NovelToon NovelToon
Jodoh Berawal Dari Mimpi

Jodoh Berawal Dari Mimpi

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:397.2k
Nilai: 4.5
Nama Author: Aisy Zahra

Reffan Satriya Bagaskara, CEO tampan yang memiliki segalanya untuk memikat wanita. Namun, sejak seorang gadis mengusik mimpinya hampir setiap hari membuat Reffan menjadikan gadis dalam mimpinya adalah tujuannya. Reffan sangat yakin dia akan menemukan gadis dalam mimpinya.
Tanpa diduga terjebak di dalam lift membuat Reffan bertemu dengan Safira Nadhifa Almaira. Reffan yang sangat bahagia sekaligus terkejut mendapati gadis dalam mimpinya hadir di depannyapun tak kuasa menahan lisannya,
“Safira…”
Tentu saja Safirapun terkejut namanya diucapkan oleh pria di depannya yang dia yakini tidak dikenalnya. Reffan yang mencari dan mengikuti keberadaan Safira di hotel miliknya harus melihat Bagas Aditama terang-terangan mendekati Safira.

Siapakah yang berhasil menjadikan Safira miliknya? Reffan yang suka memaksa atau Bagas yang selalu bertindak agresif?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bidadari di Puncak Bromo

"Apa maksudnya Raffi?" Reffan mengulangi pertanyaannya pada adeknya.

"Ah, bukannya aku tadi berkata di dalam hati kok bisa keceplosan sih." Raffi sudah gelagapan bingung harus mengatakan apa.

"Enggak kok mas. Asal ngomong aja."

Reffan sudah menatap tajam mencari kebenaran pada wajah Raffi. Bagaimanapun Raffi tak pernah bisa berbohong di depan kakaknya sejak dulu sampai sekarang.

"Mas nanti deh aku ceritain ada Hasna." Akhirnya Raffi berbisik pada Reffan. Hasna hanya memicingkan matanya melihat polah kakak adek di depannya.

"Mbak Safira kok lama ya." Hasna merasa kuatir dengan kakaknya.

"Aku susulin aja deh." Raffi sudah mau berdiri karena rasa bersalahnya. Tapi lagi-lagi Reffan menarik tangannya.

"Duduk dan diam!" Ucap Reffan tegas.

Menunggu Safira keluar dari kamar mandi sudah seperti menunggu minuman yang tidak kunjung datang. Mereka bertiga menahan dirinya masing-masing untuk menyusul Safira.

Safira berjalan ke arah meja tempatnya tadi. Wajahnya menunduk tapi tetap masih terlihat mata yang memerah, semua orang yakin jika Safira baru saja menangis tapi tak ada yang berani menanyakan itu karena semuanya pun yakin yang ditanya pasti akan menjawab kelilipan.

"Dek, kita mau kemana lagi?" Safira membuka suara dari tiga orang yang terus menatapnya.

"Ehm, terserah mbak Fira mau kemana. Kalau mbak capek mau pulang juga gak papa." Jawab Hasna.

"Ke masjid aja yuk. Masjid Jogokariyan, mbak belum pernah ke sana."

"Yuk!" Mereka berdua sudah berdiri

Dua laki-laki yang seharian ini mendadak jadi pengawal yang ngintilin kemanapun Safira dan Hasna pergi juga ikut berdiri.

Safira sudah membuka pintu mobilnya tapi kemudian Reffan mendorongnya dan pintu tertutup lagi.

Safira terdiam dan menunduk. Dia yakin tanpa dia bertanya Reffan akan menjelaskan apa maksud tindakannya tadi.

"Kamu dan Hasna masuk ke mobilku. Akan kuantar kemanapun kalian mau pergi." Perintah Reffan

"Tidak perlu kan kami bawa mobil sendiri." Safira sudah akan membuka kembali pintu mobilnya.

"Kalian pasti sudah lelah mengemudi. Ini sudah hampir sore. Masuklah akan kuantar."

"Tidak Pak, saya masih bi..."

"Safira jangan membuat saya mengulang perintah untuk yang ketiga kalinya." Nada suara Reffan sudah mengintimidasi. "Berikan kuncinya?"

Safira yang lelah batinnya akhirnya menyerah, diapun tahu jika tak pernah bisa menang dari Reffan. Tangan kanannya menyerahkan kunci mobil ke Reffan. Sebenarnya Reffan tahu jika kondisi Safira sedang tak baik maka dia takkan membiarkan Safira menyetir mobil sendiri.

"Kamu aja yang nyetir." Reffan menyuruh Raffi yang menyetir agar tidak banyak bicara.

