NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Aku yang jadi korban

Steven yang sejak tadi menoleh pada Citra lantas terkejut dan segera melihat ke arah depan. Matanya membulat sempurna dan lantaran panik dia pun segera mengerem mobilnya secara mendadak.

Ckiittt.....

Sedikit lagi Steven hampir menabrak gerobak itu kalau tidak cepat-cepat mengerem.

Namun, tubuh Citra yang sempat tertarik ke depan sebab dia sendiri tak memakai sabuk pengaman langsung membuat dahinya terbentur dashboard mobil.

Bugh!

"Aaww! Sakit!" rintih Citra seraya menyentuh dahinya, terasa perih dan basah.

"Astaghfirullah! Kamu berdarah, Cit." Kembali Steven membulatkan matanya saat melihat dahi kanan Citra mengeluarkan darah segar yang cukup banyak dan tak lama gadis itu pun menangis.

"Sakit banget, Om." Air mata Citra langsung lolos membasahi kedua pipinya, rasanya sakit bercampur perih.

"Sebentar ... aku menyimpan kotak obat." Cepat-cepat Steven mengambil kotak P3K di dalam dashboard, lalu membukanya. "Kamu jangan nangis begitu, aku akan mengobatinya." Steven menarik beberapa lembar tissue, lalu mengusap air mata yang terus mengalir pada pipi istrinya.

Pelan-pelan Steven menempelkan kapas pada dahi Citra, kulit yang terluka itu sedikit menganga. Sepertinya cukup parah, dan musti dibawa ke rumah sakit.

Tetapi sebelum itu, untuk menghentikan darahnya yang terus mengalir Steven membutuhkan kain, dan pandangan langsung tertuju pada dasi yang melingkar di lehernya. Dia pun segera melepaskan dasinya, kemudian membalut dahi Citra. Gadis itu masih menangis, dan kini kepalanya terasa kunang-kunang.

"Kita ke rumah sakit, kamu tahan sedikit ya, Cit." Steven kembali menarik gasnya, dan mobil itu langsung melaju menuju rumah sakit.

*

*

*

Saat tiba di rumah sakit, Citra justru sudah tak sadarkan diri. Dia pingsan dan pastinya membuat Steven panik.

Cepat-cepat pria itu pun membawanya ke dalam UGD. Lalu membaringkan tubuh kecil Citra ke atas ranjang pasien.

"Tolong istri saya, Dok. Dia habis kecelakaan," pinta Steven pada dokter pria berkacamata yang baru saja menghampirinya.

"Baik, Pak." Dokter itu mengangguk dan Steven pun langsung keluar dari ruangan itu.

Steven duduk di kursi tunggu, punggungnya menyandar dan perlahan dia pun mengusap wajahnya dengan kasar. Ada rasa bersalah di hatinya, sebab secara tidak sengaja dia penyebab gadis itu terluka.

Bayangan wajah Danu seketika terlintas dalam benaknya, dan itu membuat Steven makin membuncah.

"Ayah Danu ... maafkan aku. Aku nggak ada maksud untuk membuat Citra terluka. Ini semua murni kecelakaan."

Tak lama terdengar bunyi deringan ponsel yang berada di kantong celananya, setelah dilihat ternyata itu dari Gugun. Segera dia pun mengangkatnya.

"Siang, Pak. Bapak ada di mana? Kok belum datang ke kantor?" tanya Gugun dari seberang sana.

"Aku ada di ...." Steven menghentikan ucapannya, rasanya dia takut untuk jujur. Pasti pria itu akan menyalahkannya lagi, mengingat jika kemarin saja dia menegurnya untuk tidak menyakiti Citra. "Aku nggak masuk ke kantor," ujarnya cepat.

"Kenapa? Bapak sakit?"

"Iya, aku nggak enak badan."

"Oh, mau saya antar ke dokter?"

"Nggak perlu, ini aku baru pulang dari rumah sakit. Habis periksa."

"Terus Bapak sakit apa? Apa serius?"

"Aku hanya demam, Gun."

"Oh begitu, ya sudah Pak. Cepat sembuh."

"Iya terima kasih. Oh ya, nanti siang nggak usah jemput Citra. Biar aku yang menjemputnya."

"Baik, Pak."

Setelah panggilan itu terputus, tak lama terdengar suara pintu UGD yang terbuka dan keluarlah seorang dokter pria berkacamata.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" Steven berdiri kemudian menghampiri dokter itu, wajahnya tampak cemas.

"Dia baik-baik saja, tadi saya sudah menjahit lukanya."

Steven meringis saat mendengar kata dijahit. "Memang segitu parahnya ya, Dok? Sampai dijahit?"

"Lumayan, Pak. Soalnya lukanya terbuka. Tapi hanya dua jahitan kok."

"Terus sekarang bagaimana? Apa dia akan dirawat?"

"Dia sudah boleh pulang sekarang, Pak."

"Tapi Dok ... kenapa tadi dia pingsan? Apa ada penyakit lain?"

Dokter itu menggeleng. "Nggak ada, mungkin Nona pingsan karena pengaruh sakit di kepalanya. Oh ya, nanti lukanya jangan terkena air dulu sampai kering, jangan lupa untuk ganti perban dan minum obat," terang Dokter itu panjang lebar.

"Baik, Dok. Terima kasih."

Steven tersenyum sambil mengangguk, kemudian dia masuk ke dalam sana. Terlihat Citra masih berbaring di atas ranjang. Dahinya sudah diperban dan kedua pipinya tampak basah, sepertinya dia menangis lagi.

