NovelToon NovelToon
Hammer Of Judgment

Hammer Of Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: yersya

Hammer of Judgment yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Apakah Hammer of Judgment adalah sosok pembela keadilan? Atau mungkin hanyalah sosok pembunuh?

Nantikan kelanjutannya dan temukan siapa sebenarnya Hammer of Judgment.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yersya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Satu tahun yang lalu, pada hari pertama aku memulai perjalanan sebagai siswa SMA. Pukul tujuh pagi, aku berjalan di trotoar dengan hati yang berdebar-debar. Udara pagi terasa segar dan semangat membara menyelimuti diriku.

 

Di sepanjang jalan, aku melihat murid lain yang juga berjalan menuju sekolah. Senyum-senyum dan sapaan hangat menghiasi pagi itu, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan dan antusiasme.

“Hei, manis. Dari pada pergi ke sekolah, lebih baik kamu ikut dengan kami” ucap seorang pria sambil menghampiriku bersama dengan kedua temannya.

Dilihat dari penampilannya, mereka pasti adalah preman. Apa mereka mencoba merayuku? Padahal ini masih pagi lho. Apa kalian tidak ada kerjaan lain?

“Maaf pak, saya harus pergi ke sekolah sekarang!” Ujarku, lalu mencoba pergi. Tapi salah seorang preman itu memegang tanganku, membuat langkahku terhenti.

“Lepaskan!” Ucapku, menatapnya dengan tatapan tajam.

“Wah, seramnya” ucap pria itu sambil menyeringai. 

Kedua temannya tertawa. Aku menghela nafas, merasa kesal terhadap mereka bertiga. Terlebih lagi, semua orang yang dari tadi melirikku sekarang berpura-pura tidak melihat apapun. Namun, tiba-tiba seorang siswa laki-laki datang dan menghampiri kami.

“Apa yang kalian lakukan?” Tanya laki-laki itu.

“Hah? Apa masalahmu? Apa kau ingin menjadi seorang pahlawan?” Ejek salah satu preman dengan nada merendah.

Mereka bertiga kemudian tertawa, tetapi laki-laki itu tidak terpengaruh. Dia dengan berani meninju perut salah satu preman, membuatnya jatuh pingsan. Kedua temannya terkejut dengan tindakan itu, begitu juga dengan diriku. Salah satu preman yang tersisa mencoba melancarkan serangan pada laki-laki itu, namun dia berhasil menghindarinya dengan lincah. Lalu, dengan keahliannya, dia memberikan tendangan lutut ke arah dagu preman tersebut, diikuti dengan beberapa pukulan ke wajahnya hingga akhirnya preman itu tumbang.

Satu orang preman yang tersisa ketakutan melihat hal satu temannya yang tumbang dengan satu pukulan dan satunya lagi timbang dengan wajah yang babak belur. Terlebih lagi di lakukan oleh seorang siswa SMA sendirian. Preman yang ketakutan itu kemudian pergi, meninggalkan kedua temannya yang masih terkapar.

“Te-terima kasih karena telah menolongku” ucapku, masih terkejut dengan apa yang aku lihat.

“Jangan dipikirkan! Mereka hanya menghalangi jalan saja!” Ucap laki-laki itu, lalu dia kemudian pergi begitu saja.

Menghalangi jalan? Padahal trotoar ini bisa dibilang luas. Aku merenung dalam hati, mencoba memahami apa yang laki-laki itu katakan. Dia menolongku di saat tidak ada yang peduli padaku, tanpa mengharapkan apapun dariku, dan dia bahkan tidak menatap mataku seolah-olah dia sama sekali tidak tertarik padaku.

 

Aku merasa campuran antara terkejut, kagum, dan penasaran terhadap laki-laki itu. Ada sesuatu yang membuatnya berbeda dan menarik di mataku. Aku ingin tahu lebih banyak tentangnya, dan dalam hati, aku berharap untuk bisa berteman dengannya. Namun, aku merasa bahwa aku tidak memiliki kesempatan untuk itu.

 

Setiap kali aku mencoba mengajaknya bicara, dia selalu mengabaikanku atau orang lain selalu menghalangiku. Aku jarang melihatnya saat istirahat, sehingga semakin sulit bagiku untuk mendekatinya.

 

Waktu terus berlalu, dan setiap harinya aku menyesali diriku sendiri karena tidak bisa berteman dengannya. Namun, sekarang, aku akhirnya menjadi temannya. Wajahnya yang dulu terlihat dingin, kini terlihat lebih hangat dan dia mulai terbuka padaku. Dan hal itu membuatku merasa sangat senang.

Pukul enam pagi, aku perlahan-lahan membuka mataku, terbangun dari pangkuan Arvin.

 

“Pagi, Erina!” Ucap Arvin sambil tersenyum.

 

“Pagi, Arvin!” Balasku, tersenyum balik.

 

Arvin kemudian mengusap kepalaku dengan penuh kelembutan, membuatku merasa nyaman dan bahagia.

 

“Kamu benar-benar manja ya” ucap Arvin sambil tertawa.

 

Aku tertawa kecil mendengar komentarnya. “Selain Nada dan orang tuaku, aku hanya bersikap seperti ini padamu. Jadi, Arvin, manjakan aku lagi” godaku sambil tersenyum.

 

“Iya, iya. Aku akan memanjakanmu sampai kamu puas” ucap Arvin dengan senyum lembut. Dia kemudian memelukku dengan erat, mengusap kepalaku dan membelai rambutku dengan penuh kasih sayang.

Aku tersenyum kegirangan, jantungku kembali berdegup kencang. Hanya dengan sentuhannya membuatku merasa sangat senang dan rasanya begitu nyaman berada di dekatnya.

Waktu kami menyusup ke ruangan bawah tanah kepala sekolah dan saat kejadian HoJ palsu waktu itu, dan bahkan kejadian setahun yang lalu, Arvin selalu berdiri di hadapanku dan melindungiku. Sosoknya saat itu sangatlah keren di mataku.

Aku ingin mengenal Arvin lebih jauh lagi, aku ingin selalu bersamanya, aku ingin terus di manjakan olehnya. Dan aku berharap, momen ini tidak pernah berhenti.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!