalau kamu memang ingin bercerai dengan aku. Aku talak kamu Nita dan sekarang kita sudah bukan suami istri lagi” ucap Surya tegas
“Terima kasih mas” Nita mencoba untuk tersenyum meski hatinya sakit
Pernikahan yang selalu ia pertahankan bahkan untuk membuat Dara menjadi luluh sudah dilakukannya tapi semuanya harus berakhir seperti ini.
“Huh aku seperti menonton sinetron saja tapi syukurlah mas Surya sudah bercerai dan setelah ini aku bisa mendapatkan mas Surya” ucap Fifi dalam hati
“Karna kita sudah bukan suami istri aku rasa kalian sudah tahu apa yang harus kalian lakukan” ucap Nita datar
“Tenang saja kami juga akan keluar dari rumah ini tanpa perlu kamu usir” ucap Dara
Nita masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Dara, Fifi dan juga Surya.
Hatinya hancur, namun sekuat tenaga ia menahan tubuhnya agar tidak terjatuh, setelah sampai di kamarnya Nita langsung duduk di pinggir ranjang. Nita masih enggan menangis karna pasti Surya akan masuk ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya.
Benar saja, Surya masuk ke dalam kamarnya. Keduanya tak saling melihat, Surya langsung mengemasi semua pakaiannya, setelah itu Surya keluar dari kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Nita.
Setelah kepergian Surya, air mata Nita tak terbendung. Ketegaran yang ia perlihatkan sudah runtuh. Sakit, hatinya sangat sakit bahkan dadanya seperti tertusuk yang membuat Nita kesulitan bernafas.
“Kamu tega mas hiks hiks. Semua janji kamu lupakan mas” tangis Nita pecah setelah kepergian Surya
Nita tak pernah membayangkan kalau pernikahannya akan berakhir seperti ini, suami yang selalu bersikap lembut padanya tak pernah ia temui lagi.
Semenjak Nita keguguran Surya seperti memberi jarak padanya, seakan-akan semua ini salah Nita.
Hari semakin gelap, Nita tak keluar dari kamarnya. Setelah melakukan ibadah sholat maghrib, Nita langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tak hanya tubuhnya yang lelah, pikirannya pun kini tak karuan.
“Aku harus mencari pekerjaan lagi, apa aku kembali ke perusahaan pak Hengki ya, tapi apa masih diterima” Nita bermonolog
Nita harus memulai hidupnya lagi, mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri karna sekarang sudah tak ada lagi yang akan menanggung hidupnya.
“Besok aku akan ke pengadilan setelah itu aku akan menghubungi Wiwik untuk bertanya. Semoga saja masih bisa bekerja di sana, cari kerja sekarang susah banget” ujar Nita
Keesokan harinya.
Nita baru saja keluar dari pengadilan, ia mengajukan perceraiannya. Bisa saja Nita membiarkan Surya yang mengurusnya semua tapi Nita ingin semua segera selesai dan Nita tak perlu lagi berurusan dengan ibunya atau pun Fifi yang sudah pasti mereka akan semakin lengket.
Bukannya ia membenci atau tak suka pada Dara tapi ia hanya tak mau Dara kembali menyakiti hatinya dengan ucapan yang membuatnya sakit, cukup setahun ini Nita berbesar hati menerima semua perlakuan Dara yang semena-mena padanya, Dara tak bisa lagi membuat atau bahkan menghina Nita.
Sesampainya di perusahaan, Nita menemui Wiwik. Sebelumnya Nita sudah meminta Wiwik untuk menemuinya di kantin perusahaan, karna kebetulan sudah saatnya jam makan siang. Nita ingin sedikit mengobrol dengan Wiwik.
“Nita” teriak Wiwik yang baru saja sampai di kantin perusahaan sehingga membuat mereka menjadi pusat perhatian, memang bukan hal biasa tapi Nita merasa sedikit malu karna dirinya sudah tak lagi bekerja di perusahaan ini.