Safira dan Hasna hanya diam selama perjalanan ke masjid Jogokariyan untuk solat Ashar. Safira tersenyum melangkah masuk ke dalam masjid, selalu ada perasaan damai saat memasuki tempat beribadah. Sehingga sudah menjadi kebiasaannya saat dia sedih atau bingung masjid adalah tempatnya bersujud merasakan kedamaian dan kebesaran Sang Pencipta yang mengingatkannya bahwa dia yang kecil tak berdaya ini punya Allah yang Maha Besar, maka sebesar apapun masalah yang dihadapinya tak akan sulit jika Allah telah ikut campur menyelesaikannya.

Safira sangat penasaran dengan masjid Jogokariyan karena masjid ini terkenal bukan karena keistimewaan bentuknya tapi kelebihan pengelolaannya saldo infak harus nol. Kenapa? karena infak tidak selayaknya ditimbun berada di rekening tetapi harus segera dikembalikan untuk kemaslahatan umat. Ini justru membuat orang berlomba untuk segera berinfak lagi dan lagi karena apa yang mereka infakkan dapat segera dinikmati untuk kepentingan umat dan yang membutuhkan. Masjid ini juga terkenal menyambut semua kalangan dengan tangan terbuka, yang ingin sekedar solat silakan, yang membutuhkan kamar mandi silakan, yang mau mandipun silakan maka para pekerja jalanan merasa nyaman berada di masjid ini dan ini justru membuat mereka datang memberikan infak terbaiknya.

Adzan Ashar masih belum berkumandang, Safira dan Hasna sudah masuk ke tempat wudhu perempuan. Reffan menyuruh adeknya duduk di serambi masjid. Raffi sudah menyadari kakaknya akan menagih penjelasan gara-gara mulutnya yang keceplosan tadi.

"Sekarang jelaskan apa maksudnya bidadari di puncak Bromo. Siapa yang kamu maksud tadi?"

Aku bertemu pertama kali dengannya saat menaiki gunung Pananjakan untuk menikmati Sunrise di Bromo. Waktu itu masih gelap suasana di Pananjakanpun cukup ramai kami sedang menantikan keindahan Sunrise. Tiba-tiba pandanganku terhenti pada dua sosok bayangan sedang berdiri menunaikan solat. Tidak jelas wajah yang sedang solat tapi jelas terlihat yang solat adalah dua orang wanita yang satu jadi imam dan yang satu jadi makmum. Setelah mereka selesai solat baru aku bisa melihat wajahnya. Aku terpesona mas, ada dua orang manusia yang dimanapun dia berada tak pernah membuatnya lupa pada kewajibannya. Aku jadi malu sendiri, diam-diam aku menjauh dari teman-temanku mencari tempat untuk solat. Sayangnya aku tidak punya keberanian melakukannya di tempat yang terlihat banyak orang karena mungkin teman-temanku akan menertawakanku.

Raffi menyerahkan ponselnya pada Reffan. Betapa terkejutnya Reffan di ponsel yang digenggamnya ada foto Safira yang memakai jaket dan perlengkapan mendaki lainnya. Cantik dan terlihat imut dengan senyum merekah yang bisa menghipnotis siapapun yang melihatnya.

"Kamu bagaimana bisa mempunyai foto Safira sebanyak ini? aku saja baru punya tadi pagi." Reffan bersuara kesal tapi wajahnya tak berhenti tersenyum. Reffan terpukau dengan foto wanitanya yang diambil adeknya secara diam-diam.

"Apa ada yang mengambil fotonya selain kamu?" Wajah Reffan sudah menatap Raffi tajam.

"Eh, mana aku tahu mas. Memangnya aku memperhatikan orang-orang di sekitarku. Saat itu tanpa aku sadari akupun mencuri-curi pandang ke arahnya yang selalu tersenyum pada kawannya."

"Dengan siapa dia di sana. Ada laki-laki juga di rombongannya?" Reffan sudah mulai tak sabar mendengar cerita adeknya.

"Sepertinya ada." Raffi menjawab singkat.

"Apa-apaan Safira ini kenapa dia pergi ke tempat seperti itu bersama laki-laki lain." Mulai gusar.

"Mas bukan hanya laki-laki di rombongannya juga ada perempuan." Raffi jadi kesal karena sikap Reffan yang posesifnya keterlaluan.

"Kamu juga. Seberapa sering kamu memandangi foto ini hah?"

"Eh, aku.." Raffi sudah gelagapan menjawab pertanyaan kakaknya.

