LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
LL 11
(MASIH 6 TAHUN YANG LALU)
"Lune, ayo kita pergi. Kita sudah telat," ucap Jenna menarik tangan Lune.
Lalu Lune pun berbalik pergi dan meninggalkan Louis.
"Jadi dia kuliah di sini?" gumam Lio.
"Ayo, aku akan ada meeting setelah ini," ucap Louis.
"Oke, terima kasih atas bantuannya, Louis," sahut Lio.
Louis membantu adik Lio yang kuliahnya bermasalah. Hingga akhirnya Louis menggunakan koneksinya untuk membantu masalah adik Lio.
"Aku tak akan membantu lagi jika dia membuat masalah yang kedua, Lio. Bilang itu padanya," ucap Louis.
"Oke," sahut Lio.
"Jangan lupa pertandingan bakset kita beberapa hari lagi," lanjut Lion.
"Aku tak janji bisa datang," jawab Louis.
"Hmm, oke," sahut Lio.
Lalu mereka pun pergi dari kampus dan ke perusahaan mereka masing- masing.
*
Beberapa hari kemudian, Lune bersiap untuk mengikuti lomba basket bersama team kampusnya.
"Good luck, Honey," ucap Lourdes.
"Good luck, Lune. Nanti aku akan ke sana bersama Claire," kata Lana.
"Oke, bye," jawab Lune dan pergi dari sana setelah mencium ibu dan kakaknya.
*
Lune menstarter mobilnya dan sama sekali tak bisa menyala. Lune mengumpat pelan dan keluar dari mobilnya.
TINTIN ...
Lune melihat mobil Jenna di di depan jalan.
"Hei!!! Thank God," ucap Lune dan berlari ke arah mobil Jenna.
"Kau penyelematku," ucap Lune yang langsung masuk ke dalam mobil Jenna.
"Ya, aku tahu itu. Sudah kubilang buang saja mobilmu itu. Tega sekali Uncle Anthony memberikanmu mobil bobrok seperti itu," sahut Jenna.
Lune hanya tertawa pelan.
"Ya, nanti aku akan mencuri mobilnya," jawab Lune.
"Good idea," sahut Jenna.
Lalu Lune menyalakan musik dengan keras di mobil dan menyanyi bersama Jenna mengikuti alunan lagu yang di stelnya.
Jenna membuka atap mobilnya dan hal itu membuat mereka jadi pusat perhatian karwna menyanyi dengan cueknya.
*
Louis mengendarai mobilnya bersama Wren setelah menjemput saalah satu sahabatnya itu.
Louis meluangkan waktunya untuk mengikuti pertandingan basket umum itu bersama teman teman semasa kuliahnya dulu.
Ketika di lampu merah, Wren melihat ke arah Lune yang ada di sebelah mobil Louis.
Wren tertawa melihat Lune dan membuka jendela mobil. Louis pun melihat ke arah Lune yang tampak asyik bernyanyi bersama Jenna.
"LUNE!!" Panggil Wren dan membuat Lune menoleh ke arahnya dan menghenyikan nyanyiannya.
"Wren? Ada apa?" tanya Lune dan melihat ke arah Louis juga.
"Lana akan datang ke lapangan?" tanya Wren.
"Ya, bersiaplah untuk menebar pesonamu," sahut Lune.
"Bantu aku," ucap Wren.
"Buat team mu kalah maka aku akan membantumu," jawab Lune dan membuat Louis menatap tajam ke arahnya.
"Jangan harap," sahut Louis.
Dan ketika lampu hijau menyala, Louis langsung melanjutkan perjalanannya begitu juga dengaj Jenna.
"Dia akan ikut bertanding?" ucap Lune.
"Ya, dia alumni kampus kita, Lune. Namanya Louis Kingsford. Lebih baik jangan berurusan dengannya," jawab Jenna.
"Dia benar benar sombong," sahut Lune.
"Tapi dia tampan dan hot," jawab Jenna.
"Ya, harus kuakui itu," sahut Lune dan mereka pun tertawa bersama.
*
Sesampainya di tempat pertandingan, Lune dan Jenna masuk ke dalam arena sport centre.
Pertandingan pertama akan akan dilakukan oleh team Lune terlebih dulu.
"LUNEEE!!!" Teriak Lana dari arah penonton.
Lune melambaikan tangannya pada Lana sembari membuka jaketnya.
