Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Rahasia
Di saat semua penghuni rumah telah pergi meninggalkannya sendirian di rumah,Dania segera bersiap-siap untuk pergi keluar menemui salah satu sahabat ayahnya yang bernama Lukas Podolski. Beruntung saat masih kecil Dania sering diajak oleh sang ayah berkunjung ke rumah pria tersebut.
Berbekal ingatan yang ia punya,Dania menuju rumah sahabat ayahnya itu. Dan beruntung rumah Lukas Podolski masih satu kawasan dengan rumah tempat ia tinggal saat ini. Semuanya itu ia ketahui ketika menikah. Lukas Podolski sendiri yang bercerita bahwa rumahnya tak jauh dari tempat diadakan resepsi pernikahan.
Sungguh keberuntungan sedang berpihak pada Dania. Tanpa menemui rintangan dirinya pun tiba di sebuah rumah yang sama persis dengan yang pernah ia kunjungi saat masih duduk di sekolah Dasar. Yang berbeda hanyalah warna rumah yang sudah terlihat kusam serta halaman rumah tampak tak terawat.
"Assalamualaikum...." Ucap Dania memberi salam saat tiba di depan pintu rumah. Namun satu menit ke depan tak kunjung mendapat balasan. Dengan sedikit lebih mengeraskan suaranya Dania kembali mengucapkan salam.
"Assalamualaikum....'
"Waalaikumsalam." Akhirnya terdengar sahutan dari dalam rumah. Sepertinya suara seorang pria.
Tak lama pintu pun terbuka dan muncul lah sosok seorang pria tua namun masih terlihat kuat dan segar. Wajahnya pun masih terlihat tampan meskipun terdapat garis keriput. Ya,dialah Lukas sahabat sang ayah. Meskipun lama tak bertemu Dania masih sangat mengenal wajah pria baik itu.
"Apakah kamu Dania ?" Tanya pria itu tanpa basa-basi. Ekspresi yang ditunjukkan begitu ramah seolah senang dengan kedatangan Dania.
"Iya Paman. Aku Dania." Jawab Dania dengan sopan.
"Ya Tuhan,ternyata kamu sudah sangat dewasa dan semakin mirip dengan wajah Manto sahabat ku."
"Ayok masuk Nak." Ucap Lukas mempersilahkan Dania yang tersenyum senang karena mendapatkan sambutan yang hangat darinya.
Dania mengikuti langkah sahabat sang ayah dan tiba di sebuah ruangan yang cukup luas yang terdapat beberapa sofa tua yang terlihat usang namun masih terlihat bagus. Sepertinya sofa itu adalah produk termahal pada zamannya.
"Silahkan duduk Nak."
"Man,tolong buatkan minuman untuk Nak Dania."
"Baik Tuan." Sahut seseorang dari dalam rumah paling belakang.
"Ada hal apa yang membuatmu mencari Paman ?" Lukas bertanya pada Dania sambil menatap lekat wajah anak dari sahabatnya itu.
"Aku hanya ingin bertanya pada Paman,apa Paman mengetahui sesuatu tentang keluarga suami ku ? Aku hanya sedang bingung dengan sesuatu hal yang saat ini menimpa hubungan ku bersama Alex. Alex seolah tak menghargai ku sebagai istrinya namun tak berani untuk menceraikan ku. Aku rasa seperti ada sesuatu yang ia takutkan. Apa mungkin ada sebuah perjanjian yang sudah disepakati oleh Kakek Hendra Wangsa bersama ayah ? Mengingat Aku dan Alex menikah karena dijodohkan oleh Kakek Hendra dan ayah." Akhirnya Dania mengungkapkan semua kejanggalan yang ia rasakan selama ini pada pria di depannya itu yang ia panggil Paman.
Lukas Podolski terdiam sejenak. Ia tampak berpikir dan pada akhirnya berbicara.
"Beberapa bulan sebelum kecelakaan tragis itu terjadi,ayahmu pernah bercerita pada paman bahwa ia membuat sebuah perjanjian dengan kakek Hendra wangsa." Kalimat Lukas terjeda karena seorang pria yang hampir sama tua dengannya datang dan menyuguhkan dua cangkir teh. Dan segera kembali ke belakang.
"Silahkan di minum Nak." Ucap Lukas mempersilahkan Dania mencicipi minuman yang baru saja disuguhkan.
"Terima kasih Paman. Tolong dilanjutkan ceritanya." jawab Dania terlihat tak sabar dan merasa penasaran.
