NovelToon NovelToon
Evil In The Dark

Evil In The Dark

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Loka Jiwa

Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Bersedih

Kenzo menatap kosong pada ruang intensif, dokter didalam sedang berjuang mempertahankan nyawa Khayra, sesekali Kenzo mengusap air matanya yang jatuh dipipi, ia duduk disana tidak bergerak dari tempatnya, Adriana berdiri disebelahnya tidak berani menganggu pria itu.

" Kenzo..." dari Jauh Anggraini berlari dengan panik memanggil Kenzo, jas putih yang masih ia kenakan tak sempat ia ganti. Kenzo berdiri menghampiri Anggraini dan memeluknya.

" Dimana Khayra? DIMANA KHAYRA?" kata Anggraini marah, Kenzo terdiam memeluk sang ibu, tidak mampu menjawabnya, Anggraini meronta dipelukan Kenzo, ia terus memukul punggung belakang Kenzo agar melepaskan pelukannya.

" Dimana Khayra..." katanya lemah, Tangisan Anggraini pecah memeluk Kenzo.

" Apa yang terjadi? bagaimana bisa... bagaimana... Akhaaaaaa Kenzo... Khayra...kenapa ini bisa terjadi..." Anggraini berderai air mata, ia bukan tidak mengerti bahwa Khayra masih ditangani dokter.

" Maaf ma..." kata Kenzo pelan, ia menangis memeluk Anggraini yang juga menangis.

Adriana menangis dalam diam melihat kedua orang itu berpelukan, Kenzo mati-matian menahan ibunya agar tidak menerobos masuk kedalam ruang intensif. Tidak banyak kata yang diucapkan Kenzo pada Anggraini, setelah sedikit tenang Kenzo dan Anggraini duduk menunggu hasil dokter. Anggraini tau apa yang putranya fikirkan karena itu ia tidak akan bertanya sekarang.

Pintu ruang intensif terbuka, dokter keluar, Kenzo dan Anggraini bergegas menemui Dokter, saat melihat Anggraini Dokter itu sedikit menganggukkan kepala menyapa hormat.

" Bagaimana?" tanya Anggraini.

" Saat ini dia belum sadar, dia mungkin akan mengalami trauma saat sadar nanti, pendarahan di kepalanya tidak parah, tulang rusuknya patah mengenai pembuluh darah sehingga ia akan dipasang pen setelah hasil rontgen keluar." jelas dokter, Anggraini memukul dadanya yang terasa sesak, ia menangis semakin sedih, Kenzo memeluk ibunya untuk menenangkannya.

" Terima kasih dokter." kata Kenzo serak, setelah itu perawat mendorong Khayra yang terbaring ditempat tidur pasien, mulut dan hidungnya dibantu alat pernapasan, dan beberapa alat ditempel pada tubuh, Kenzo dan Anggraini mengikuti perawat itu menuju kamar pasien.

" Mama akan menjaganya, kamu pulanglah, ganti pakaianmu." kata Anggraini, Kenzo mengangguk lalu keluar ruangan.

Kenzo berjalan keluar sambil melamun, fikirannya kosong, saat didepan rumah sakit Adriana sedang menenteng makanan, Adriana menghampiri Kenzo yang sudah keluar rumah sakit. Kenzo menatap Adriana, gadis yang sedari tadi tidak ia sadari keberadaannya.

" Aku keluar untuk membelikanmu makanan." kata Adriana, Kenzo mengangguk.

" Kamu pulanglah, sudah larut." kata Kenzo, Adriana mengangguk, Calvin dan Han tidak ada disana karena harus mengurus pemakaman Zavino sekaligus memberi penjelasan pada keluarga korban.

Kenzo berjalan kesebuah super market kecil, ia duduk didepan supermarket, melihat makanan yang dibawa Adriana lalu membukanya adalah Nasi dan ayam goreng. Kenzo menyantap makanan, air mata tak bisa dibendung ia makan sambil menangis. Adriana tiba-tiba datang lalu duduk didepannya, gadis itu sedari tadi mengikuti Kenzo dari jauh dan tidak pulang karena khawatir. Adriana mengusap air mata Dipipi Kenzo, Adriana ikut menangis melihat Kenzo seperti ini.

" Dimana letak kesalahannya? Aku tidak bisa memikirkan dimana letaknya... aku...aku... bagaimana ini bisa terjadi?...aku yang sudah mencelakakan Khayra...dia kini...dia..." Adriana semakin erat memeluk pria itu, menenangkannya.

" Ini bukan salahmu, penjahat itu yang sudah melakukannya, kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri ... Ini bukan kesalahanmu..." Kenzo menangis dipelukan Adriana membuat dirinya merasa sedikit nyaman, Kenzo bahkan lupa bahwa tubuhnya masih terluka, karena panik ia tidak sadar bahwa luka sobek dikakinya berdarah lagi. Karena ia menggunakan celana hitam tidak ada yang menyadari lukanya.

Adriana menyerahkan ponsel Kenzo yang tadi Kenzo banting karena marah, ia melihat ponsel itu retak dilayar tetapi masih dapat digunakan. Kenzo mencoba menghubungi khanva lagi tetapi tidak ada jawaban.

" Khanva tidak bisa dihubungi." kata Kenzo, saat ia akan berdiri Kenzo meringis, baru itulah ia menyadari lukanya terbuka, celananya sudah basah oleh darah, Adriana terkejut.

" lukamu berdarah lagi?" kata Adriana khawatir.

" Tidak apa-apa." jawab Kenzo. Adriana memandang Kenzo mengkhawatirkan lukanya yang belum sembuh.

