Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.
Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.
"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera
"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.
Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.
Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 26 : Jadilah Milikku!
Binar bingung, tentang hubungannya juga perasaannya. Ia termenung di teras belakang, "Cerai atau lanjut?" gumamnya.
Permasalahannya dengan suaminya sudah selesai, antara Dera dan Sierra pun sepertinya sudah beres.
Apa dirinya akan terus terjebak dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Ya...
Walaupun, Dera sudah bilang akan membahagiakan dirinya,tapi Binar belum bisa mempercayai lelaki itu sepenuhnya.
Binar berpikir, jika ia memilih cerai nanti dia jadi janda!
Binar tidak mau!
"Ah! Bagaimana?! Apa aku coba saja ya? Padahal dia kan sudah setuju mencoba bersamaku, kenapa malah aku yang bingung sendiri?!" cerocosnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Ya sudah kembali ke keputusan awal, tetap bersama Dera jika memang itu yang terbaik!" putusnya, lalu bergegas masuk ke dalam villa.
Ia berpapasan dengan Dera yang ternyata juga baru pulang.
"Mas, kamu sudah pulang?"
"Mas?" dahi Dera mengernyit bingung.
"Iya! Panggilan baru untuk suamiku." shautnya antusias, padahal dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri yang sangat memalukan ini!
"Ya, terserah kamu saja. Oh ya, aku bawakan stroberi untukmu, kamu suka ini kan?" ujar Dera mengambil alih sekantung buah stroberi segar dari tangan Bram.
Mata Binar, itu jadi langsung berbinar kesenangan, "Wahh ... kok kamu tahu sih?!" tanpa ragu Binar menerima sekantung buah stroberi itu dan membawanya kabur, Dera tidak menyangka bahwa sekantung stroberi bisa membuat istrinya berjingkrak kesenangan.
Jangan tanya, Dera tahu darimana kalau Binar suka stroberi, karena ia malas mengingatnya.
Bisa-bisanya, ia tidak tahu hal kecil tentang istrinya sendiri dan malah tahu dari Dipta.
Pokoknya, Dera malas mengingatnya!
Binar saking senangnya sampai lupa kewajibannya sejak dulu jika suaminya pulang kerja, ia segera masuk kamar dengan wajah tegangnya.
"Tuan Dera, aku minta maaf aku-"
Seketika, Binar menutup kedua matanya saat melihat suaminya yang hanya terbalut handuk di bagian bawahnya saja.
"Tuan? Kenapa jadi tuan lagi?"
"Mas!" koreksi Binar masih dengan mata tertutup, Dera iseng mendekati istrinya yang sedang menutup matanya.
'Duh kenapa malah deketin aku sih?!' batin Binar.
"Kenapa minta maaf?"
"Anu, tadi aku langsung nyelonong nggak urusin kamu." sahutnya masih dengan menutup mata.
"Santai saja sekarang, aku tidak akan terlalu mengaturmu." jawab Dera santai, sambil terus mengikis jarak di antara mereka.
Dera semakin sadar, ternyata Binar ini sangat lucu dan menggemaskan.
Memandang lekat istrinya, Dera semakin tenggelam dalam indahnya seorang Albinara.
"Buka matamu!" titahnya sambil membuka paksa tangan yang menutupi wajah cantik istrinya itu.
Binar menggeleng kuat, "Nggak mau! Kamu gak pakai baju!" tolaknya.
Tapi yang terjadi, Dera malah menarik pinggang perempuan itu hingga tubuh mereka saling menempel.
"Kamu ngapain?!" tanya Binar terkejut dan reflek membuka matanya dan sekarang Dera semakin bebas mengeksplorasi kecantikan istrinya.
Bibir yang mungil berisi itu rasanya ingin sekali ia memilikinya!
Sepertinya, sekarang tidak akan sulit baginya untuk jatuh hati pada Albinara-nya.
"Tidakkah kamu mau berterimakasih padaku, istriku?" ujar Dera tepat di telinga Binar, dengan suara rendahnya yang terdengar serak dan seksi, duh Binar jadi salah tingkah !
"Emm, untuk apa?" Dera diam tanpa menjawab malah menaruh kepalanya di bahu istrinya, sedangkan Binar makin salah tingkah debaran jantungnya makin menjadi-jadi.
Sebenarnya, Dera ini kenapa sih?