"Lune, kakimu sudah tak sakit?" Tanya Jenna.
"Tidak, aku sudah sangat sehat," jawab Lune.
"Kemarin kau mengeluh masih sakit," kata Jenna.
"Sekarang sudah baik baik saja," ucap Lune melompat lompat dan mengambil bola basketnya untuk pemanasan memasukkan bola ke dalam ring.
Dari seberang, Louis melihat Lune dan matanya terpaku ke arah sosok tomboy itu.
"She's hot, right?" Ucap Lio di samping Louis.
Louis tak menjawab apa pun dan mengalihkan pandagannya.
Suasana pertandingan basket akan selalu ramai dengan penonton apalagi penonton wanita yang ingin melihat para pria tampan dan tinggi sedang bertanding.
"Lana, lihatlah ke sana," ucap Claire menunjuk ke arah salah satu pemain basket.
"Louis? Kau masih mengharapkannya?" tanya Lana.
"Ya," jawab Claire.
"Come on, sudah lama dia keluar dari kampus dan kau masih mengejarnya tapi sama sekali tak pernah berbicara dengannya. Cari saja yang lain. Dia sangat tak tersentuh sepertinya," jawab Lana.
"Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk menemuinya, Lana. Aku masih takut jika dia mengabaikanku. Dia sangat dingin," sahut Claire.
"Dia sudah menjadi seorang CEO dan itu artinya peluangmu akan semakin sedikit apalagi dia tak mengenalmu. Lagi pula sainganmu akan bertambah banyak karena akan banyak yang mengincar Tuan Louis Kingsford yang kaya raya itu," jawab Lana.
"Ck, bisakah kau mendukungku?" Sahut Claire.
"Kau tak masuk akal, Claire. Bagaimana bisa dia akan menyukaimu kalau kau hanya menjadi secret admire nya saja? Itu hal yang sangat bodoh," jawab Lana.
"Whatever. Hei lihatlah, Wren melihat ke arahmu. Dia semakin tampan dan masih setia mengejarmu sepertinya," kata Claire.
"Ya, dia semakin tampan saja. Apakah aku harus menerimanya?" ucap Lana.
"Kurasa kau harus menerimanya karena dia cukup langka. Tampan dan kaya tapi masih setia menunggumu," jawab Claire.
"Akan kupikirkan," sahut Lana.
*
Pertandingan sudah dimulai dan sudah di babak ketiga. Team Lune terpaut 2 angka lebih rendah dadi team lawannya.
Keringatnya sudah bercucuran dan wajahnya tampak serius ketika mengoper bola ke arah Jenna.
Lalu Jenna memasukkan bola itu ke dalam ring dan skor nilai menjadi imbang.
Louis masih mengamati Lune dari arah kursinya. Ya, entah mengapa mata itu tak bisa beralih dari Lune.
PRIIITTT
Peluit itu dibunyikan ketika terjadi pelanggaran dan membuat Lune terjatuh.
Lune mengumpat karena lawannya menendang kakinya yang sakit.
"Hei, kau mengumpatku?" Sahut gadis yang membuat Lune terjatuh.
"Tidak," jawab Lune yang kemudian bangun.
Lalu permainan pun dilanjutkan. Kini mata Lune benar benar mengarah pada gadis yang menjatuhkannya tadi.
'Mati kau!!' Batin Lune ketika mengambil bola basket dari gadis itu dan menabrak bahunya.
Gadis itu tersungkur dan mengumpat.
Lalu Lune melempar bola di menit terakhir dari area garis Wing dan bola itu berhasil masuk.
"Yess!!" Ucap Lune ketika dirinya mencetak skor 3 angka.
Peluit di bunyikan dan akan masuk ke babak ke empat.
Lune melewati gadis yang menabraknya tadi.
"Aku akan membalasmu," ucap gadis itu dengan sinis.
"Aku menunggunya," sahut Lune dengan senyuman smirknya.
Lune ke arah tempat duduknya dan meminum airnya.
"Lune, kau istirahat dulu. Kita ganti pemain," ucap sang pelatih.
"What?? Aku pemain inti dan tak bisa digantikan begitu saja. Lagi pula aku top scorer dalam pertandingan ini," protes Lune.
"Lihatlah kakimu," sahut sang pelatih.
Lune melihat kakinya yang tampaknya kembali berdarah hingga menembus perbannya.
"Sshhiitt!!" Lune mengumpat kesal.