NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah paham

Senja masuk ke dalam kamarnya dan hal yang pertama dia lakukan adalah menyembunyikan sebagian uang yang diberikan pamannya padanya. Sisanya ia biarkan tetap di dalam amplop dan sengaja dia letakkan di atas nakas, seakan dia belum menyentuh sedikitpun uang di dalamnya.

"Aku sudah pernah berjanji kalau aku akan lebih cerdik dan tidak mau ditindas nenek lampir itu lagi. Aku tidak mau lemah dan bodoh seperti dulu lagi," batin Senja seraya menyeringai sinis.

Seperti dugaannya, pintu kamarnya dibuka oleh seseorang tanpa mengetuk lebih dulu, dan dia sudah tahu siapa yang datang.

"Mana uang yang dikasih pamanmu tadi? Sini kasih ke Bibi!" Sukma menengadahkan tangannya ke arah Senja.

"Uangnya ada di atas nakas itu, Bi," Senja menunjuk ke arah nakas.

Sukma tersenyum, dengan wajah berbinar dan langsung melangkah ke arah nakas. Kemudian, wanita paruh baya itu meraih amplop itu dan mengernyitkan keningnya.

"Sepertinya tadi amplop ini tidak setebal ini, tapi lebih tebal. Kamu sembunyikan sebagian ya?" tukas Sukma, dengan mata memicing.

"Aku mana berani, Bi. Aku tidak menyentuh sama sekali uang di dalam amplop itu," sangkal Senja dengan memperlihatkan raut wajah meyakinkan.

Sukma tidak langsung percaya begitu saja. Wanita paruh baya itu semakin memicingkan matanya, pertanda kalau dia masih curiga.

"Aku akan periksa dulu kamarmu ini. Awas kalau kamu ketahuan menyembunyikan sebagian uangnya," ancam Sukma seraya berjalan ke arah lemari.

Sesaat kemudian, wanita paruh baya itu tampak sudah sibuk mengacak-acak pakaian Senja dan barang lainnya untuk memastikan kecurigaannya. Namun, ternyata hasilnya nihil. Wanita paruh baya itu pun bahkan tidak lupa memeriksa tubuh keponakan dari suaminya itu, kali aja gadis remaja itu menyembunyikannya di pakaian yang dia kenakan. Namun, lagi-lagi hasilnya nihil.

"Tidak ada kan, Bi? Aku tidak bohong, Bi. Karena aku tidak mungkin berani untuk berbohong," sahut Senja, lagi-lagi dengan ekspresi semeyakinkan mungkin.

"Emm, benar juga apa yang kamu katakan. Kamu tidak mungkin berani karena kamu sudah tahu akibatnya. Baiklah, aku percaya kamu kali ini," Sukma berbalik hendak beranjak pergi keluar dari kamar Senja.

"Bibi, apa aku tidak bisa meminta sedikit uangnya? Sedikit saja, untuk ongkos angkot seminggu ini dan jajan," ucap Senja, membuat langkah Sukma berhenti.

"Heh, kamu berani minta uang padaku? Punya keberanian dari mana kamu? Kalau mau punya ongkos kamu harus kerja dan menghasilkan uang sendiri. Ingat itu!" ucap Sukma, tegas.

"Maunya sih seperti itu, Bi. Tapi, kan Bibirnya sendiri yang bilang kalau selama paman di sini, aku harus terlihat seperti biasa dan jangan cari kerja dulu. Pulang sekolah, langsung pulang ke rumah. Jadi, bagaimana aku bisa mendapatkan uang kalau begitu? Mau tidak mau nanti aku terpaksa minta ke paman. Bibi mau kalau nanti paman curiga dan mempertanyakan uang yang dia kasih? Bisa-bisa paman jadi tahu nanti kalau uangnya Bibi ambil," ucap Senja dengan sengaja memasang wajah memelas.

"Ihh, kamu ya! Ya udah ini uangnya aku kasih sebagian. Cukup tidak cukup, kamu harus cukupkan. Bila perlu, kamu tidak usah jajan," Sukma memberikan beberapa lembar uang berwarna merah ke arah Senja.

"Terima kasih, Bi!" ucap Senja sembari tersenyum samar.

"Kali ini aku kecoh kamu dulu. Asik, aku dapat uang tambahan selain yang aku sembunyikan tadi. Rasain kamu nenek lampir, kena tipu!" Senja meledek Sukma dan menertawakan kebodohan wanita paruh baya itu di dalam hatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Senja mengayuh sepedanya memasuki kawasan sekolahnya dengan wajah cerah, secerah mentari pagi.

Wanita itu sama sekali tidak peduli dengan tatapan para siswa dan siswi yang menatapnya dengan tatapan sinis, karena hanya dia yang datang sekolah menggunakan sepeda.

Setelah memarkirkan sepedanya, Senja berjalan sembari bersiul-siul dan sesekali berdendang.

"Pagi, Adel!" sapa Senja, begitu melihat Adelia keluar dari dalam mobil.

"Pagi," balas Adelia, singkat dan dingin.

Senja sontak mengernyitkan keningnya, melihat sikap dingin gadis remaja berlesung pipit itu.

"Kamu kenapa? Apa kamu ada masalah?" tanya Senja dengan alis bertaut.

"Tidak ada! Maaf, aku pergi dulu!" ucap Adelia sembari melangkah meninggalkan Senja yang kebingungan.

"Heh? Dia kenapa ya?" batin Senja.

Kemudian dengan sedikit berlari gadis itu mengejar Adelia dan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah adik perempuan Arkana itu.