Tangan Reffan mengirimkan foto-foto Safira ke nomornya. Lalu menghapus semua foto Safira di galeri milik adeknya.

"Yah mas kok dihapusin sih, semuanya lagi."

"Kamu mau memandangi wajah kakak iparmu sendiri. Kamu lupa siapa kakakmu hah? Lanjutkan ceritamu tadi!"

"Ah ogah!" Raffi sudah kesal pada sikap Reffan.

"Raffi, cepat ceritakan semuanya tentang Safira saat itu yang kamu lihat!"

"Hah, iyaa... Safira terlihat lebih banyak bersama teman sesama wanita walaupun di rombongannya terlihat juga beberapa pria. Saat akan menuruni Pananjakan aku melihatnya memakaikan sarung tangan miliknya pada temannya yang tidak memakai sarung tangan. Entah apa yang terjadi pada sarung tangan temannya tapi Safira langsung memakaikan sarung tangannya pada temannya yang terlihat menggigil kedinginan. Cantik sekali kan hatinya."

Reffan hanya tersenyum mendengar cerita Raffi.

"Saat paginya menaiki gunung Bromopun aku masih terus mengawasinya. Sepanjang perjalanan dia dan teman-temannya mengambil foto, beberapa kali ada seorang pria yang berusaha ingin berfoto berdua saja dengannya. Tapi Safira menolak dan memilih segera pergi melanjutkan pendakiannya ke Puncak Bromo. Safira mengulurkan tangannya membantu teman wanitanya yang kesulitan menaiki anak tangga menuju puncak karena memang angin dan pasir yang menerpa cukup kencang. Hingga tiba di puncak Bromo itu terakhir kali aku melihatnya dan mengambil fotonya diam-diam. Foto yang terlihat kawah Bromo yang mas lihat tadi. Dan aku menyebutnya Bidadari di Puncak Bromo karena dia sangat cantik saat itu dengan latar kawah Bromo dan bukit-bukit di sekitar Bromo. Kemudian aku berpisah karena rombonganku turun lebih dulu."

Reffan menghembuskan nafas kasar mengingat siapa laki-laki yang ingin foto berdua dengan Safira, Damar atau Bagas atau laki-laki lain. Adeknya saja terpukau pada Safira saat itu. Aahh! Reffan mengacak rambutnya frustasi. Beruntung suara adzan sudah menggema, Raffi merasa terselamatkan.

1
ione
Luar biasa
Budhiarty Sayekti
Kecewa
etihajar
bego s safira MH gretsn ko y goblok
etihajar
ngomong SM suami bukan diem sj oon
etihajar
salah senditi so kuat orang MH bilang udh punya suami trs berhenti kerja pinter y tp oon
Mei Mei
Luar biasa
etihajar
heh Safira ke ank ank kecil lebay dikit2 kabur orang MH denger dulu penjelasan reffan
etihajar
tp shafira jgn so kuat kmu trblslu dingin SM reffsn sifat nya,,jgn mntang punya bela diri
etihajar
reffan bnr2 serius bgtt y,,ad g sstunlg cowok model reffan Thor buat aq 🤣🤣
Saudah Hafifah
mngkin ketika membelai kulit tangan TDK bersentuhan yaa..Krn di lapisi kain mukenah nya...secara SDH punya wudhu kan jd batal bila kulitnya bersentuhan...
secara pasangan menikah itu halal tp BKN muhrim jd ttp membatalkan wudhu...
RJ 💜🐑
good😍😍😍❤❤
dheey
pengen nampol si virus. hih....
dheey
gercep ya fan...
dheey
pasal 1 boss selalu benar
pasal 2 boss salah, kembali ke pasal 1
wkwkwkwk
Cici w
reffan modus
Indrijati Saptarita
cerita bagus.... lanjuuuuuutt dg karya yg bagus lagiiii....
makasi yaa....
aisyzahra: sama2 kk. Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
biby
akhirx tamat novel bagus konflikx jg normal2 saja tdk trlalu d buat2
sukses terus utk outhorx semangat selalu utk berkarya lbh baik lg
aisyzahra: terimakasih kakak dukungannya
total 1 replies
Syiffa Fadhilah
Alhamdulillah,,,happy ending.
next kisah anak² reffan lagi ya thor😁
aisyzahra: hehe... masih kecil2 anaknya 😅
total 1 replies
aisyzahra
Alhamdulillah tamat.
Terimakasih semua sudah mendukung dan membaca hingga akhir.
Sempetin nengok novel Jejak di Pipi Membekas di Hati ya 😉
Indrijati Saptarita
duuhhh koq pinsan safira nya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!