Melihat Dania yang begitu penasaran,Lukas Podolski tersenyum dan kembali melanjutkan ceritanya.
"Ayah mu mengatakan bahwa Kakek Hendra menjodohkan mu dengan cucunya Alex yang sekarang menjadi suami mu karena merasa sangat sayang pada Ayah mu yang begitu setia sebagai Asisten pribadinya selama memimpin perusahaannya. Ia ingin agar kedekatan mereka tak putus. Apalagi ayahmu sangat berjasa pada Kakek Hendra Wangsa." Lukas Podolski berhenti sejenak dan menyesap teh dicangkirnya. Dania masih tampak setia mendengarkan cerita yang mengalir dari mulut pria itu.
"Awalnya ayahmu tak setuju karena takut Alex tak mencintaimu di masa depan di saat kalian sudah tumbuh dewasa. Namun Kakek Hendra tak putus asa. Ia berhasil membujuk ayahmu dengan menjaminkan semua harta yang dimilikinya. Hingga akhirnya dibuatlah sebuah perjanjian."
"Apa isi perjanjian itu Paman tahu ?" Tanya Dania yang merasa was-was karena takut Lukas tak mengetahuinya.
"Paman tahu. Beruntungnya Ayahmu menceritakan semua pada paman." Ucapan Lukas tersebut membuat Dania bernafas lega.
"Isinya apa Paman ?"
"Kakek Hendra berjanji bahwa semua harta yang ia miliki hasilnya akan dibagi dua antara kamu dan Alex. Namun jika kalian sampai tak menikah ataupun setelah menikah bercerai maka harta akan jatuh semuanya ke tangan mu."
"Apa selama ini kamu mendapatkan hak mu ?" Tanya Lukas menyelidiki.
"Sama sekali tidak Paman. Bahkan sedikitpun uang untuk berbelanja pakaian tidak diberikan oleh Alex. Dan gajinya pun ibu mertua ku yang memegangnya." Adu Dania penuh emosi.
"Kurang ajar. Ternyata selama menikah dengannya kamu tak bahagia Nak. Aku tak menyangka Alex begitu kejam pada istrinya sendiri." Geram Lukas penuh emosi. Ia merasa sedih dan sekaligus marah mengetahui anak sahabat yang begitu disayanginya hidup sengsara.
"Ya Paman. Ia sangat pelit. Bahkan sekarang aku rasa ia mungkin sedang memiliki hubungan dengan wanita lain." Dania mengeluarkan semua rasa sakit yang ia rasakan. Ia yakin bahwa Lukas akan membantunya.
"Baiklah,Paman akan membantu mu untuk mendapatkan hak mu. Paman akan menghubungi Notaris Norman."
"Terima kasih Paman atas bantuannya." Dengan tulus Dania mengucapkan terima kasih pada pria baik hati itu. Ia begitu terharu karena masih ada orang yang memiliki hati mulia seperti Lukas.
" Tapi Paman ingatkan, hati-hati dengan Prasetyo ayah mertua mu itu adalah pria kejam. Untuk saat ini berpura-pura saja kamu belum mengetahui semuanya. Jangan sampai nyawa mu terancam." Peringatan Lukas tentang hal ini sontak membuat Dania merasa takut dan bergidik ngeri. Selama ini yang ia tahu sang ayah mertua tak banyak bicara dan terkesan misterius sehingga ia tak mengetahui sisi kejam yang dimiliki Prasetyo.
"Baiklah Paman,aku akan tetap berhati-hati sampai waktunya tiba. Dan sekarang aku ingin pamit pulang. Takut nanti ada yang curiga ketika lama tak di rumah." Dania segera pamit untuk pulang karena sudah cukup lama meninggalkan rumah.
"Hati-hati di jalan. Jika kamu membutuhkan sesuatu,hubungi Paman di nomor ini." Lukas menyerahkan sebuah kertas yang sudah ia tulis beberapa deret angka."
"Terima kasih Paman,aku pamit pulang." Ucap Dania setelah menerima secarik kertas dan menaruhnya di dalam tas." Lukas menganggukkan kepala dan hanya bisa memandangi kepergian anak sahabatnya itu dari depan pintu.
Di dalam taksi,Dania segera menyalin nomor yang ia dapat dari Lukas dan membuang kertasnya. Nama kontaknya segera ia beri nama seorang temannya agar nanti tak ada yang mencurigainya.