NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:829.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 27.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Elkan pun melajukan mobilnya menyusuri jalan raya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, begitupun dengan Yuna.

Sudah tiga jam mobil Elkan menyisir jalanan, namun tak ada tanda-tanda bahwa dia akan menghentikan laju kendaraannya. Bahkan jalanan yang mereka telusuri nampak sepi, hanya beberapa mobil saja yang melintas di sana.

"Elkan, ini bukan jalanan kota. Kemana kau akan membawaku?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya.

Elkan tak menjawab, bahkan menatap ke arah Yuna pun tidak. Dia hanya fokus dengan stir mobilnya.

"Elkan, jangan diam saja! Kita mau kemana?" ketus Yuna yang mulai tersulut emosi.

Elkan menambah laju kendaraannya, hal itu membuat tubuh Yuna bergetar ketakutan. Dia belum ingin mati, apalagi dengan cara seperti ini.

"Elkan, jangan gila! Aku tidak ingin mati sia-sia seperti ini. Pelan kan laju mobilnya!" bentak Yuna sembari berpegang erat pada handle yang ada di atas kepalanya.

"Sreeeeet"

"Bruuuuk"

Elkan menginjak pedal rem secara mendadak, hal itu membuat keduanya terhempas ke depan.

Tanpa bersuara, Elkan dengan cepat membuka pintu mobil. Dia keluar dan berdiri di pinggir jurang yang tak jauh dari mobilnya terparkir.

"Dasar gila! Apa yang mau dia lakukan di sini?" ketus Yuna, kemudian menyusul Elkan turun dari mobilnya.

"Apa kau ini sudah tidak waras? Kenapa berhenti di sini? Masuklah, bawa aku kembali!" pinta Yuna meninggikan suaranya.

"Kalau kamu ingin kembali, maka pergilah! Bawa saja mobilnya, tinggalkan aku di sini!" jawab Elkan sembari menatap jurang yang begitu dalam di hadapannya.

"Cukup Elkan, jangan bodoh! Ayo kemarilah! Kau bisa jatuh jika berdiri di pinggir sana." bentak Yuna.

"Tidak apa-apa. Jika aku jatuh, bukankah itu akan menguntungkan untukmu?" jawab Elkan sembari tersenyum kecil.

"Ya sudah, kalau begitu terjun saja sekalian! Aku tidak peduli," Yuna berbalik dan masuk ke dalam mobil.

Melihat Yuna yang sama sekali tak mengkhawatirkan dirinya, seulas senyum terpahat indah di wajah Elkan. Dia mulai sadar jika Yuna memang tak menginginkan dirinya.

"Aku tidak pernah menyesal mencintaimu sedalam ini, yang aku sesalkan adalah kebodohan ku yang telah menyia-nyiakan mu selama ini."

Elkan melanjutkan langkahnya, dia berjalan mengikuti arah angin yang tak tau entah kemana akan membawa dirinya pergi.

"Brengsek! Dia malah pergi," umpat Yuna yang melihat Elkan menjauh dari kaca spion.

Yuna berpindah ke bangku kemudi, bermaksud menyusul Elkan sembari memundurkan mobilnya. Sayang seribu sayang, mobil itu justru tak mau menyala. Sepertinya ada kebocoran pada tangki saat mobil itu membentur batu tadi.

Yuna memukul stir mobil dengan kasar, saking kesalnya dia sampai mengumpat kotor merutuki kelakuan Elkan yang sudah membuatnya teraniaya.

Karena Elkan sudah tak nampak lagi dari kaca spion, Yuna akhirnya turun dan menyusul suaminya itu. Dia juga takut sendirian di sana.

"Dimana dia?" batin Yuna, bola matanya berguling liar mencari keberadaan Elkan.

"Astaga Elkan, kenapa harus berhenti di hutan seperti ini sih?" keluh Yuna yang mulai kelelahan menjelajahi hutan belantara itu.

"Elkan, kamu dimana? Jangan tinggalin aku sendirian begini!" teriak Yuna dengan nafas terengah, dia rasanya sudah tak sanggup lagi melanjutkan langkahnya.

"Kenapa mengikuti ku? Pulanglah! Bukankah kamu bisa menyetir?"

Suara Elkan seketika membuat Yuna terlonjak kaget. Dia berbalik dan menatap suaminya penuh amarah.

"Brengsek! Kenapa meninggalkan aku sendirian hah?" umpat Yuna sembari memukuli dada Elkan dengan tasnya.

"Kenapa marah? Bukankah aku sudah menyuruhmu pulang? Kenapa malah menyusul ku ke dalam hutan ini?" tanya Elkan sembari menahan tangan Yuna, seulas senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Pulang, pulang, mobilmu saja tidak mau menyala." ketus Yuna dengan wajah cemberut nya.

"Hahaha, sepertinya semesta ingin melihatmu teraniaya di hutan ini bersamaku." celetuk Elkan yang tiba-tiba saja terkekeh melihat ekspresi Yuna.

"Jangan tertawa, cepat kembali ke mobil! Hari mulai gelap, aku tidak mau dimakan binatang buas dengan percuma!" ketus Yuna dengan tatapan tak biasa.

"Kembalilah, hubungi kekasihmu dan minta dia menjemputmu segera!" Elkan mengusap kepala Yuna dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksudmu?" tanya Yuna kebingungan.

"Aku melepaskan mu, sekarang tersenyumlah! Aku tidak akan mengganggumu lagi." Elkan menghela nafas berat.

