Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Membunuh Prajurit Kekaisaran
Komandan Choi Cheng dan beberapa komandan lainnya serta beberapa prajurit tingkat tinggi datang.
"Siapa yang berani melukai prajurit kekaisaran?" tanya komandan pasukan Choi Cheng dengan kasar.
"Komandan, kedua orang ini adalah penghianat dalam pasukan" ucap prajurit yang terluka melapor.
"Haha... Sungguh berani tangkap mereka!" ucap komandan Choi Cheng pada prajurit dengan tatapan liar saat menatap Qing Ling.
Pada saat prajurit hendak menangkap Qing Ruo dan Qing Ling. Qing Ruo tanpa ampun memotong tangan mereka. slash... slah... sepuluh prajurit itu meringis menahan tanganya yang tiba-tiba terpotong begitu saja.
"Jika ada yang berani menyentuh isteriku, aku akan tanpa ragu untuk membunuhnya" ucapnya acuh tak acuh.
Choi Cheng terkejut. Bagaimana mungkin pendekar tingkat surga memiliki kecepatan seperti itu, bahkan dirinya tidak sempat melihat dirinya meyerang.
"Haha... Sungguh berani, sungguh berani. Sekarang hukumannya adalah mati !" teriaknya.
"Komandan Bing, komandan Tie bunuh pemuda tersebut !" perintah Choi Cheng pada dua komandan yang bersama dengannya dengan tatapan penuh arti.
Kedua komandan tersebut menyerang Qing Ruo secara bersamaan. Boom...boom... ledakan terjadi.
Qing Ruo terdorong mundur beberapa langkah sedangkan kedua komandan tersebut terlempar sepuluh meter.
"Apa?.. Sungguh kuat. Prajurit tingkat surga mampu melawan prajurit tingkat kaisar". Wajah Choi Cheng berubah masam. "Aku harus membunuhnya !" ucapnya sambil menatap Qing Ling dengan senyum licik.
Komandan Bing dan komandan Tie sangat terkejut, bahkan mereka merasa sangat malu. "Argh... " teriaknya marah lalu mengeluarkan serangan terkuat. Lalu menyerang sekali lagi.
Qing Ruo juga mengeluarkan pukulan phoenix langitnya. Dua phoenix emas muncul lalu membentuk tombak melesat.
Boom...boom... Sekali lagi kedua komandan tersebut terlempar. Kali ini mereka benar-benar terluka parah.
Ah... Teriaknya kesakitan.
"Panggil jenderal Ling. Katakan padanya seorang telah menyerang prajurit dan komandan pasukan!" perintah Choi Cheng.
Tidak beberapa lama kemudian, Jenderal Ling datang bersama jenderal Chong Yang. Mereka seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Dua komandan pasukannya terluka parah oleh seorang pendekar tingkat surga.
"Apa yang terjadi?" tanya jenderal Ling.
"Jenderal, kedua orang ini adalah penghianat dalam pasukan. Mereka menyerang para prajurit kita" ucap komandan Choi Cheng menunjuk Qing Ruo dan Qing Ling.
Kedua jenderal tersebut menatap Qing Ruo dengan penuh selidik.
Qing Ruo terlihat tenang dan tenang.
"Anak muda apa penjelasan anda atas tuduhan yang di ucapkan komandan pasukanku?" tanya jenderal Ling.
Qing Ruo hanya menatap jenderal Ling dan Jenderal Chong Yang dengan tenang.
"Aku tidak pernah menyangka moral para prajurit kekaisaran Wei sungguh buruk terutama komandan anda yang satu ini tunjuk Qing Ruo mengarah pada komandan Choi Cheng."
Jenderal Ling dan Chong Yang mengerutkan keningnya.
"Jederal, tunggu apalagi bunuh dia karena telah menghina prajurit kekaisaran" ucap Choi Cheng.
"Tutup mulutmu" teriak jenderal Chong Yang marah.
"Jenderal yang terhormat. Anda telah melihat sendiri perilaku komandan anda."
Tanpa ragu Qing Ruo langsung menyerang Choi Cheng dengan serangan terkuatnya. tapak emas raksasa terbentuk lalu menampar ke arah Choi Cheng dengan keras. Boom ledakan keras terjadi. Choi Cheng terlempar sepuluh meter. Tanggan kanannya juga hancur pada saat pukulannya bertabrakan dengan serangan Qing Ruo.
"Ah... Teriaknya kesakitan."
