Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Aku Tidak Mau
Di perjalanan pulang, ban mobilnya tiba-tiba kempes. Scarlett turun dari mobil dan melihatnya.
"Kenapa harus sekarang coba.." ujar Scarlett kesal.
"Apa yang terjadi?" ucap seseorang. Scarlett memutar tubuhnya, melihat Felix berdiri di belakangnya.
"Ikut dengan ku. Aku akan menghubungi bawahan ku untuk membawanya ke bengkel," kata Felix setelah melihat ban mobil Scarlett yang kempes.
"Oh terima kasih. Tapi aku bisa naik taxi," balas Scarlett mengabaikan Felix. Ia lebih memilih melihat taxi yang akan lewat. Felix sedikit kesal dengan sikap Scarlett yang menjauhinya akhir-akhir ini. Seharusnya dia senang bukan? tapi mengapa ia merasa tidak terima jika Scarlett mengabaikannya.
"Akh.. apa yang kamu lakukan," pekik Scarlett saat Felix tanpa izin menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam mobil pria itu.
"Aku ingin keluar.." kata Scarlett mendorong tubuh Felix agar drinya bisa turun. Felix menahan tubuh Scarlet dan kembali menutup pintunya.
"Lepaskan aku bodoh.." Scarlet membuka paksa pintu mobil dengan menggunakan kakinya. Dengan cepat Scarlett menghentikan Taxi yang lewat. Sayangnya taxi itu berisi penumpang.
"Sudah ku bilang aku akan mengantar mu," ucap Felix tidak menyerah.
"Sudah ku bilang aku tidak mau, apa kamu tuli," kata Scarlet menghentikan taxi berikutnya. Kosong, Scarlett akhirnya bisa menghindari pria itu.
Dengan kesal Felix masuk ke dalam mobilnya, menutup pintunya dengan kasar.
Scarlett tiba di rumah, ia langsung menuju ruang makan karena lapar sejak tadi pagi ia belum mengisi perutnya dan sekarang sudah siang. Ia melihat Elizya sedang membantu pelayan menyiapkan makanan di meja. Scarlett akui jika Elyzia memang memiliki keahlian memasak. Ayah mereka selalu memuji masakannya.
"Kalian tiba di waktu yang tepat, aku baru saja membuat makan siang," ucap Elizya membuat Scarlett mengerutkan alisnya. Bukankah hanya dia saja yang datang.
"Aroma masakan mu sampai ke kantor ku sayang," kata Felix menggoda Elyzia. Scarlett terkejut melihat Felix yang berjalan melewatinya. Bagaimana bisa ia tidak menyadari kehadiran pria itu. Mungkin efek lapar membuatnya tidak fokus.
"Kamu bisa saja.." tukas Elyzia.
Kalau saja Scarlett tidak kelaparan, ia sudah memilih ke kamarnya. Scarlett mendaratkan bokongnya di kursi dan mengambil makanannya.
"Tumben kamu pulang secepat ini? aku berencana mengunjungimu ke kantor dan membawa makan siang untuk mu," Elyzia duduk di samping Felix.
"Aku bertemu dengan seorang yang membuat ku kesal," ucap Frank menatap Scarlett. Seolah mengatakan orang yang di maksudnya adalah Scarlett.
Scarlett mengalihkan tatapannya, ia yakin pria itu sedang menyinggungnya.
"Siapa yang berani membuat mu kesal?" tanya Elyzia.
"Seorang perempuan aneh, sudah tahu jelek masih jual mahal pula. Aku hanya ingin menolongnya," pungkas Felix.
"Uhukk...uhukk..." Scarlett tersedak mendengar perkataan Felix. Scarlett merasakan pedas di tenggorokan dan hidungnya.
"Scarlett apa kamu baik-baik saja?" tanya Elyzia memberikan air minum pada saudaranya. Scarlett mengangguk lalu meneguk air minumnya hingga tandas. Scarlet menatap tajam Felix yang bersikap biasa saja.
"Sialan pria ini... dia mengatai ku jelek di depan orangnya sendiri. Apa matanya buta.." batin Scarlett kesal ingin mencekik leher Felix. Tidak taukah pria itu jika banyak pria yang dengan mudah tergila-gila padanya karena kecantikannya.
"Ah sudahlah.. aku tidak ingin membahasnya lagi," timpal Felix melanjutkan makan siangnya.
"Mungkin wanita melihat wajah mu buruk rupa dan dia ketakutan, bukan jual mahal," balas Scarlett tidak terima dengan perkataan Felix. Scarlett menyeringai melihat ekspresi terkejut Felix.
Scarlett meneguk minumannya lalu pergi dari ruang makan.