Berkisah tentang seorang wanita bangsawan bernama Maybell Ainsley yang menikah dengan Raja Richard Gustarte dan menjadi ratu kerajaan Ironvale.
Semua orang berfikir bahwa Ratu Maybell, adalah wanita yang sempurna, akan tetapi, tidak ada yang tahu bahwa di balik semua kesempurnaan itu. Dirinya sangat menderita atas pernikahannya yang tidak bahagia. Ratu Maybell di benci tanpa alasan yang jelas oleh suaminya sendiri. Tak hanya itu, raja yang membenci ratu, selalu saja merendahkan semua kerja keras yang dia lakukan.
Suatu hari, Ratu Maybell yang berhenti mencintai Raja Richard kini menyaksikan sang Raja jatuh cinta pada seorang wanita biasa.
Ratu Maybell kehilangan segalanya, termasuk kedudukannya sebagai Ratu. Tak sampai disitu, Raja Richard yang memiliki dendam kesumat terhadapnya membuat Mantan Ratu berakhir di penjara bawah tanah.
Akan tetapi, ketika Maybell membuka matanya setelah tertidur sejenak, Maybell mendapati dirinya kembali ke masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7. Pergi.
"Pergi menjual tubuhmu atau memohon pada bajingan Ainsley untuk memberi bantuan secepatnya."
Mengepal.
"Baik."
Dengan sopan aku meminta undur diri dari hadapan Raja Richard. Kemudian kembali ke istana ratu tanpa Andras yang tak terlihat entah dimana. Sekarang setelah sekian lama, aku akan pulang ke rumah.
Setibanya dirumah orang tuanku, aku melihat bahwa semuanya masih tetap sama, bahkan tatapan dari semua orang di rumah ini masih sama seperti dulu.
"Akhirnya Ratu tercinta Ironvale kita datang, mari kita lihat apa yang di inginkan olehnya."
Ayahku, Duke Marchel I Ainsley, duduk di kursi pemimpin dengan tingkah angkuhnya yang seperti biasa. Ayah dan Ibu yang sudah lama tidak kulihat terasa sangat asing, mungkin karena jarak yang telah terbentuk selama tiga tahun ini.
"Aku datang kemari untuk meminta bantuan dari Duke dan Duchess, ini prihal-."
"Bukan begitu caranya, lakukan dengan benar."
"....."
Sambil menutup mata, aku melakukan apa yang telah di ajarkan di rumah ini. Meski aku adalah seorang ratu, di hadapan orang ini, aku tetap harus berlutut di atas lantai dingin sebagai seseorang tamu yang datang untuk meminta bantuan.
"Ini baru benar, sekarang, mari kita dengarkan apa yang ingin di sampaikan oleh ratu Ironvale yang sempurna ... Puff- BUAHAHAHA."
"Shup-."
Mengepal.
***
Pada malam hari yang tenang, tepatnya 2 jam setelah aku keluar dari istana Ainsley. Dokumen persetujuan yang aku dapat dari Duke Ainsley dan relasinya kubawa di hadapan raja.
"Semua bangsawan di pihak Ayahku akan membantu perebutan wilayah perbatasan dan sekitarnya, di butuhkan seminggu penuh untuk mengerahkan pasukan."
"Bagus... Dan apa yang kau berikan? Tidak mungkin rubah licik itu mau membantu secara cuma-cuma."
Aku diam.
"Katakan."
Aku masih diam.
"Ratu Maybell katakan apa yang rubah licik itu inginkan."
Sambil menarik nafas, aku berbicara engan. "Ayahku meminta supaya di beri izin untuk mengakses setiap pelabuhan di Ironvale."
"Hanya itu."
"Benar hanya itu."
"Bagus, kau urus bagian mu, sekarang keluar, aku muak melihat wajahmu hari ini."
Menghela nafas. " ... Permisi."
"Ah, aku lupa, itu. Setelah kau pergi ke rumah orang tua mu, kekasihmu datang menemui ku, dia meminta untuk ikut serta dalam perang, dia juga meminta untuk di tempatkan di barisan paling depan."
"... Aku mengerti, permisi."
Dengan langkah tertatih aku keluar dari ruangan itu. Udara di sekitarku terasa sangat menyiksa, mencekik leherku. Tubuhku lelah, aku tidak beristirahat sejak pagi, pulang pergi dari ibu kota menuju Ainsley membutuhkan enam jam perjalanan pulang-pergi. Dan sekarang, isi otakku bahkan tidak bisa bernafas sedikit saja.
"...."
Dalam langkah yang berat dan menyakitkan, akhirnya aku tiba di depan istana ratu. Seperti biasa, aku melihat Sir Andras menungguku disana dan menyapaku seperti biasa.
"Anda sudah tiba-"
"Pergi."
Sir Andras terdiam.
"Jangan sampai aku melihatmu di istana ini lagi," ucapku melewatinya begitu saja dan langsung masuk kedalam kastil.
Benar saja, setelah malam itu, aku tidak melihat sir Andras selama selama 7 hari. Bahkan, ketika pasukan akan di kirim ke medan pertempuran, aku tidak melihatnya dimanapun.
"Tunjukan senyum mu Ratu, jika mulutmu terus tertutup rapat seperti itu, orang-orang tidak akan berbahagia," ucapnya sambil melambaikan tangan kepada para rakyat yang memenuhi tembok besar, yang memisahkan kawasan rakyat biasa dengan kawasan istana kerajaan.
Menatap. "Jangan khawatir, aku tahu kapan aku harus tersenyum Yang Mulia."
"Baguslah."
Bunyi Sangkakala...
Sangka kala yang berbunyi, mengiringi langkah kaki para kesatria yang siap bertempur. Di atas tembok kastil yang megah, aku dan raja Richard berdiri dan menatap dua puluh ribu pasukan berzirah besi, yang melewati tembok istana menuju wilayah perbatasan yang jauh.
"Kekasihmu tidak terlihat."
"...."
"Seharusnya dia terlihat di dekat sini supaya kau bisa memberinya sapu tangan."
"...."
" ... Pendiam sekali, ini tidak seru~."
"Aku pergi dulu."
"Kemana Ratu akan pergi?."
"Gereja."
"Oh baiklah silahkan."
Sejenak aku berhenti berjalan. "Yang Mulia."
"Ya."
"Mengapa anda sangat membenci saya."
Berkedip.
".... Pergilah Ratu, ada banyak orang di luar sana yang perlu kau doakan keselamatannya."
"...."
Mengangguk.
"Aku pergi."