"Del, kamu kenapa? Kenapa kamu tidak mengajakku sama-sama. Bukannya kemarin pembagian kelas, kita dapat kelas yang sama?" cecar Senja dengan pertanyaan beruntun.

Adelia sama sekali tidak menjawab. Gadis berlesung pipit itu terus saja melangkah seakan tidak mendengar pertanyaan Senja.

"Del, kamu kenapa sih? Aku ada salah ya sama kamu? Kenapa kamu tiba-tiba diam seperti ini ke aku? Perasaan kemarin kita baik-baik saja, tidak ada masalah," Senja akhirnya berinisiatif berdiri di depan Adelia untuk menghadang langkah teman barunya itu.

"Senja, kamu bisa minggir nggak? Jangan menghalangi jalanku!" titah Adelia dengan dingin dan raut wajah sinis.

"Tidak mau! Kamu kasih tahu dulu, aku salah apa, sampai kamu bisa bersikap ketus seperti ini padaku!" Senja menolak untuk menyingkir.

"Senja, aku bilang minggir ya minggir! aku mau lewat! Ini masih pagi, jadi jangan buat aku kesal!" tatapan Adelia terlihat begitu bengis.

"Aku salah apa sih? Kamu lagi datang bulan ya? Dan ada yang buat kamu kesal, makanya aku juga kena imbasnya?" tanya Senja, yang sama sekali tetap tidak mau berpindah dari tempat dia berdiri.

"Tidak ada hubungannya sama datang bulan. Intinya aku tidak mau berteman dengan pembohong seperti kamu,"

"Pembohong? Maksudnya?" kening Senja tampak berkerut.

Adelia berdecih kemudian mendengkus lalu menyeringai sinis. "Masih saja sok mau memasang wajah polosnya. Kamu berbohong tentang statusmu. Kamu terlihat menjadi perempuan kuat di tengah kehidupan kamu yang memprihatinkan. Ternyata itu semua palsu. Kamu sengaja terlihat memelas untuk bisa menarik simpati kan? Kamu juga sengaja untuk mendekati Kak Arkana karena tahu dia anak orang kaya kan. Aku bersyukur, sebelum terlanjur jauh aku percaya padamu, sifat busukmu cepat terlihat," ucap Adelia yang terdengar ambigu di telinga Senja.

"Aku berpura-pura terlihat memelas? Sejak kapan?dari awal sekolah aku terlihat biasa saja kan? Dan aku tidak pernah mengumbar dengan bercerita kalau aku ini orang miskin, hanya untuk mendapatkan simpati. Kamu yang mengikutiku dan melihat apa yang aku lakukan. Kamu bertanya dan aku jawab. Aku sengaja memasang wajah memelas, terlihat dari sisi mananya?"

Adelia seketika bergeming, tidak bisa menjawab. Karena memang yang dikatakan oleh gadis di depannya itu benar adanya.

"Oh, aku sudah menemukan jawabannya. Mungkin, kamu sengaja berkata seperti itu, karena memang baru sadar kalau kamu tidak pantas berteman dengan orang sepertiku. Tenang saja, dari awal aku memang sudah menduganya dan tidak akan kaget. Untuk sekedar informasi, aku sudah biasa tidak dianggap. Orang-orang malu berteman denganku.Jadi, kalau kamu malu, aku sudah tidak kaget lagi. Aku sudah terbiasa dengan teman yang datang dan pergi," tutur Senja sembari tetap berusaha tersenyum.

"Oh ya, untuk masalah aku miskin, aku tidak berbohong, tapi aku tidak malu akan hal itu. Terserah kamu mau percaya atau tidak. Oh ya, sepeda yang kamu kasih kemarin, kamu tenang saja, aku akan kembalikan padamu," pungkas Senja seraya berlalu pergi meninggalkan Adelia yang terpaku. Seketika perasaan bersalah menyeruak masuk ke dalam hatinya.

"Kenapa sih bisa seperti ini? apa benar yang dikatakan kak Arkan tadi malam? Tapi tadi sepertinya ucapan Senja cukup meyakinkan, tapi video Senja yang masuk ke rumah mewah dan disambut hangat papanya juga lebih meyakinkan," batin Adelia sembari melangkah dengan langkah gontai.

Tbc

1
Anonymous
keren
Adelio Pratama
ibu dan anak sama aja kelakuannya..Hanum emang gak berubah.iri dengkinya
Yani Samani
Kecewa
Yani Samani
Buruk
Ali Khasan
Luar biasa
Susi Siregar
Kecewa
Susi Siregar
Buruk
Susi Siregar
aku suka cerita x
Nayla Sasha
bau* hanna ini 11 12 sama dngn emaknya tukang ngintilin arkana
🌹Mariana 🌹
Luar biasa
Nayla Sasha
Hanna mngkin anaknya hanum sana daren kahh thorr
Aras Diana
Luar biasa
Alifah Azzahra💙💙
Besar kepala nih Keysha ceritanya🤣🤭
Alifah Azzahra💙💙
Bagus senja🤭 sekalian kamu jaga jarak dlu dengannya agar dia menyesal 🥰
Alifah Azzahra💙💙
Kalau aku boleh kasih saran sih mending kamu jaga jarak dlu deh sama Adel dan Arkana itu senja
Sri Hartati Sinaga
Kecewa
Sri Hartati Sinaga
Buruk
Liya Faradiba
sambil nangis AQ baca nya 😭😭😭
Indah Setyorini
Luar biasa
Alifah Azzahra💙💙
Senja sikapmu bikin aku senyum dan jga mewek😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!