Annchi adalah seorang dokter jenius yang bisa mengobati segala penyakit dan ahli mengunakan senjata tajam serta menguasai ilmu bela diri.
Banyaknya pasien tentu saja uang mengalir terus hingga Annchi menjadi gadis yang paling kaya raya di negara itu hingga suatu ketika pamannya memberikan racun yang sangat kuat.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya dia baru mengetahui kalau paman dan bibinya yang telah meracuni dirinya membuat dirinya bersumpah di depan mereka jika kelak berinkernasi kembali akan membalas perbuatan mereka.
Annchi terbangun dan dirinya sangat terkejut tubuhnya gendut dan jelek serta penuh dengan luka dan di dalam ingatan pemilik tubuh kalau pemilik tubuhnya banyak mengalami penderitaan.
Bagaimana cara Annchi membantu membalaskan
dendam?
Ikuti Novelku yang ke 19
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Novel : Mengubah Takdir : Dendam Sang Mafia
Arnold tersenyum dan mengecup kening Alicia kemudian berangkat ke kantor sedangkan Alicia berjalan ke kamar neneknya namun baru beberapa langkah salah seorang perawat berjalan ke arah Alicia.
" Nyonya... nyonya." Panggil perawat tersebut dengan nada panik
" Ada apa suster?" Tanya Alicia dengan wajah ikut panik.
" Nenek nona tiba - tiba tidak sadarkan diri." Ucap perawat tersebut.
" Apa??? Tolong panggilkan sopir kita pergi ke rumah sakit." Ucap Alicia.
" Baik nyonya." Jawab perawat tersebut
" Paman." Panggil Alicia sambil berjalan ke kamar neneknya.
" Iya nyonya." Jawab kepala pelayan dengan melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Alicia.
" Tolong angkat nenekku, nenekku tidak sadarkan diri." Ucap Alicia.
" Baik nyonya." Jawab kepala pelayan.
Merekapun berjalan ke kamar neneknya Alicia dengan langkah cepat hingga akhirnya mereka sudah sampai di kamar neneknya. Alicia melihat perawatnya berusaha agar neneknya Alicia sadar dengan memberikan minyak angin tapi neneknya Alicia masih belum tersadar. Kepala pelayan langsung menggendong tubuh neneknya Alicia dan membawanya ke arah garasi mobil dengan diikuti oleh Alicia. Singkat cerita kini mereka sudah sampai di rumah sakit dan neneknya Alicia berada di ruang operas, Alicia duduk bersama perawat sambil menatap pintu ugd.
" Aku sangat lapar, aku mau ke kantin dulu." Ucap Alicia.
" Biar saya saja nyonya." Ucap perawat tersebut.
" Tidak usah, kamu tunggu di sini saja." Ucap Alicia.
" Baik nyonya." Jawab perawat tersebut.
" Kamu mau pesan makanan atau minuman?" Tanya Alicia.
" Tidak usah repot - repot nyonya." Jawab perawat tersebut.
" Aku tidak merasa direpotkan." Jawab Alicia.
" Apa saja nyonya." Jawab perawat tersebut.
" Ok." Jawab Alicia singkat sambil berdiri.
Alicia berjalan ke arah kantin namun baru beberapa langkah kepalanya terasa sangat pusing membuat Alicia bersandar di tembok rumah sakit sambil memijat kepalanya yang terasa sangat pusing setelah di rasa agak mendingan Alicia kembali berjalan namun rasa pusing kembali menyergap membuat tubuh Alicia merosot ke lantai namun seorang pemuda memeluk Alicia agar tidak terjatuh dan langsung menggendongnya ala bridal style menuju ke arah ugd. Kejadian tersebut diam - diam di potret oleh seseorang sambil tersenyum devil kemudian dikirimkan ke seseorang.
Pemuda itupun meletakkan perlahan tubuh Alicia ke brankar dan seorang perawat dan dokter mengecek kondisi Alicia setelah beberapa saat Alicia tersadar dari pingsannya sambil menatap ke sekeliling ruangan.
" Aku dimana?" Tanya Alicia sambil memijat keningnya yang masih terasa pusing.
" Nyonya ada di rumah sakit." Jawab dokter tersebut.
" Apa yang terjadi dengan diriku dok? Kenapa aku bisa pingsan?" Tanya Alicia yang masih memijat keningnya.
" Karena nyonya sedang hamil dan untuk mengetahui berapa usia kandungannya nyonya bisa cek di dokter kandungan." Ucap dokter tersebut.
" Apa dok hamil?" Tanya Alicia mengulangi perkataan dokter tersebut.
" Iya nyonya, apa nyonya tidak tahu?" Tanya dokter tersebut.
" Aku tidak tahu dok." Jawab Alicia sambil mengelus perutnya yang masih rata.
" Daddy pasti sangat bahagia mendengarnya, terima kasih sayang sudah hadir di dalam perut mommy dan kami berdua sangat menyayangimu." Ucap Alicia dengan wajah tersenyum bahagia sambil tidak berhenti mengelus perut Alicia.
" Dokter terima kasih, boleh aku pergi?" Tanya Alicia sambil duduk di kepala ranjang.
