NovelToon NovelToon
One Night Stand With Brother In Law

One Night Stand With Brother In Law

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Single Mom / Percintaan Konglomerat
Popularitas:398.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Kaisar merasa dirinya punya kelainan karena menyukai calon adik ipar lelakinya, Airlangga. Dia menepis rasa itu, tapi tetap tidak bisa hilang.
Di sisi lain, Airlangga kebingungan karena dirinya dinyatakan hamil oleh dokter. Sedangkan pria yang menghamili nya adalah kakak iparnya sendiri. Dia tidak mungkin membuka jati dirinya jika sejatinya dia adalah seorang anak perempuan bukan lelaki seperti yang keluarganya ketahui. Jika sampai itu terjadi maka keluarga ayahnya akan menghentikan pengobatan ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 27 Berbagi Perasaan

Farida nampak fokus dengan isi laporan keuangan yang dia baca. Ada beberapa hal yang menurutnya janggal, tapi dia tidak ingin bertanya lebih pada Kaisar. Itu sama saja memberikan panggung pada pria itu untuk semakin mempermainkannya.

"Hei kau, buatkan kopi untukku."

Farida menghentikan gerakannya sejenak, tapi melanjutkan lagi. Seolah tidak peduli pada perintah Kaisar.

"Kau!" geram Kaisar ingin marah tapi ditahannya dengan mengepalkan tangan ke depan.

"Apakah Anda mengatakan sesuatu, Pak?" katanya tanpa rasa bersalah

Kaisar menyipitkan mata, menatap tajam ke arah Farida. Wanita itu tetap terlihat angkuh, seolah tak acuh pada atasannya.

"Buatkan aku kopi."

"Siapa?"

"Kau, siapa lagi orang dalam ruangan ini!" serunya kehabisan kesabaran.

"Aku? Hmm, aku kira kau mengatakan itu pada kursi atau lemarimu, karena tidak menyebut namaku," ujar Farida bangkit. Dia berjalan ke arah pintu.

"Kau mau kemana?" tanya Kaisar lagi.

"Memanggil OB untuk membuatkan kopi."

Kaisar menarik lagi nafasnya. Sangat sulit sekali berbicara dengan wanita ini. Mudah sekali baginya membalikkan setiap kata yang terucap.

"Kau yang membuat kopi, bukan orang lain."

"Kenapa harus aku? Aku ini mitra kerjamu, itu yang tertulis di kertas perjanjian yang aku tanda tangani kemarin. Bukan pelayanmu atau juga istrimu. Walau di sini tugasku hampir seperti asisten pribadi pekerjaanmu, tapi secara sah kita hanya mitra! Dan membuat kopi bukan termasuk ke dalam pekerjaanku."

Ketika mengatakan itu sinar matahari dari arah jendela samping mengenai wajah Farida yang putih sehingga terlihat memukau Kaisar yang menatapnya. Pria itu lantas tersadar dan fokus pada pembicaraan mereka.

"Apa kau ingat poin dari pra-kerjasama ini. Poin pertama adalah kerjasama ini dilandaskan atas asas saling menguntungkan. Jika ada yang merasa dirugikan maka bisa mengajukan banding.

Poin keduanya, aku sebagai pemimpin kerjasama ini. Sebagai seorang pemimpin maka aku berhak memerintahkan dirimu apa saja."

"Namun, kopi tidak termasuk di dalamnya," potong Farida tidak mau kalah.

"Jika kau ingin bekerjasama dengan suatu perusahaan maka kau harus memberikan pelayanan bagus, terutama pimpinannya agar mereka tertarik bekerja sama dengan kita. Ini adalah salah satu pelajarannya. Sayangnya, nilaimu 0 dalam soal ini."

"Baiklah, akan kubuatkan!" ujar Farida menyentak kakinya ke lantai lalu bergegas pergi keluar ruangan itu dengan cara membanting pintu

"Terserah apa yang kau lakukan. Yang penting ada kopi di mejaku." Kaisar tersenyum sendiri sambil menggigit pucuk penanya. Ternyata menyenangkan mengerjai gadis itu.

