Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau nya Antonio
Antonio terlihat baru saja selesai menghubungi seseorang, pria bahkan tak sadar jika sejak tadi ada seseorang yang mendengar semua isi percakapan nya dengan lawan bicara nya.
"Huffzzz! semua kekacauan ini berasal dari mu nak, kenapa kau begitu bodoh telah melepaskan wanita hebat seperti Ayank. Kita bisa menyelinap masuk ke dalam organisasi nya tanpa perlu bersusah payah. Kini semua lebur karena kecerobohan mu. Sungguh papa ingin melubangi kepala dungu mu jika kau bukan pewaris papa satu-satunya." Gerutu Antonio marah.
Pria paruh baya itu masih belum sadar akan kehadiran orang lain di sisi lain ruang kerja nya. Posisinya kini tengah membelakangi daun pintu, menatap ke arah kolam renang dari balik kaca besar di ruang kerja nya.
Pikiran nya berkecamuk kacau, semua yang terjadi dia salahkan pada sang anak.
Seseorang yang sejak tadi mematung di ujung pintu, mulai berbalik arah menuju lantai bawah. Membawa segala beban pikiran yang cukup berat, bagi seorang yang pernah mengalami gangguan mental seperti nya.
"Nyonya? saya kira anda belum kembali, apa tuan Antonio masih ada di ruang kerja nya?" Tanya Haidar memancing.
"Entah lah Haidar, aku baru saja dari kamar menaruh tas ku. Aku juga baru tiba, perut ku sedikit tak nyaman. Kau tau dua minggu ini putra sulung ku sedikit menyusahkan. Sampai wanita tua ini jarang beristirahat dengan benar." Balas Haura terlihat biasa saja. Wanita itu berbicara lancar bagai tak terjadi apa-apa.
Bukan nya hal mudah bagi Haura mengelola emosi batin nya. Sebagai seorang yang pernah mengidap gangguan jiwa, jelas Haura tak akan mampu mengontrol sebuah tekanan yang menghantam hati nya. Namun sang guru telah memberikan nya pembekalan dasar yang luar biasa, bagaimana caranya Haura yang lemah bisa memiliki kekuatan di balik sisi lembut nya.
Dan sebagai murid yang baik, Haura mulai bisa mengontrol perasaan nya selama dua minggu ini. Mendiamkan Alex adalah salah satu cara untuk melatih ketahanan hati nya agar tak mudah goyah. Jelas sulit, Alex adalah putra nya. Ibu mana yang tega membiarkan anak nya dalam kesulitan apalagi menanggung rasa sakit sendirian.
Namun mengingat akan pelajaran dasar yang dia pelajari, Haura secara tak langsung menjadikan Alex putranya sebagai bahan praktikum bagi nya.
Haidar menatap wajah polos sang nyonya yang terlihat tak mengetahui apapun. Hati nya sungguh lega. Dia tau sang tuan tengah berbincang dengan seseorang di telepon. Dia khawatir sang nyonya akan mendengar nya secara tak sengaja.
Namun melihat keseriusan di wajah sang nyonya, Haidar yakin sepenuhnya.
"Apa perlu saya menghubungi dokter nyonya?" tanya Haidar terlihat khawatir. Bagaimana pun Haura adalah istri kesayangan sang tuan.
"Tidak perlu, aku hanya perlu membuat beberapa ramuan herbal saja. Kau ingin bertemu dengan suami ku? pergilah mencari nya di lantai atas. Kalau tidak di ruang kerjanya mungkin di ruang baca. Aku belum sempat menyapa suamiku sejak baru baru tiba. Katakan aku sedang di bawah, aku takut suamiku mengira aku masih di rumah Alex." Ujar Haura dengan nada tenang yang menenangkan ketentraman hati Haidar.
Pria itu benar-benar yakin, jika sang nyonya tak mendengar apapun.
"Baik nyonya, akan saya sampaikan jika sudah bertemu dengan tuan." Balas Haidar sedikit menunduk hormat lalu bergegas ke lantai atas.
Haura menatap punggung asisten sang suami dengan wajah datar. Senyum ramah dan polos nya tadi kini lenyap tak berbekas.
Tok tok tok
Klek, Haidar membuka pintu ruang kerja sang atasan dengan pelan. Antonio terlihat termenung menatap sebuah pigura besar di ruang kerja nya.
Di sana ada foto keluarga yang lengkap. Hati nya meringis kala menatap sebuah potret wajah, yang begitu dia rindukan dalam rasa bersalah yang amat sangat besar.
"Maaf kan papa Arkhan, andai papa bisa memutar waktu. Papa tak akan melakukan hal konyol itu, papa akan tetap mempertahankan mu di sisi papa apapun yang terjadi." Ucap Antonio dengan air mata yang menetes deras.
"Kau lihat wajah polos putraku Haidar? kau mengenal baik putra bungsu ku, bukan? bahkan kau sangat dekat dengan nya kala itu. Aku sampai iri setiap kali kau datang ke rumah ini, Arkhan akan langsung berlari menyambut mu dengan girang. Padahal aku adalah ayah nya, tapi putraku itu lebih menyayangi mu." Cerita Antonio sedikit mengenang masa lalu.
Haidar menatap potret Arkhan dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat merindukan bocah perusuh tersebut. Anak yang begitu dia sayangi seperti putra kandung nya sendiri. Anak yang di singkirkan dengan tanpa perasaan oleh sang tuan hanya demi sebuah kekuasaan.