"Citra, apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanyanya lembut. Steven mendekat, lalu mengusap pipi Citra dengan kedua ibu jarinya.

"Kepalaku sakit, Om." Citra menyentuh dahinya. "Agak pusing juga."

"Ya sudah, ayok kita pulang."

"Kok pulang? Tapi aku 'kan masih sakit." Citra menggelengkan kepalanya saat suaminya itu sudah menarik punggungnya hingga membuatnya duduk, mendadak kepalanya langsung berdenyut nyeri. "Kepalaku sakit, Om."

"Iya, aku tahu. Tapi kata dokter kamu sudah boleh pulang, jadi nanti istirahatnya di apartemen."

"Tapi aku nggak bisa jalan, badanku lemes. Kalau aku pingsan bagaimana?" Citra enggan diajak Steven turun dari tempat tidur. "Dih, Om mau ke mana sekarang?"

Langkah Steven yang hendak keluar dari ruang UGD itu terhenti. Citra sendiri bingung mengapa suaminya justru mau pergi meninggalkannya.

"Aku mau mengambil kursi roda." Steven menoleh. "Katanya kamu lemes."

"Aku nggak mau naik kursi roda, kan kakiku nggak kenapa-kenapa. Aku mau digendong saja," ujarnya merengek, wajahnya tampak memelas.

"Tapi ...."

"Masa Om nggak kasihan sama aku? Aku 'kan begini gara-gara Om juga," sela Citra cepat. Perkataannya langsung membuat Steven menelan ludah.

"Semuanya murni kecelakaan, aku nggak bermaksud membuatmu celaka. Lagian ... kamu juga sih, kenapa terus mengoceh saat aku menyetir? Kan akunya jadi nggak konsen, Cit."

"Dih, kok Om nyalahin aku? Kan di sini aku yang jadi korban. Bukannya minta maaf, tapi malah ... hik ... hik ... hik." Citra kembali terisak, segera dia pun menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Lho, istri Anda kenapa, Pak?" Dokter barusan masuk lagi dan menghampiri mereka berdua.

"Oh ini ... dia sedih karena sakit kepala katanya," jawab Steven.

"Bukan sakit kepala saja, tapi Om nggak minta maaf. Kan Om salah. Om tega banget." Tangis Citra makin pecah, segera Steven menghampirinya, lalu membungkukkan badan.

"Iya, aku minta maaf. Ayok sekarang naik, aku gendong." Menepuk pundaknya.

"Elap dulu air matanya Om."

"Air mata siapa? Aku nggak nangis." Steven menyentuh kedua pipinya sendiri.

"Air mataku, ayok elap dulu, Om. Ini banyak." Citra membuka tangannya yang menutupi wajah. Steven menghela napasnya kasar, dia menegakkan kembali tubuhnya lalu berbalik. Gegas dia pun menyeka kedua pipi itu pelan-pelan, menghapus air mata kesedihan.

"Sudah, jangan menangis," ucap Steven lembut. Dia tersenyum manis menatap Citra dan seketika membuat kedua pipi gadis itu merona.

"Om jangan tersenyum begitu. Nanti aku makin sedih." Citra mengalihkan pandangan, tak mau membuat hatinya meleleh. Niatnya sekarang ingin marah supaya mendapatkan perhatian dari Steven.

...Duh, yang kurang kasih sayang. minta dimanja-manja ya 😁...

1
Nayosha
Si Opa ya burung di anggap cucunya hadeueuh....si Kevin jg untung adanya di Novel doang....KL ada di dunia nyata kacau dech berisik kali ya/Smile/
Nayosha
Juna.. Juna...hebat banget mepetin calon papinya ...sampai Opa nya pusing
Nayosha
Wah Juna bener" nich anak keturunan si Opa kelakuannya....ngomong nya lucuuu
Nayosha
bagus jg aktingnya Juna....akhirnya berhasil meluluhkan Angga/Grin/
Nayosha
ngakakak abiiiss dg kelakuan Juna... hadeueueh /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nayosha
ya Ampuuun Juna gemessiin banget....
Inaherlinasofia
wah ngambil jalur cepat si abi🤭
Nayosha
haduuuh ini bahasan burung selalu ada....
Nayosha
Si Janet bunting ikut"an ngidam ya...minta yg aneh"
Nayosha
Juna mulai suka tuh sm Tian
Nayosha
semoga Thian bangkit lagi bisa sukses
Nayosha
Alhamdulillah Tian SDH unsyaf
Nayosha
jujur aja Tian apa adanya....mudah"an Nissa mau percaya dan kamu ga di pecat
Nayosha
Tian SDH insyaf stev....izinin dia tobat ya kasih kesempatan dl lah
Nayosha
bagus Tian pisah aja SM Fira itu lebih baik dr pada stress hrs selalu memenuhi kebutuhan Fira yg Glamour....insyaf aja deketin Nisa...mudah"an jodoh ya....
Nayosha
malah Tian yg di porotin sm Juna...blm apa" karma/Grin/
Nayosha
hahaha buaya di kasih daging....ya nyantok lah....Fira" ada ya istri yg begitu parah banget itu mah
Nayosha
gpp Tian mau beneran aja Nissa...biar tau rasa si Fira, tinggalin aja skalian...Krn sebenernya si Tian orang nya bener cuma di pengaruhi Fira SM KK nya tuch
Nayosha
gpp Tian mau beneran aja Nissa...biar tau rasa si Fira, tinggalin aja skalian...Krn sebenernya si Tian orang nya bener cuma di pengaruhi Fira SM KK nya tuch
Inaherlinasofia
tar istri mu marah Abi😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!