NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Putri Ku.

Istri Pilihan Putri Ku.

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak terpikirkan oleh Sabrina lulus kuliah kemudian menikah. Pertemuanya dengan Afina anak kecil yang membuat keduanya saling menyayangi. Lambat laun Afina ingin Sabrina menjadi ibu nya. Tentu Sabrina senang sekali bisa mempunyai anak lucu dan pintar seperti Afina. Namun tidak Sabrina sadari menjadi ibu Afina berarti harus menjadi istri Adnan papa Afina. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Sabrina berperan menjadi istri Adnan dan menjadi ibu sambung Afina???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memantapkan diri.

"Afina..." seru Sabrina, kala Afina berlari ke arahnya. Di pengangnya kedua sisi pundak Afina yang mendongak menatap Sabrina.

"Kamu sama siapa?" tanya Sabrina.

"Sama Papa, itu... disana," Afina menunjuk sang papa yang masih berdiri bersandar mobil pura-pura tidak melihat. Ia asik memainkan ponsel padahal sebelumnya keppo.

"Ciee ciee..." ledek Prily, tersenyum jail. Langsung kena plototan mata Sabrina.

Sementara Kevin menatap nanar wajah Adnan dari kejauhan.

"Kita kesana yuk, tapi bilang Papa dulu," kata Sabrina. Afina pun kegirangan berlari-lari kecil menghampiri Adnan, di susul Sabrina dkk.

"Papa... Fina sama Bunda ya,"

Adnan hanya mengacungkan jempol seraya tersenyum, melirik Sabrina sekilas kemudian membiarkan mereka berjalan lebih dulu.

Sampai di tempat, suasana sudah ramai, Sabrina segera mencari tempat untuk mereka duduk.

"Kalian..." sapa tiga orang teman kepada Sabrina dkk yang tak lain alumni satu kelas.

"Apa kabar kalian?" tanya teman Sabrina.

"Alhamdulillah... baik," mereka pun bergabung lalu ngobrol-ngobrol sebelum acara dimulai.

"In, loe sudah punya anak?" tanya temanya yang bernama Akila. Memandangi Afina yang bergelayut manja di lengan Sabrina.

"Sudah, anak ketemu gede," jawab Prily terkikik.

"Tetapi... sebentar lagi akan menjadi ibu beneran. Iya Kan In." Prily nyengir kuda.

"Mulai ngaco deh!" Sabrina meremas pelan bibir Prily.

Sedangkan Kevin tidak mau dengar obrolan teman-temanya, lebih baik memainkan gem pertarungan.

"Hahaha... kalian lihat nggak, yang sedang memberi sambutan," cicit Prily. Semua lantas menoleh memandang pria yang sedang memberikan sepatah dua patah kata yang tak lain adalah Adnan.

"Itu kan Pak Adnan Pril," kata Akila.

"Bukankah itu suami bu Bella yang judes itu?" sambung Akila. Akila rupanya belum mendengar kabar jika Adnan sudah bercerai.

"Seeettt... jangan kenceng-kencang ngomongnya, ada anaknya tuh," bisik Prily. Kedua wanita itu pun bergosip.

"Kalian itu loh... suka ngegosip kaya mak-mak kurang gawe," Sabrina menghentikan gibah Prily dan teman yang lain.

Sambutan demi sambutan telah berlangsung, saatnya selingan musik. MC memanggil siapa yang akan bernyanyi ke panggung.

"In, kita duet yuk," Kevin bersemangat.

"Idih... malu tahu!" tolak Sabrina.

"Ahh... ayo," dengan membawa gitar Kevin menarik lengan Sabrina.

"Bunda... ikut..." Afina menahan tangan Sabrina.

"Ayo," mereka bertiga naik ke panggung. Tepung tangan meriah dari para undangan. Kevin ambil kursi sebelum akhirnya memetik gitar.

Jreng jreng jreng.

Gitar mengalun lembut di iringi suara merdu Sabrina. Ia bernyanyi penuh penghayatan.

🎶 Kubuka album biru

Penuh debu dan usang.

Kupandangi semua gambar diri.

Kecil, bersih belum ternoda.

Kevin berdiri mengait jemari Sabrina. Mereka berhadapan senyum terukir di bibir Sabrina.

Sementara Adnan duduk diantara para penggede yayasan AL INAYAH.

"Hai broo, daripada iri melihat mereka, mendingan loe bergabung," lirih Bobby.

"Diam!" sungut Adnan, hanya melengos kesal.

"Hahaha... panas dingin kan loe?! Makanya... jangan pura-pura nggak mau, cepat lamar Dia, keburu diambil anak itu loh," yang dimaksud Bobby adalah Kevin

"Kamu suka sama gadis itu Nan?" tanya Arman yang duduk di sebelah kanan Adnan, sedangkan Bobbi di sebelah kiri.

"Hehehe... Pak Arman bisa saja, mana mau Dia, sama pria berbuntut seperti saya," Adnan tersenyum kecut. Melihat Kevin mengaitkan jarinya ke jari Sabrina menjadi kesal. "Bilangnya bukan muhrim, tapi ternyata munafik," Adnan membatin.

"Coba dulu dong, jangan pesimis," nasehat Arman. Adnan hanya menanggapi dengan senyuman.

Sementara di panggung mereka masih terus bernyanyi. Kevin menggendong Afina. Kemudian Sabrina menyodorkan mikrofon ke mulut Afina agar Afina bernyanyi.

🎶 Kata mereka diriku, selalu dimanja.

Kata mereka diriku, selalu ditimang.

Oh, Bunda, ada dan tiada dirimu

Kan selalu ada di dalam hatiku.