"Apa kau merindukan nya Haidar?" tanya Antonio tiba-tiba.
Haidar terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab.
"Tentu saja tuan, tidak ada hari tanpa merindukan tuan muda. Beliau sudah seperti putra untuk ku, pria malang yang hingga kini di kutuk tak memiliki keturunan. Semua berkat dosa masa lalu yang terus menghantui kehidupan ku entah sampai kapan." Jawab Haidar tenang, namun bagai belati yang menancap tepat di jantung Antonio.
"Kita menanggung dosa yang sama, dosa ku yang paling besar dan tak terampuni. Kini aku mulai menuai karma nya satu persatu." Ujar Antonio mende sah lelah.
"Kau sudah menemukan pelaku yang terus meneror ku belakangan ini Haidar? ini tak bisa di biarkan terlalu lama, atau aku juga akan kehilangan istri ku. Aku tak sanggup. Kerahkan tim IT terbaik untuk melacak jejak orang yang berusaha mengusik ketenangan hidup ku. Bayar berapa pun, dan selesai kan dengan cara lama jika perlu." Ujar Antonio dengan perintah mutlak.
Haidar hanya mengangguk paham, dia tak berniat untuk menjawab nya. Karena kini nuraninya mulai bertolak belakang dengan jalan yang mereka tempuh selama ini.
"Apa kah istri ku sudah kembali?" lanjut Antonio lagi.
"Sudah tuan. Nyonya mengatakan sedikit tak enak badan dan sedang membuat ramuan herbal di dapur." Lapor Haidar masih berdiri tegap di tempat nya
Antonio terlihat sedikit kaget, apa istri nya tak menyambangi ruang kerja nya tadi? kini pikiran nya semakin kacau.
Memahami keterdiaman sang atasan, Haidar segera mengkonfirmasi situasi agar hati sang tuan lega dan tenang.
"Nyonya tadi hanya mengantar tas ke kamar lalu turun untuk membuat ramuan. Nyonya berpesan agar memberitahu kan pada tuan jika diri nya sudah pulang."Riak wajah Antonio terlihat ringan.
"Baiklah. Ayo kita turun bersamaan, mulai besok handle pekerjaan ku di kantor. Aku ingin menghabiskan akhir pekan ini bersamaan istri ku di villa. Jangan menghubungi ku jika tak terlalu urgent. Dan jika terpaksa harus, hubungi saja ke nomor telepon rumah. Aku tak akan membawa ponsel rahasia ku. Aku ingin sejenak melupakan masalah ini, Alex benar-benar membuat ku harus bekerja keras di usia yang tak lagi muda. Entah apa guna nya aku mempertahankan nya jika hanya bisa menyusahkan ku saja." Gumam Antonio kesal.
Haidar hanya terdiam tanpa menanggapi apapun. Dia tak tau harus berbicara apa lagi, kala melihat di ujung tangga ada sang nyonya yang menyambut mereka dengan senyum lebar. Hati nya mendadak perih, melihat kepolosan sang nyonya.
"Sayang? Haidar mengatakan kau sedang tak enak badan? seharusnya kau tak terlalu lama mengurus Alex, dia sudah besar kita bisa menyewa perawat untuk merawat nya. Lagi pula ada bik Siti di sana.". Ujar Antonio mencecar sang istri dengan wajah terlihat khawatir.
"Aku tak apa-apa, hanya kelelahan. Kau tau usia ku sudah tak lagi muda. Haidar? apa kau sudah makan siang? jika belum makan siang lah dulu bersama kami. Suami ku pasti tak akan keberatan. Benar 'kan sayang?" Antonio mengangguk meski tak ikhlas.
Haidar yang menyadari ketidak nyamanan sang tuan lekas sadar diri.
"Saya sudah makan sebelum kemari nyonya, tapi terimakasih banyak atas tawaran anda. Mungkin lain kali, aku pasti tak akan menolak nya." Balas Haidar tersenyum simpul.
"Ah, baiklah. Sayang sekali, padahal bibik masak banyak." Ujar wanita itu terlihat sedikit kecewa. Namun Haidar tak bisa berbuat apa-apa selain menolak tawaran sang nyonya. Perut nya bahkan belum terisi sejak pagi, karena di sibukkan dengan pekerjaan tambahan yang di berikan oleh sang tuan pada nya.
Beberapa bisnis ilegal Antonio sedikit mengalami guncangan yang entah dari siapa. Haidar lah yang di sibukkan dengan segala hal tersebut hingga tak sempat memperhatikan diri nya sendiri. Boro-boro punya waktu luang bersama istri tercinta. Wanita baik itu pasti sangat kesepian kala dia tinggalkan. Dulu Arkhan lah yang membuat rumah sederhana nya ramai oleh tingkah lakunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
Kita mulai masuk dalam konflik guys!
Jangan protes tapi boleh tinggal kan komen kalian, apapun itu 😁😁
cerita ini di kemas dengan alur yang sedikit berbeda. Dengan plot yang membuat geram hati para pembaca hebat seperti kalian. Semoga bisa menghibur dan petik hikmah baik nya saja.
Tolong tinggalkan jejak dan dukungan lain nya. Jangan lupa di subscribe yaa😘😘😘🙏🙏🙏
Luv yuu kalian semua, readers hebat dan baik hati 🥰🥰🥰🥰