Adriana membantu Kenzo pergi keperawatan untuk merawat luka, setelah itu Kenzo meminta Adriana pulang karena hampir dini hari, Kenzo pulang sebentar untuk mandi dan berganti pakaian karena tubuhnya kotor, setelah itu ia kerumah sakit lagi.

Ia melihat ibunya tidur menggenggam tangan Khayra, ia merasa bersalah, berulang kali ia memikirkan dimana letak kesalahannya membuatnya semakin frustasi, kini hatinya bimbang, keselamatan keluarganya dipertaruhkan. Kenzo mengelus kepala adiknya, menyentuh wajahnya, menyentuh luka-luka diwajah sang adik membuatnya sakit hati.

" Maaf." katanya, Sang ibu terbangun ia mengusap wajahnya, matanya bengkak setelah menangis, ia melihat Kenzo.

" Kau belum beristirahat?" kata Anggraini.

" Mama pulang saja, aku akan menjaganya, mama pasti sangat lelah." Anggraini mengangguk lalu keluar.

Anggraini mengintip dari jendela kaca pintu melihat Kenzo duduk disana mencium tangan sang adik, Anggraini kembali menangis, ia hanya bisa berpura-pura kuat agar Kenzo tidak menyalahkan dirinya sendiri. Ia takut jika Kenzo akan merasa tertekan, ia mendekam mulutnya agar tidak mengeluarkan suara saat menangis lalu pergi dari sana.

" Khayra, maafkan kakak." Kenzo menggenggam tangannya, matanya berkaca-kaca melihat sang adik yang tidak berdaya dengan tubuh penuh luka dan bengkak karena pukulan.

" Aku tidak berguna, aku tidak bisa menangkapnya, aku malah membuatmu menjadi korbannya, apa aku harus menyerah? Apa aku tidak perlu lagi mengungkap kematian Kenza? apa aku...kenapa jadi begini?.." Kenzo menahan sesak di dadanya, ia menangis sambil menggenggam erat tangan yang hangat itu. Ia sesekali menghapus air matanya yang mengalir di pipinya.

Ia menarik nafas berat, ia tidak bisa tidur sama sekali, fikirannya berkecamuk, pagi sudah tiba saat Calvin dan Han datang membawa buah ditangan mereka. mereka tidak banyak bicara, hanya menanyakan bagaimana keadaan Khayra, tidak ada diantara mereka yang berani menanyakan kelanjutan dari kasus itu, mereka memendamnya dalam hati, tidak akan mengutarakan sekalipun penasaran.

Han dan Calvin pulang setelah mereka mengobrol ringan tidak berani mengganggu Kenzo yang hatinya sedang kacau, mereka memilih pergi. Tiba-tiba seseorang wanita yang berusia sekitar 40an masuk kedalam kamar pasien Khayra . Kenzo melihat wanita itu Dan merasa tidak mengenalnya sama sekali.

" Anda salah kamar nyonya." kata Kenzo karena mengira wanita itu salah masuk kamar pasien. Tidak ada pasien lain dikamar Khayra karena dipesan khusus Kenzo untuk Khayra saja.

" Kau yang bernama Kenzo." kata wanita itu hati-hati. Kenzo mengangguk.

" Aku melihatmu pada tayangan itu, sebelumnya aku turut berdukacita, tetapi aku ingin memberikanmu informasi." katanya melihat hati-hati jika ada yang mendengar mereka.

" Apa yang ingin nyonya katakan?" kata Kenzo , ia sama sekali tidak penasaran.

" Saya adalah kepala panti asuhan Trimulya, 20 tahun yang lalu saya seorang perawat, saya pernah merawat 2 orang anak yang ditinggal ibunya karena gantung diri. Waktu itu saya kira dia adalah anak biasa tetapi suatu kejadian membuat saya merinding dengan apa yang dilakukan anak itu." wanita itu terlihat ketakutan mengingat masa lalu.

" Hari ini setelah melihat berita yang kamu tayangkan aku tiba-tiba mengingat anak itu, anak iblis...apa yang ia lakukan hari ini hampir sama dengan yang dilakukan anak itu pada teman seusianya. Saat itu mereka bermain karena seorang anak lain menggangunya ia memukuli temannya hingga mati, yang kulihat saat ia memukul..." ia berhenti lalu memandang Khayra, ia merasa kasihan.

" Setelah itu ia diusir dari panti asuhan, aku tidak tau lagi dimana dia tetapi aku yakin anak itu yang melakukannya, dia seperti iblis." Jelas wanita itu.

" Aku memiliki foto Anak itu." katanya lalu mengeluarkan foto yang sudah usang.

" Dia dua bersaudara, yang aku maksud adalah adiknya." katanya lalu menunjuk pada foto anak yang lebih kecil saat berdiri berfoto berdua bersama kakaknya. Kenzo memperhatikan foto itu, tetapi sekarang ia tidak ingin mencari tau apapun tentang masa lalu, saat ini ia tidak bisa berfikir dengan jernih.

" Terima kasih atas informasinya." kata Kenzo lemah, dia tidak ingin mengungkit apapun tentang kejahatan, wanita itu bingung sebentar lalu ia mengangguk kecil kemudian pergi, ia tau saat ini orang ini sedang bersedih, dia datang hanya untuk menyampaikan informasi yang ia ketahui.

1
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
Kaworu Nagisa
Gue ngerasa kayak lagi masuk ke dunia dalam cerita ini, thor! Keren!
🌻🍪"Galletita"🍪🌻
Kepalang suka deh!
putri baqis aina
Finalnya epic banget! Bahkan akhirnya aku tak bisa tidur!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!