Beberapa saat kemudian, Farida datang dengan membawa baki berisi dua cangkir kopi yang masih mengepul juga toples makanan di tangannya.

Aroma harum langsung tercium segar menyeruak masuk ke hidung Kaisar. Dia langsung menoleh, menatap Farida dalam. Entah apa yang dipikirkan pria itu, yang jelas itu sesuatu hal yang misterius.

"Kopi Anda, Tuan." Farida meletakkan cangkir kopi diatas meja Kaisar. Setelah itu, dia membawa baki itu ke atas meja meja, tempat dimana dia menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu, dia mengeluarkan kotak makan dari tasnya dan mengeluarkan isinya yang ternyata adalah kue sagu berwarna putih.

Tanpa rasa sungkan dia meminum cangkir kopi miliknya sambil memakan kue yang ada.

"Hmm."

Mendadak Kaisar sudah duduk di dekatnya sambil menatapnya intens.

"Tidak tahu malu!" ujarnya hendak mengambil kue.

Farida memeluk toples makanan itu. "Kenapa memangnya?"

Kaisar menunjuk ke arah toples itu dengan kesal. "Kau makan sendiri tidak menawariku."

"Ini punyaku," ujar Farida tidak mau kalah. "Tidak ada dalam perjanjian untuk berbagi makanan."

"Ish, hanya makanan seperti itu saja kikir! Kau bisa beli yang lain, nanti akan kuberi uangnya."

"Ini tidak dijual dimanapun, aku membuatnya semalam hingga tidur sampai tengah malam."

"Aku jadi penasaran dengan rasa makanan itu. Pasti semasam wajahmu," ujar Kaisar yang dibalas dengan pelototan mata Farida.

"Apakah hobimu menghina orang itu tidak pernah hilang dari du...." Farida hampir saja keceplosan jika mereka telah bertemu sebelumnya.

"Apa maksudmu?" tanya Kaisar curiga.

"Tidak apa-apa. Hmm. Aku tidak akan membagi kue ini karena hanya sedikit saja. Kau katakan saja makanan apa yang kau inginkan, Pak, aku akan memesankannya."

Di saat yang sama terdengar bunyi suara perut Kaisar.

"Apakah bunyi suara perutmu," kata Kaisar.

Keduanya lalu tertawa keras. Dia lalu menyerahkan kue itu pada Kaisar.

"Makanlah, aku tidak mau melihat kau pingsan karena kelaparan," ujar Farida.

Kaisar membuka tutup makanan itu. Seketika bau harum roti terasa di hidungnya.

"Dulu sekali, Mom Dara suka membuat roti kering salah satu yang kusukai adalah roti putri salju. Roti itu terlihat putih dan bersih seperti tumpukan salju.Terasa manis di luarnya dan gurih kacang di bagian dalamnya. Aku sangat menyukainya."

Kaisar mulai memakan roti kering buatan Farida

"Apakah dia masih suka membuatnya?" tanya Farida.

"Hanya jika lebaran. Sekarang, dia sibuk mengurus Jasmine dan Dad. Mereka benar-benar menghabiskan waktunya."

Farida mendengarkan dengan seksama cerita Kaisar tentang keluarganya. Terkadang dia tertawa ketika bercerita tentang masa kecilnya dengan Rose. Ada binar yang tersirat, seolah masa itu adalah masa paling membuatnya bahagia.

"Jadi kau dan Nona Rose bukan kakak adik satu darah?" tanya Farida.

"Tidak, tapi aku menyayanginya melebihi siapapun. Dia adalah orang yang mengajariku tertawa dan tersenyum." Ketika mengatakannya ada nada kesedihan dalam suara Kaisar.

"Apakah dia sudah menikah?"

Kaisar mengatup bibirnya rapat. Teringat jika terakhir kali mereka bertemu, Rose baru saja selamat dari percobaan bunuh diri yang dilakukannya. Rasa sesak kembali menghantam dadanya.