Afina pun bernyanyi di dalam gendongan Kevin. Mama Fatimah, berkali-kali tidak kuat menahan air mata. Mengingat cucu nya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sejak kecil. Ternyata tidak hanya mama Fatimah yang menangis, para undangan yang perempuan pun turut menangis.

Kevin menurunkan Afina kemudian mereka bertiga bernyanyi bersama.

🎶 Pikirku pun melayang.

Dahulu penuh kasih.

Teringat semua cerita orang.

Tentang riwayatku.

Selesai bernyanyi Sabrina menggandeng tangan Fina kembali ke tempat duduk.

*********

Hari berganti hari, minggu, bahkan bulan. Afina semakin lengket saja, tidak jarang Afina menginap di rumah Sabrina.

Tibalah saatnya Sabrina sedang menyusun skripsi. Ia sangat sibuk, mau tidak mau menghentikan kegiatan les privat untuk sementara waktu. Ia ingin konsentrasi menggarap sekripsi. Selama itu pula Adnan melarang putrinya untuk menemui Sabrina.

Pada akhirnya keseriusan Sabrina membuahkan hasil. Ia bisa merampungkan kuliah, tinggal wisuda saja.

Pada suatu malam, ia merasa sepi, sudah tidak ada lagi kegiatan hanya tinggal menunggu wisuda. Sabrina turun ke lantai bawah ambil minum membasahi tenggorokan nya yang terasa kering.

Tok tok tok.

"Masuk"

"Bun... aku boleh bobo sama Bunda nggak?" tanya Sabrina masuk ke kamar Kamila sang Ibu, karena sang ayah masih di luar kota.

"Sina Nak, tumben kamu manja amat?" Kamila terkekeh.

"Bun, aku kangen deh sama Afina, kok tumben sih? Akhir-akhir ini jarang kesini," Sabrina pun merebahkan tubuhnya di samping Kamila.

"Kenapa kamu nggak temui Dia? Kalau saran Bunda sih, mendingan besok kamu ke rumannya saja," kata Kamila.

"Masa sih Bun? Aku kesana? Malu..." jawab Sabrina lalu bersembunyi di ketiak Kamila.

"Sudahlah... besok kita pikirkan lagi, mendingan sekarang kita tidur, sudah malam soalnya." Kamila mengakhiri obrolan. Sabrina pun tidur dalam pelukan sang bunda.

********

"Bunda..." rintih Afina, rupanya bocah kecil itu sedang sakit.

"Iya sayang... besok kita ketemu Bunda ya," hibur mama Fatimah.

"Bunda... aku kangen... Nek... aku mau bertemu bunda sekarang..." ucapnya sambil terpejam.

"Besok... Papa akan menjemput Bunda sayang... sekarang Fina bobo ya," Adnan mengusap kepala putrinya.

Waktu tepat jam 11 malam panas Afina semakin tinggi. "Nan, bagaimana ini?" mama Fatimah panik.

"Kita bawa ke rumah sakit sekarang Ma," tidak banyak berpikir Adnan membopong putrinya ke mobil.

Sementara Fatimah hanya bisa menangis sepanjang jalan. Beliu sedih, saat genting begini suaminya pun tidak ada di rumah.

Saat ini papa Rachmad sedang ke luar kota meninjau project pembuatan gedung cabang yayasan yang di kerjakan Abdul ayah Sbrina hampir paripurna.

Sampai di rumah sakit Afina segera di tangani oleh dokter jaga. Adnan dan mama Fatimah menunggu di luar hanya bisa berdoa semoga Afina hanya demam biasa dan tidak akan terjadi apa-apa.

"Nan, bagaimana? Apa kamu tidak mau memberi kabar Sabrina?" tanya mama Fatimah.

"Aku rasa besok saja Ma, sekarang sudah terlalu malam, yang ada, kita justeru mengganggu," Adnan mondar mandir ia berpikir tidak ada pilihan lain saat ini. Kecuali harus memberanikan diri melamar Sabrina. Pikir nya.

Putrinya adalah harta berharga yang harus ia berikan perhatian khusus. Dan hanya Sabrina yang bisa memberikan perhatian yang tulus.

Adnan ke masjid yang masih di kawasan rumah sakit. Ia berdoa agar putrinya segera sembuh dan juga minta pentujuk apakah Sabrina memang ibu yang tepat untuk putrinya.

*****

Bersambung.

1
Andi Bahraeni
Luar biasa
Runik Runma
huh dasar
Soraya
mampir thor
Arin
/Heart/
Vicki Andrian
pengen tk pites adnan
fajar Rokman.
mampir thor
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Ria Bionde
Luar biasa
Nining Moo
gengsi,,,genhsi aja Jangan afina yg jadi alasan padal mau🤣
Nining Moo
jangan jangan si alfin bukan anaknya adnan🤔🤔🤔
Samaniah
anak sambung q pun kl manggil q mama,sdgkan manggil ayahnya bapak..
lbh gk nyambung lg 🤣🤣🤣🤣
Samaniah
istri dr jalan,,🤣🤣
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Sitipatimah
Lumayan
himawatidewi satyawira
waduuh nenek pnh modus
himawatidewi satyawira
111-222 ma anknya..
himawatidewi satyawira
beli asahan linggis di tk bangunan nan..
himawatidewi satyawira
ayoo nan.
hajar bello
himawatidewi satyawira
kl fina sdh ditemukan bakalan ngajak jln" pake mobil baru itu..gitu lho mbak
himawatidewi satyawira
hajar man..suruh berdiri di pojokan, angkat kaki dua"nya jg tngn diikat, mulut dilakban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!