" Apakah nyonya sudah baik - baik saja?" Tanya dokter itu.
" Baik - baik saja dok." Jawab Alicia.
" Baiklah, nyonya jangan lupa ke dokter kandungan tapi tunggu botol infusnya habis dulu." Ucap dokter tersebut.
" Baik dokter, terima kasih." Jawab Alicia.
" Maaf kalau tidak salah nyonya yang waktu itu mendonorkan darah ke nyonya besar Lee bukan?" Tanya perawat terebut.
" Mendonorkan darah ke nyonya besar Lee?" Tanya Alicia mengulangi perkataan perawat tersebut dengan nada bingung.
" Waktu itu saya dan teman saya mendorong brankar di mana nyonya Lee kekurangan darah dan nyonya tiba - tiba datang dan menawarkan diri untuk menyumbangkan darah." Ucap perawat tersebut berusaha mengingatkan Alicia.
" Oh ya saya ingat, bagaimana kabarnya nyonya Lee?" Tanya Alicia
" Setelah nyonya mendonorkan darahnya nyonya Lee berangsur membaik, untung nyonya datang tepat waktu kalau tidak.." Ucap perawat itu menggantungkan kalimatnya.
" Syukurlah kalau nyonya Lee membaik, aku ada di rumah sakit karena waktu itu nenekku mengalami sakit struk." Ucap Alicia.
" Maaf suster aku baru ingat nenekku masih di ruang operasi, aku pergi dulu." Ucap Alicia.
" Baik nyonya, sebentar saya lepas dulu jarum infusnya." Jawab perawat tersebut.
Alicia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kemudian perawat dengan perlahan menarik jarum infus membuat Alicia meringis menahan rasa sakit setelah selesai Alicia pergi meninggalkan ruangan ugd menuju ke arah kantin terlebih dahulu karena perutnya terasa perih terlebih dirinya tidak ingin janinnya ikut merasakan lapar. Alicia memesan makanan dan minuman kemudian membawanya ke ruang tunggu operasi, Alicia melihat perawat neneknya sedang duduk sambil mengetik sesuatu dengan serius hingga tidak menyadari kehadiran Alicia membuat Alicia duduk di sebelahnya.
" Nenek belum keluar dari ruang operasi?" Tanya Alicia sambil memberikan bungkusan paper bag ke perawat.
Deg
Jantung perawat itu berdetak sangat kencang bukan karena jatuh cinta melainkan dirinya sangat takut ketahuan mengetik sesuatu tapi perawat itu berusaha menyembunyikan perasaannya.
" Belum nyonya." Jawab perawat tersebut sambil menerima paper bag tersebut.
" Terima kasih nyonya." Sambung perawat tersebut.
" Sama - sama." Jawab Alicia tanpa curiga sedikitpun.
Alicia membuka paper bag dan mulai memakannya dengan lahap sedangkan di tempat yang berbeda tepatnya di perusaahan milik orang tua Arnold, Arnold berulang kali memuntahkan semua yang tadi dimakannya membuat tubuhnya terasa sangat lemas.
" Arnold kamu kenapa? Dari tadi daddy melihatmu bolak balik ke kamar mandi muntah - muntah terus?" Tanya tuan Lee.
" Tidak tahu dad, perutku sangat mual dad." Ucap Arnold.
" Sejak kapan?" Tanya tuan Lee
" Dari kemarin dad pas pulang kerja." Jawab Arnold.
" Daddy." Panggil Arnold.
" Hmmm." Jawab tuan Lee berupa deheman sambil pikirannya berkelana.
" Daddy, Arnold pengen makan mangga muda yang di petik dari pohonnya." Pinta Arnold dengan nada manja.
Deg
Jantung tuan Lee berdetak sangat kencang bukan karena jatuh cinta melainkan dirinya sangat takut jika apa yang dipikirkannya benar - benar terbukti.
' Apa jangan - jangan Alicia hamil? Tapi aku sangat takut jika wanita itu sifatnya seperti Anabel wanita murahan itu yang hanya menginginkan kekayaan keluargaku. Saat ini Alicia belum ada tanda - tanda ingin menguasai hartaku tapi siapa tahu dengan kehamilannya Alicia berencana mengambil semua harta milikku yang sangat berlimpah ruah.' Ucap tuan Lee dalam hati yang masih berpikiran buruk terhadap Alicia.
" Daddy kok malam melamun? Ayo dong dad ambilkan mangga muda untukku." Mohon Arnold sambil menggoyangkan lengan tuan Lee seperti anak kecil.
" Daddy akan menyuruh anak buah daddy untuk mengambilkan buah mangga." Ucap tuan Lee yang merasakan keberatan untuk memetik mangga apa kata relasi bisnisnya dan anak buahnya jika dirinya sedang memetik mangga betapa malunya tuan Lee.
" Aku tidak mau daddy, aku ingin daddy yang memetiknya." Mohon Arnold sambil menampilkan puppy eyes nya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Apa jawaban tuan Lee? Tunggu di episode selanjutnya ya.
Ayo donk vote, like, komentar dan hadiahnya biar author semangat menulisnya.
Terima kasih atas vote, like, komentar dan hadiahnya.