“Ya ampun Wiwik bisa tidak usah teriak” omel Nita
“Hehehe maaf habisnya aku kangen banget sama kamu” ucap Wiwik
“Lepas malu tahu” Nita mencoba melepaskan pelukan Wiwik
“Ya elah Nit, peluk sedikit saja” Wiwik memajukan bibirnya
“Aku masih normal tahu” sarkas Nita
“Kamu kira aku tidak normal apa, oh iya tumben kamu ke sini apa tidak dimarahi sama nenek sihir itu” ucap Wiwik
“Nenek sihir?” Nita mengernyitkan dahinya
“Iya mertua kamu siapa lagi sih”
“Mereka sudah tidak tinggal di rumah”
Wiwik tidak mengerti dengan ucapan Nita “Maksudnya?”
“Aku sudah cerai dengan mas Surya jadi mereka tidak tinggal di rumah”
“Apa?!”
“Wiwik, sudah berapa kali aku bilang jangan teriak-teriak lama-lama aku sumpel mulut kamu biar tidak bisa bicara”
“Kamu serius? Jadi kamu sudah pisah sama Surya? Dan sekarang mereka tidak tinggal bersama kamu lagi?”
Nita mengangguk mengiyakan pertanyaan Wiwik.
“Syukurlah, setidaknya kamu bisa bebas melakukan apa saja tanpa perlu dimarahi sama nenek sihir itu, aku juga sudah bilang kalau kamu tidak cocok sama Surya apalagi Surya yang tidak tegas dengan ibunya membiarkan kamu dimarahi sama terus”
“Kamu ini ada orang lagi sedih malah bilang syukur”
“Tenang saja kamu itu cantik jadi kamu jangan khawatir pasti banyak cowok yang antri untuk jadi pasangan kamu”
“Aku lagi tidak memikirkan semua itu Wik”
“Tapi aku penasaran kenapa kalian sampai pisah? Bukannya Surya itu cinta sama kamu tidak mungkin kalau dia mau pisah sama kamu”
“Awalnya permasalahan ini dimulai setelah aku kehilangan bayi aku, dari situ mas Surya sudah berubah banget. Bahkan sikap hangat dan perhatiannya sudah berkurang kami seperti ada jarak, namun aku mencoba untuk tidak membuat jarak itu semakin jadi. Namun setelah kedatangan perempuan itu semuanya tambah ribet apalagi setelah dia tinggal di rumah, ibu dan juga mas Surya membelanya terus bahkan mas Surya tega menampar aku hanya karna tidak sengaja dan membuatnya terjatuh tapi semua itu karna salahnya sendiri” Nita menarik nafasnya
“Sampai akhirnya aku meminta mas Surya untuk menceraikan aku karna aku sudah tidak tahan lagi dengan semuanya, aku seperti orang yang tidak dianggap dan perhatian mas Surya sudah diambil oleh perempuan itu”
“Perempuan? Maksudnya rumah tangga kalian hancur karna seorang pelakor begitu?”
Nita menganggukkan kepalanya.
“Astaga Nita kenapa kamu baru cerita sih, seandainya kamu cerita pasti aku akan membantu kamu untuk membasmi pelakor itu kalau perlu sampai ke akar-akarnya agar tidak ada lagi pelakor yang tumbuh”
“Kamu kira dia itu tumbuhan”
“Ya sudah lupakan saja Surya Nit, lagian masih banyak laki-laki yang pasti lebih tampan dan mapan kayak pak Hengki” Wiwik menaik turunkan alisnya
“Aku lagi tidak memikirkan semua itu, oh iya aku hampir lupa tujuan aku ke sini. Kamu tolong tanyakan ya apa posisi aku sudah ada yang menggantikan atau tidak kalau ada segera kabari aku ya, aku mau cari di perusahaan lain”
“Nanti aku tanyakan”
“Ya sudah kita makan nanti keburu habis jam makan siangnya”
Wiwik mengangguk
Mereka berdua pun makan siang bersama.