"Anak muda tolong penjelasan anda" ucap Jenderal Ling dengan hati-hati, karena dirinya tidak ingin gegabah, saat melihat serangan yang dilakukan Qing Ruo.
Qing Ruo menghampiri Choi Cheng. Lalu memotong tangan kirinya. "Ini karena kau berniat menyentuh isteriku". tusk.. tusk.. pedang peraknya menusuk kedua matanya, "Ini karena kau menatap liar isteriku" ucapnya acuh tak acuh. Tidak hanya itu, Qing Ruo juga menghampiri prajurit yang telah dibutakan sebelumnnya karena kau memberikan tuduhan palsu, "kau harus mati !" ucapnya lalu slaah... kepala prajurit tersebut terlepas.
Qing Ruo terus berjalan lalu menghampiri komandan Bing dan Komandan Tie. "Sebagai seorang komandan anda berdua sungguh tidak bijak dan membantu orang lain melakukan kejahatan!" ucapnya lalu slash... Slash pedang memotong kedua tangan komandan tersebut.
Kedua jenderal itu mematung. Mereka seakan tidak percaya pada apa yang mereka lihat. Qing Ruo tanpa takut membunuh prajurit dan komandan pasukan tepat di depan matanya.
Akhirnya kedua jenderal tersebut mengerti.
"Anak muda, kami tahu bahwa bawahan kami salah, tetapi membunuh prajurit kekaisaran adalah kejahatan" ucap Jenderal Chong Yang.
"Jenderal, apakah anda memaklumi perbuatan jahat prajuritmu, dan apakah aku tidak boleh melawan ketika orang lain ingin membunuhku. sungguh konyol".
"Jenderal, prinsipku adalah membunuh orang yang ingin membunuhku, menghormati mereka yang menghormatiku dan aku menumpas berbagai bentuk kelaliman dan melawan ketidak adilan. Jika apa yang aku lakukan salah, tunjukan kesalahan itu dan jika aku benar lalu dimana penghargaan atas kebenaran itu."
"Sungguh lancang" teriak Chong Yang mulai marah.
"Jenderal, seharusnya kalian senang karena aku menumpas orang-orang yang akan merusak reputasi prajurit kekaisaran".
"jika demikian apa yang anda inginkan?" tanya jenderal Ling.
"Jenderal, tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan, karena aku sudah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan" ucapnya tenang dan tenang.
"Jenderal. Awalnya aku dan istriku hanya singgah di kota ini tetapi tidak kusangka kota ini dalam kesulitan. Meskipun demikian, aku tidak ingin berpangku tangan dan pergi. Aku dan isteriku ikut terlibat untuk menjadi prajurit untuk membantu kekaisaran ini tetapi perlakuan prajurit dan komandan-komandan anda sungguh tidak menyenangkan" ucapnya acuh tak acuh.
"Sungguh sombong !" Jika demikian darimana kamu berasal. Jangan-jangan kamu benar-benar penyusup" ucap jenderal Chong Yang.
"Jenderal keparat !" tutup mulut busukmu. Ternyata umur tidak menunjukan kedewasaan pola pikirmu. Kamu tidak perlu tahu asalku. Jika aku penghianat, sudah tentu aku tidak akan tinggal setelah menyerang prajuritmu!" teriaknya dan mulai meledak.
"Anak muda, harap tenang. Kami juga harus memastikan identitas anda sebelumnya" ucap jenderal Ling berusaha menenangkan.
Qing Ruo yang kesal melempar lencana sekte pada Jenderal Ling.
Pada saat melihat lencana tersebut jenderal Ling bergetar lalu berlutut. "Semuanya berlutut !" teriaknya marah, ketika melihat para prajurit lainya tidak berlutut.
Semua prajurit dan komandan yang datang bersamanya ikut berlutut. Hanya jenderal Chong Yang yang masih berdiri." Chong Yang berlutut !" teriak jenderal Ling dengan sangat marah.
"Pendekar muda, maaf kami telah menyinggung anda" ucap jenderal Ling merendah.
"Semuanya berdiri. jenderal Ling, anda tidak perlu melakukan hal seperti itu" ucap Qing Ruo acuh tak acuh.
"Semuanya berdiri" ucap Jenderal Ling. "Tuan pendekar maafkan kelalaian kami, Kami memiliki mata tetapi tidak dapat melihat, tidakan kami seperti dewa tetapi menuju kematian" ucap Jenderal Ling merendah.
"Tuan pendekar, nyonya, mari ikut saya keistana kekaisaran" ucapnya merendah.