"Rotinya sudah habis, maaf. Sepertinya, aku memang kelaparan. Sejak semalam aku belum makan apapun," kata Kaisar. Dia memperlihatkan toples kecil itu sudah kosong.

Pria itu lantas membersihkan mulutnya dengan tisu dan kembali ke meja kerjanya.

Farida tersenyum tipis menanggapinya. Mulai merapikan mejanya, lalu mengatakan ke pada Betty untuk memanggil OB untuk membawa cangkir kotor yang ada.

Sejenak, Farida melihat ke arah Kaisar yang tampak serius dengan pekerjaannya. Apakah pekerjaan yang membuat dia lupa akan makan? Atau hal pribadi lain yang menyebabkannya? Bagaimana hubungan Bosnya dengan Cantika? Pria itu bahkan tidak menyebut nama istri dan anaknya sama sekali dalam cerita tadi. Bukankah itu hal yang aneh? Pikir Farida.

Semakin di dalami, Farida malah semakin tidak mengerti dengan jalan pemikiran Kaisar. Pria itu sangat tertutup dengan masalah pribadinya, tapi tadi dia dengan mudahnya bercerita tentang orang tua dan adik-adiknya. Terutama Rose.

Ya, Rose, wanita itu selalu terlihat sinis ketika dulu mereka bertemu. Dia terlihat sangat tidak suka dengan pernikahan Kaisar dan Cantika. Tatapannya seperti memendam kebencian. Apakah dia cemburu? Tidak mungkinkan kakak dan adik saling cemburu.

Berbagai hal hinggap di pikiran Farida, membuatnya pusing. Dia kembali menatap ke arah Kaisar. Di saat yang sama Kaisar mengangkat wajah dan menatap balik ke arah Farida. Untuk sesaat tatapan mereka bertemu membuat getaran aneh pada keduanya yang tidak bisa diterangkan secara logika.

1
Khun Tee
walau bingung karna sering salah nulis nama tapi mencoba lanjut pengen tau akhir dari langga kek mana 🥰
AR Althafunisa
kan lihat begini senang, bahagia ku harap mereka semua bahagia 🥰😌
AR Althafunisa
aku berharap Rosebdan Emillio hidup bahagia, masa mereka sad ending. Yang satu karena penyakit yg satu krna resiko pekerjaan 😩😭😭😭
dan aku bahagia, Farida dan Kaisar hidup bahagia 🥰🥰🥰
AR Althafunisa
kasihan Rose sama Emilio aka author, jangan sad ending untuk mereka 😩😩😩
AR Althafunisa
ternyata yang bukan pelakor malah suhu si Ira 😃
AR Althafunisa
dan akhirnya Cantika tak mendapatkan harta bahkan cinta krna keserakahan nya seperti ibunya 😂🤭😌
AR Althafunisa
wkwkwk... parah banget, istri anak yg dibanggakan dan diterima ternyata... 😂🤭
AR Althafunisa
apa sih rahasia itu? apa Alias yg bukan anak Kaisar atau ibu nya Cantika yg punya selingkuhan? hmm.. Atau Cantika ternyata bukan anak Fadil 😃
AR Althafunisa
ntar giliran Rose cinta Emilio mati lagi dalam tugas 😪
AR Althafunisa
Sebenarnya gemana sih perasaan Kaisar sama Rose??? 🤔
AR Althafunisa
nasib mu Air 😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya ampun kasihan kamu Air 😭😭😭😭
AR Althafunisa
semoga penjahat yg nyulik Air punya hati pas tau air adalah perempuan, disayang seperti adik dan ga dibuat jalang 😫😫😫😫
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
di sini pelakor yang teraniaya parahnya juga dia korban lelaki bernama Fadil 🤧
AR Althafunisa
kasihan Air 🥲🥲🥲
Jjlynn Tudin
manusia biasa gitula ...buat apa rajin ibadah kalau Masih ada dendam🤭
Fachri Dhavi
lnjut crt alisa dan lana donk thor
Enni Etiningsih
farida gi jadi mak lampir..
Enni Etiningsih
serem kamu Kai..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!