"Sudah saatnya kamu bahagia, aku mengaku kalah. Tidak ada yang bisa mencintaimu melebihi dirinya, bahkan aku pun tidak akan bisa menandinginya." Meski berat, Elkan terpaksa mengatakan itu.

"Deg"

Jantung Yuna berdegup kencang, dadanya terasa nyeri. Bagaimana bisa Elkan menyerah secepat ini? Apa hanya sebatas ini rasa cinta yang dia miliki untuk Yuna?

"Apa yang kau katakan Elkan?" tanya Yuna dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku tidak ingin menghalangi jalanmu. Jika Reynold yang terbaik untukmu, aku ikhlas melepasmu. Aku tidak mungkin memaksamu untuk tetap di sisiku, aku sadar cintamu hanya untuknya. Buat apa lagi aku bertahan?" Elkan memaksakan diri untuk tersenyum, lalu menggenggam tangan Yuna dengan erat.

"Ayo, aku akan mengantarmu ke mobil!"

Elkan mengayunkan kakinya sembari terus menggenggam tangan Yuna. Sekitar 5 menit berjalan, sampailah mereka di dekat mobil yang terparkir di jalanan kecil.

"Ayo, cepat hubungi Reynold! Aku akan menemanimu sampai dia datang." ucap Elkan tanpa ekspresi sedikitpun, dia bahkan berusaha keras menyembunyikan rasa sakitnya agar Yuna tak bisa melihatnya.

"Elkan, apa yang kau katakan?" lirih Yuna dengan tatapan sendunya.

"Tidak perlu menatapku seperti itu! Aku cukup kuat melepasmu bersamanya, aku hanya ingin kamu bahagia. Itu saja," ucap Elkan, dia kembali memaksakan diri untuk tersenyum.

Yuna mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Saat hendak menghubungi Reynold, tiba-tiba ponselnya mati karena kehabisan daya. Sementara Elkan sendiri lupa membawa ponselnya.

"Baterainya habis," keluh Yuna dengan tatapan lirih.

"Huft, hari sudah mulai gelap. Bagaimana cara keluar dari tempat ini?" gumam Elkan sembari memandangi sekelilingnya.

Elkan mulai kebingungan memikirkan jalan keluar. Bukannya mengkhawatirkan dirinya sendiri, tapi Elkan mengkhawatirkan Yuna yang tidak biasa berada di hutan seperti ini.

"Apa kamu masih sanggup berjalan?" tanya Elkan mencari tau.

"Memangnya kita mau kemana?" tanya Yuna balik.

"Kita harus mencari tempat untuk beristirahat, di sini tidak mungkin. Kalau turun hujan, mobil ini akan terendam." jelas Elkan.

"Ya sudah, ayo jalan!" ajak Yuna penuh semangat. Dia mulai takut karena matahari sudah tenggelam.

Elkan menggenggam tangan Yuna dengan erat, keduanya berupaya keras mencari tempat beristirahat menjelang esok pagi.

Kurang lebih setengah jam berjalan, Yuna melihat sebuah gubuk kecil yang tak jauh dari tempat mereka melintas.

"Elkan, sepertinya di sana ada gubuk. Ayo ke sana saja!" ajak Yuna sembari tersenyum sumringah, lalu menarik tangan Elkan menuju tempat itu.

Elkan tak menyahut, dia pun mengikuti Yuna karena tangan keduanya seperti sudah terikat dengan kuat.

Sesampainya di depan gubuk, genggaman keduanya terlepas. Elkan mengetok pintu, siapa tau ada orang di dalam sana.

Tidak lama, seseorang menyahut dari arah belakang. Yuna yang mendengar itu terlonjak kaget dan bergegas memeluk Elkan.

"Ahh, Elkan...," teriak Yuna sembari bergelayut di punggung Elkan.

"Sssttt, jangan takut!" ucap Elkan menenangkan Yuna.

"Maaf mengagetkan kalian, apa kalian tersesat?" tanya seorang pria yang sudah cukup renta.

"Tidak apa-apa Pak, justru kami lah yang seharusnya minta maaf. Apa Bapak pemilik gubuk ini?" tanya Elkan dengan sopan.

"Iya Nak, tapi gubuk ini sudah tidak layak pakai. Kalau kalian mau, ikut ke rumah Bapak saja!" ajak pria itu.

"Memangnya rumah Bapak dimana?" tanya Elkan ingin tau.

"Tidak jauh, sekitar 5 menit sudah sampai." sahut pria itu.

"Apa kami tidak merepotkan?" tanya Elkan memastikan.

"Tidak Nak, Bapak justru senang. Kalau begitu ikuti Bapak saja!"

Yuna kembali menggenggam tangan Elkan dengan erat. Sekitar 5 menit berlalu, sampailah mereka di rumah bapak tua itu. Rumah berdinding kayu yang sangat sederhana, namun terasa hangat dan menenangkan.

Di sebelahnya ada rumah pohon yang lumayan lapang, masih cukup untuk menampung Yuna dan Elkan di dalamnya.

"Ayo masuklah! Anggap saja rumah sendiri!" ajak sang bapak.

"Iya Pak, terima kasih atas bantuannya." ucap Elkan, keduanya mengikuti bapak tua itu memasuki rumah.

Bersambung...

1
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
Hasanah Ana
knapa si mantan slalu datang di saat si laki2 baru menerima istri dengan baik.
Kopii Hitam: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Abinaya Albab
bener² nih Beno kemarin² bisa nasehatin Elkan lahhhh ini kok mlh 11 12 sama kaya' Elkan pas lg khilaf dlu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!