NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resmi Pasutri

Para bodyguard saling senggol menyenggol, melayangkan tatapan tajam satu sama lain.

“Kau saja, aku tidak bisa,” kata salah satu dari mereka.

“Heh! Apa lagi aku, kau saja lah,” mereka saling melempar pandang, lalu menghela napas bersamaan.

“Sebagai ketua, seharusnya Abang dong,” celetuk salah seorang yang paling muda dari mereka.

“Karena gue ketua, seharusnya kalian patuh sama gue. Apalagi lu Putra,” tunjuk pria yang merupakan ketua dari tiga anggotanya. Pria yang bernama Putra mencebik, buang muka.

“Kalau gitu nggak usah di bangunin lah, Bos. Biar aja Tuan Muda Vian sama Nona Lily tidur dulu, entar juga keduanya bangun.” Kata Brian salah satu bawahan pria itu.

Ketua mereka yang adalah Zaky, pemuda yang sejak kecil selalu bersama Vian hingga di angkat menjadi ketua bodyguard khususnya tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju.

“Ya udah, biarin aja mereka tidur. Yudha, bukain jendelanya biar nggak pengap.” Perintah Zaky pada bawahannya yang minim bicara dan yang paling patuh dari yang lain.

“Baik, Bos.” Angguk Yudha menjalankan perintah.

Mereka berempat pun meninggalkan Vian dan Lily yang asik menyelami alam mimpi. Posisi kini berganti, Lily yang bersandar di bahu Vian dan Vian yang bersandar di kepala Lily. Terlihat sangat romantis bak sepasang kekasih, bahkan Zaky sempat mengabadikan momen keduanya.

Berpapasan dengan Arthur dan asisten Leo, Zaky menyapanya dan diikuti oleh yang lain. “Vian dan Lily mana?” tanya Arthur tidak melihat anak dan calon menantunya.

“Tuan Muda dan Nona Lily sedang tidur, Tuan. Kami tidak berani membangunkannya,” jelas Zaky.

Arthur mengangguk, “Ya sudah, biarkan saja.” Pria itu pun pergi bersama asistennya. Zaky dan yang lain melanjutkan langkah menuju paviliun belakang tempat tinggal para pekerja.

***

Kirana mengepalkan tangan mendengar penjelasan Davina, sungguh percuma ia membayar mahal dua perempuan itu. Memisahkan Vian dan gadis kampung saja mereka tidak bisa.

Apalagi Davina dan anaknya yang bahkan jangankan memisahkan, menjelekkan nama Lily di depan Vian saja mereka tidak sempat. Entah akan seberapa besar kemarahan Kirana jika mengetahui hal tersebut.

Kirana menggigit kuku, memikirkan cara lain yang bisa ia lakukan. Bagaimana pun caranya Alvian dan Lily tidak boleh sampai menikah, anak idiotnya itu harus menikah dengan wanita pilihannya.

Tetapi sayangnya, apa yang diharapkan Kirana sama sekali tidak terjadi. Alvian dan Lily tetap akan menikah, dan Arthur sendiri yang menyiapkan pernikahan tersebut. Keputusan pria itu sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Nampaknya ia sangat menyetujui Vian bersama dengan gadis kampung itu.

“Mas, ini beneran?” kesempatan Kirana untuk memisahkan Vian dan Lily tidak ada lagi. Tepatnya hari ini keduanya akan melangsungkan pernikahan.

Sebuah aula hotel bintang lima telah disulap dengan sebegitu indahnya, di sudut-sudut ruangan telah dipenuhi mekaran bunga membuat ruangan tampak hidup dan ceria. Belum lagi tambahan hiasan ala-ala kerajaan, membuat aula tersebut sudah seperti aula tempat dilangsungkan pernikahan raja dan ratu kerajaan di negeri dongeng.

“Tentu saja, Sayang. Memangnya yang kamu lihat sekarang ini tidak cukup membuktikan.” Arthur melingkarkan tangan di pinggang Kirana, tahu istrinya itu tidak menyetujui pernikahan anak mereka Vian. Tepatnya tidak menyetujui Vian yang menikah dengan Lily. Lantaran gadis itu bukanlah perempuan pilihannya, tapi mau bagaimana lagi, Vian menginginkan gadis tersebut.

“Tapi, Mas!”

“Sudahlah, Rana. Lily adalah gadis yang diinginkan Vian, dan dia bahagia bersamanya. Ia juga terlihat baik dan menerima Vian apa adanya.”

Kirana menutup mulut, tidak membantah. Takut sang suami menganggap dirinya yang tidak menginginkan kebahagiaan untuk Vian, juga merasa sedikit tersinggung karena gadis yang selama ini ia tawarkan tidak tulus pada anak tirinya itu. ‘Siapa juga yang ingin menikah dengan pria idiot kecuali gadis kampung itu!’ dalam hati, Kirana sedikit mencebik. Dan mulai memikirkan rencana lain untuk menjalankan rencananya selama ini, semua tidak boleh hancur hanya karena keberadaan gadis itu.

