(Revisi)
Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Pengantin Pesanan
"Dia masih perawan dan pekerja keras, Sean" Ucap Louis yang tak sengaja membaca profil wanita dalam aplikasi tersebut.
"Benar tuan, namanya Zahira" timpal Sean yang juga ikut membaca profil si wanita dalam aplikasi. "Tapi, wajahnya tidak memungkinkan tuan dengan harga tinggi dari wanita lainnya" ucap Sean mengutarakan pendapatnya.
"Aku tidak masalah jika wanita ini aslinya jelek, yang jelas pilihanku jatuh pada wanita ini. Soal harga tidak masalah bagiku, karena barang mahal biasanya jauh lebih berkualitas dibandingkan barang dengan harga murah. Dengar Sean, wanita ini harus menjadi istriku, bagaimanapun caranya" ucap Louis dengan serius dan pilihannya jatuh pada wanita bernama Zahira.
"Jadi kita pesan yang ini tuan?" tanya Sean memastikannya kembali. Jangan sampai tuannya salah pilih pasangan.
"Ya, aku mau dia yang menjadi pengantin wanitaku, kalau perlu pesankan aku sekarang." jawab Louis dengan seringai diwajahnya.
Entah apa yang sedang dipikirkannya, hingga pilihannya jatuh pada wanita bernama Zahira dalam aplikasi biro jodoh.
Kemungkinan besar itulah keputusan akhir seorang Louis Abraham Smith yang tak kunjung menikah. Hingga dia putuskan untuk mengakhiri masa lajangnya dengan memesan pengantin wanita lewat aplikasi biro jodoh.
Walaupun tindakannya itu terbilang nekat dan bisa saja merugikan dirinya, namun dia tetap mencoba cara praktis untuk memilih pasangan. Karena mayoritas pengantin pesanan di aplikasi biro jodoh itu tidak lain adalah seorang wanita malam yang berkedok menjadi pengantin pesanan.
"Baik tuan, kalau perlu kita bungkus nona Zahira sekarang. Tapi, persyaratan dalam aplikasi kita masih perlu menunggu dua sampai lima hari sesuai proses pengiriman alamat yang dituju." ucap Sean tersenyum tipis dan sudah bisa bernafas lega.
"Oke tak masalah, aku percayakan segalanya kepadamu" ucap Louis sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Baik tuan. Eits...kemungkinan calon pengantin anda tiba tiga hari kemudian" ucap Sean tersenyum mengecek kembali rute pengiriman.
"Hemm" Louis hanya mampu berdehem dan kembali sibuk memainkan ponselnya.
🍁🍁🍁🍁
Perusahaan ZMM....
Zahira tidak bisa fokus bekerja, dia dilanda perasaan cemas dan deg-degan setelah berhasil mendaftarkan diri sebagai pengantin pesanan di sebuah aplikasi biro jodoh.
"Oh Tuhan, kenapa aku jadi cemas begini" gumam Zahira sambil mengusap wajahnya.
Zahira bangkit dari duduknya, dia melangkah masuk ke dalam toilet untuk cuci muka dan semoga setelah ini pikirannya kembali jernih.
Tak berselang lama kemudian, Bu Wira mengetuk pintu ruangan atasannya sebelum masuk ke dalam. Namun anehnya wanita dewasa itu tak menemukan keberadaan atasannya.
"Miss Zahira" ucapnya memanggil nama atasannya dan kembali mengulang beberapa kali sambil melangkah mencari-cari keberadaan atasannya.
Hingga Zahira keluar dari toilet dengan handuk kecil di tangannya.
"Bu Wira, tolong batalkan semua jadwalku hari ini. Aku mau pulang cepat" ucap Zahira memberitahu lalu membereskan pekerjaannya.
"Baik Miss" sahut Bu Wira dengan wajah heran.
"Terima kasih, Bu Wira." ucap Zahira lemah lembut dan wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya sebelum pamit undur diri.
Zahira melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Dia pun memutuskan pulang lebih cepat. Dalam perjalanan pulang, Zahira putar arah, dia ingin mengunjungi makam orang tuanya terlebih dahulu.
Dua buket mawar putih di tangannya dan itu wajib dibawa setiap kali ziarah di makam orang tuanya. Zahira selalu menyempatkan waktunya ziarah di makam kedua orang tuanya dan selalu mendoakan orang tuanya.
Tidak hanya itu, Zahira selalu mengeluarkan unek-uneknya di sana, seolah makam kedua orang tuanya menjadi tempat curhatannya. Apalagi saat ini dia kembali dilanda perasaan cemas akan keputusan besar yang sudah diambilnya.