Kena setan apa?! Kok bisa tiba-tiba manja dan aneh begini?!
"Ah iya, makasih stroberinya." sambungnya setelah mengingat-ingat untuk apa dia berterimakasih pada suaminya itu.
Dera mengecup leher Binar yang tidak begitu jenjang, "Sama-sama." bisik lelaki itu yang napasnya terasa berembus hangat di lehernya Binar.
Binar terkejut, matanya membulat, tubuhnya menegang, darahnya berdesir, jantungnya berdebar tak karuan.
"M-mas, kamu pakai bajumu dulu sana!" Binar berusaha mendorong Dera menjauh namun yang ada lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya.
"Kamu wangi." ujar Dera setelah menghirup aroma yang menguar dari kulit leher istrinya.
Tiba-tiba ia menjadi candu pada aroma istrinya.
"Binar?"
"Y-ya kenapa?"
"Maukah kamu jadi milikku?" bisik Dera.
"A-apa?!" Binar salah tingkah sejak tadi ia tidak mampu mencerna dengan baik apa yang ia dengar.
Dera menegakan tubuhnya masih dengan menahan Binar dalam pelukannya.
"Jadilah milikku, hari ini dan seterusnya." ucap Dera dengan tegas matanya menatap Binar lekat, mereka saling bersitatap sampai kelembutan bibir Dera kembali sampai pada bibir milik Binar.
Dera membiarkan bibirnya diam lebih lama di atas bibir Binar, namun perempuan itu tidak merespon.
Kecewa, Dera melepaskan tautannya, "Bukannya ini mau mu? Hidup bahagia bersamaku, kau tidak mau?" namun Binar hanya diam, Dera mulai berbalik menjauhi Binar.
Merasa bersalah, Binar mengejar suaminya memeluknya dari belakang.
"A-aku mau." ucap Binar yang membuat Dera berbalik dan memeluknya erat.
"Aku akan berusaha mencintaimu." ungkap Dera.
Benarkah?!
Apa dirinya tidak salah dengar?
Dera ingin mencintainya?
Kemarin ia sudah dengar tapi kali ini bukan bahagia saja tapi cinta!
Bahagia, Binar berjinjit untuk mencapai bibir tebal suaminya, Dera tersenyum mendapatkan kecupan dari istrinya.
Dera menahan kepala istrinya itu, agar tidak melepas ciumannya.
Dengan begitu, lelaki itu semakin memperdalam ciuman mereka, puas dengan bibir Binar, Dera turun pada leher Binar menciuminya bahkan meninggalkan beberapa jejak.
Binar mulai merasakan dirinya terbakar gelora asmara yang mulai timbul dari kemesraan yang mereka lakukan, ia melenguh semakin membuat Dera bersemangat melakukan lebih dari itu.
Bahkan tangan lelaki itu mulai aktif di bagian tertentu milik Binar, tangan kekar itu mulai menyusup masuk dalam pakaian yang di kenakan perempuan itu.
"Mas!" Binar mencegah tangan itu masuk lebih jauh lagi.
Jujur, Binar belum siap melakukan hubungan seperti itu, namun nampak tatapan kekecewaan dari mata elang Samudera.
Dera memeluk tubuh Binar, mengelus rambut perempuan itu lembut, "Kamu belum siap?"
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Binar menggelengkan kepalanya, karena memang ia belum siap!
"Maaf."
"Tidak masalah." Dera melepaskan pelukannya, ia mengusap bibir istrinya yang basah karena ulahnya barusan, lalu pergi untuk mengenakan pakaiannya.
Binar jadi merasa tidak enak.
Tapi ia masih belum siap , bukan hanya itu saja, ia juga kurang yakin sebab tiba-tiba saja !
Dera belum mencintai dirinya, dan ia tidak ingin melakukan itu tanpa cinta.
Naif memang tapi, ia harus memastikan perubahan drastis yang di alami Dera.
Ia tidak mau jadi gampangan meskipun statusnya adalah seorang istri.
Terbesit di benaknya, benarkah semudah itu Tuan Muda Samudera luluh karena mendengar curahan hatinya?
Benarkah?
Entahlah!
Namun, ia juga tidak bisa memungkiri jantungnya yang berdebar tak karuan setiap bersentuhan dan mendapat perlakuan manis dari pria itu.