***

Pernikahan memang dilaksanakan di hotel mewah keluarga Adhitama. Tetapi walaupun begitu pernikahan tersebut hanya dihadiri oleh keluarga inti saja.

Lily sama sekali tidak mempermasalahkan, karena memang ia sudah diberitahu sebelumnya. Dan bisa mengerti keluarga Adhitama melakukan hal tersebut agar pernikahan berjalan dengan lancar dan khidmat, hal yang sama juga diinginkannya.

Walaupun pernikahan ini terjadi bukan karena berlandaskan cinta, dan terjadi karena penuh dengan maksud. Ia akan menjalankannya dengan sebaik mungkin. Tekat Lily yang sudah ia bulatkan beberapa hari lalu.

Gadis itu menampilkan senyum lebarnya, menunjukkan pada semua yang hadir bahwa menikah dengan Vian adalah keputusannya.

Gaun putih panjang begitu cantik melekat pada tubuhnya, melengkapi senyumannya yang cerah bak mentari pagi.

Di sampingnya ada Vian yang mengenakan tuxedo dengan dasi kupu-kupu, yang kini telah resmi menjadi suaminya. Ia terlihat sangat tampan bahkan orang-orang sampai pangling melihatnya, tidak akan pernah mengira kalau dia memiliki keterbelakangan mental.

Vian mengetuk jari telunjuk dengan jari telunjuknya yang lain, matanya terpaku pada salah satu meja. Hal yang sama juga dilakukan oleh Lily, mengedarkan pandangan lalu berakhir melotot pada meja prasmanan.

“Bang, sepertinya kita satu pemikiran!” cetus Lily melihat kelakuan laki-laki yang baru saja resmi menjadi suaminya.

Vian memandang ke arah Lily yang terlihat sangat cantik hari ini, tidak bosan di pandang. Tetapi masih tidak ada apa-apanya dengan sesuatu yang berada di atas meja prasmanan. Nyatanya, makanan lebih menggiurkan untuknya.

“Abang pasti nggak sabar makan ‘kan?” Vian mengangguk kencang. Gadis itu terkekeh, “Sudah ku duga!” dalam hal makanan, keduanya memang sehati.

Tanpa ba bi bu dan menghiraukan tamu undangan. Pengantin baru itu turun dari panggung menuju meja prasmanan, tidak sabar mencicipi semua makanan yang berada di sana.

Sampai di meja prasmanan, Vian menunjuk semua makanan yang tersaji, mulai dari cake mini, coklat, es krim dan beberapa lainnya .

“Aku mau yang itu... itu... dan itu—“ tunjuk Vian pada makanan yang tersaji. Lily mengambil semua yang diinginkan Vian ke dalam satu piring, tak lupa sesekali ia juga mencomot. Wajahnya berubah semringah merasakan lumernya coklat, kepalanya bahkan goyang ke kiri dan ke kanan menikmati coklat tersebut. Pipinya pun mulai mengembung sekarang.

“Mmmm ... nyam-nyam, ini enak sekali—“ gumam Vian tak jelas karena mulutnya penuh dengan cake dan coklat. Istrinya yang sudah seperti remaja labil mengangguk setuju.

Bisikan-bisikan tak mengenakan dari kerabat dihiraukan keduanya. ‘Terlihat idiot dan kampungan!’ terdengar sangat jelas di telinga Lily, namun karena seringnya mendengar hinaan gadis itu merasa biasa saja. Dan Vian sama sekali tak terganggu, malah nafsu makannya yang meningkat.

“Pelan-pelan,” dengan refleks ibu jari Lily mengusap ujung bibir Vian yang blepotan. Membuat tatapan keduanya terkunci satu sama lain, waktu seolah ikut terjeda untuk beberapa detik.

“Bang!” pekik Lily kaget, tak kala jarinya dikulum Vian.

“Terima kasih,” senyum mengembang di bibir pria itu, tidak memedulikan jantung Lily mereog tidak karuan. Tanpa rasa bersalah ia pun kembali melahap makanannya.

Kedamaian keduanya tiba-tiba terganggu oleh seseorang yang tak Lily kenal, orang itu datang menyapa mereka.

“Ohw selamat atas pernikahan mu keponakan ku, akhirnya kau menikah juga setelah mendapat penolakan dari sekian wanita.” Orang itu menyapa dengan nada yang ramah, namun terdengar menjengkelkan.

Alvian melihat sepatu pria itu lalu mendongak ke atas melihat wajahnya, tiba-tiba tubuhnya menegang dengan sedikit bergetar, bahkan Lily merasakan perubahan tersebut.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!