"Ma, Pa, doakan Zahira, semoga Zahira dipertemukan pria baik dan sangat tulus mencintai putrimu ini. Pokoknya dia harus menjadi jodoh terbaik buat Zahira" ucap Zahira dengan mata berkaca-kaca sambil mengusap pusara ibunya, lalu menciumnya secara bergantian seolah sedang mengobati rasa rindunya pada orang tuanya.
Cukup lama Zahira berada di makam orang tuanya, hingga dia tidak sadar langit sudah berganti senja dan sebentar lagi hari berganti malam.
"Mama, papah, Zahira pulang dulu ya" ucap Zahira berpamitan sambil meneteskan air matanya, namun dengan cepat dia mengusap kasar air matanya.
Disaat dirinya memutuskan untuk menikah tak ada tempat baginya untuk bercerita, tidak seperti gadis-gadis diluar sana yang masih beruntung memiliki kedua orang tua.
Setibanya di kediamannya, lagi-lagi Zahira dihadang oleh ibu tiri dan saudara tirinya di ruang tamu.
"Darimana saja kamu? Tuan Erdogan sampai menelpon ku mencari keberadaan mu, gadis pembawa sial!." ucap Delisa dengan ketusnya.
"Katanya sudah beberapa hari kamu membatalkan jadwal pertemuannya. Apa kamu hobi keluyuran di luar sana, sampai-sampai melalaikan tugas mu sendiri hah!" ucap Nyonya Victoria dengan suara meninggi.
"Cukup! berapa kali aku katakan jangan pernah mencampuri urusanku!. Ingat itu" Zahira ikut meninggikan suaranya.
"Tuan Erdogan hanyalah seorang penipu, aku tahu betul mana yang bisa diajak bekerjasama dan yang tidak. Kalian tidak tahu pasti seperti apa perusahannya. Jadi jangan berspekulasi sendiri. Satu lagi, kita berada di kubu masing-masing. Dan untuk kamu, Delisa!. Berhenti mengatai ku gadis pembawa sial, karena aku tidak segan-segan untuk merobek mulutmu!." ucap Zahira dengan sorot mata tajam sambil menunjuk-nunjuk wajah saudara tirinya.
Keduanya mendadak bungkam dan tak ada lagi yang berani bersuara. Dengan kesal Zahira melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sedangkan ibu dan anak itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
Zahira meletakkan tasnya di atas meja dan mulai membuka aksesorisnya lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa ponselnya. Itu salah satu kebiasaannya bawa ponsel ke kamar mandi.
Zahira ingin berendam, dia mulai mengisi air di bathub kemudian menuangkan sabun cair beraroma lavender. Tak lupa dia menyalakan lilin aromaterapi di samping bathtub, hingga mampu membuatnya rileks.
Zahira sudah siap berendam di dalam bathtub, dia mulai melucuti pakaiannya satu persatu hingga tubuhnya polos, barulah dia masuk dalam bathtub dan mulai berendam menikmati busa melimpah yang menutupi tubuhnya.
Aroma lilin bercampur sabun cair semakin membuatnya rileks hingga membuatnya memejamkan mata. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Zahira mengulurkan tangannya meraih ponselnya di atas meja wastafel.
Keningnya berkerut melihat panggilan masuk dari nomor tak dikenal di ponselnya. Dengan ragu dia pun mengangkatnya.
"Halo dengan siapa disana?" ucap Zahira di ujung telepon.
"Halo Zahira, ini aku, Megan" balas seseorang di ujung telepon yang tak lain adalah Megan.
"Iya Megan, maaf, aku sampai tidak mengenali suaramu."
"Tidak apa-apa Say"
"Oh iya, ada apa ya menelpon ku?" tanya Zahira penasaran.
"Zahira, periksa ponselmu cepat. Kamu sudah dipesan oleh pria misterius. Pembayarannya sudah dilakukan beberapa jam yang lalu. Sekretaris Madam Yuri dari tadi menghubungimu, tapi kamu tak kunjung mengangkat telponnya. Makanya sekretaris Madam Yuri menghubungiku dan memintaku untuk menelpon mu" jelas Megan di ujung telepon.
"Oh astaga, maaf, aku sampai merepotkan mu."
"Tidak masalah, santai saja"
"Dari ucapan mu, aku tidak salah dengar kan bahwa aku sudah laku!" ucap Zahira terkejut bukan main mendengar penjelasan teman baiknya.
"Iya, kamu sudah laku sayang, sebentar lagi kamu menjadi istri dari pria misterius" timpal Megan disertai gelak tawa.
"Oh my God" Zahira membulatkan kedua matanya lalu membuka cepat aplikasi biro jodoh dan benar saja profilnya sudah bertuliskan sold out.
Bersambung....
Jangan lupa dukungannya teman-teman berupa like, komen dan vote ya🙏🙏🙏
Biar aku semangat nulisnya 🤗🙏