"Choi Yang, kamu juga ikut!" ucapnya lalu bergegas ke arah istana kekaiasaran.
Setelah mereka pergi. Semua prajurit yang ada di tempat tersebut hanya dibuat penasarana. siapa pemuda tersebut sehingga Jenderal Ling sangat menghormatinya.
"Lanjutkan pekerjaan, dan urus mereka!" ucap salah satu komandan pasukan yang ditinggalkan memberi arahan pada prajurit untuk segera melanjutkan pekerjaannya.
____
Aula istana kekaisaran.
Kaisar Bai Zhong, perdana menteri Wei Long dan menteri pertahanan He Kong serta menteri yang lain terlihat sedang membahas strategi dengan serius.
"Jenderal Ling dan Jenderal Chong Yang menghadap" ucap juru bicara istana.
Kedua jenderal itu masuk kedalam aula istana. Bersama mereka seorang pemuda tampan dan seorang gadis yang sangat cantik mengikuti dari belakang.
"Jenderal ada apa ?" tanya kaisar Bai Zhong penasaran.
"Yang mulia kaisar, jenderal Chong Yang dan aku tanpa sengaja menyinggung kedua pendekar ini". Lalu jenderal Ling menceritakan semua kejadian awal sampai akhir dengan detail tanpa mengurangi dan menambah cerita tersebut.
Kening kaisar berkerut-kerut ketika mendengar cerita tersebut. Tidak hanya kaisar, para menteri juga dibuat bingung dengan cerita tersebut.
"Lalu mengapa kedua orang ini sampai di bawa di sini" tanya Wei Long.
Jenderal Ling tidak menjawab tetapi menyerahkan sebuah lencana bergambar gunung emas yang di lingkari naga ungu pada kaisar.
Ketika kaisar melihat lencana tersebut, lututnya bergetar. Tidak hanya itu, perdana menteri serta menteri yang lain juga demikian, "Murid Sekte Gunung Emas." batinnya.
Kaisar lalu turun dari tahtanya menghampiri Qing Ruo dan Qing Ling.
"Tuan pendekar, maaf atas kelancangan para prajurit dan komandan kami sebelumnnya" ucap kaisar.
"Kami harap tuan pendekar tidak mengambil hati ucapnya berusaha menenangkan diri."
Jenderal Chong Yang melihat sikap kaisar menjadi ketakutan. Keringat dingin mulai membasahi bajunya." Siapa pemuda ini sebebarnya mengapa kaisar sangat menghormatinya bahkan kaisar secara langsung meminta maaf."
"Yang Mulia, ini hanya kesalahpahaman belaka, dan aku tidak mengambil hati karena perkara sebelumnnya sudah aku selesaikan hanya saja". katanya terhenti lalu menatap Chong Yang.
Kaisar dan yang lainnya paham dengan maksud perkataan Qing Ruo. Mereka semua yang hadir di aula istana menatap Chong Yang. Sampai membuat Chong Yang bergetar ketakutan.
"Tuan pendekar aku tahu maksud anda, tetapi saat ini kami perlu banyak orang. Jika aku membunuhnya juga tidak akan memberi keuntungan pada tuan pendekar" ucap kaisar merendah.
"Baiklah aku tidak akan memikirkannya lagi" ucapnya tenang dan tenang.
Semua yang hadir menghela nafas tenang. Jika pemuda itu ngotot dan tidak terima makan akan lain ceritanya.
"Jenderal Chong Yang. Tuan pendekar sudah sangat bermurah hati. Walaupun demikian hukuman tetap dijalankan. Potong kelingkingmu sebagai pengingat" ucap Kaisar tegas.
"Yang Mulia Kaisar, tuan pendekar terima kasih" ucap Chong Yang bersujud lalu memotong kekingking kirinya sendiri. Wajah menengang menahan sakit. Walaupun demikian dia tidak marah dan bahkan bersyukur karena hukumannya sangat ringan walapun kehilangan jari kelingkingnya.
"Baiklah, jenderal Ling dan Jenderal Chong Yang silahkan kembali. Segera bergerak!" Ucap kaisar menitahkan perintahnya.
"Pelayan!" panggil kaisar pada seorang pelayan.
"Tuan pendekar, silahkan beristirahat". Dalam perang kali ini tuan pendekar tidak perlu ikut terlibat karena ini urusan kekaisaran kami" ucap kaisar dengan hormat.
"Terima kasih kaisar, kami undur diri" ucap Qing Ruo lalu bergegas pergi meninggalkan aula istana mengikuti pelayan.
balik menekann..sampah betul