Sepenggal Luka "Rania"

Biarlah kejadian yang lalu tetap menjadi masa lalu. Dan menjadi sebuah pelajaran untuk kita kedepannya, karna yang lebih indah sudah menunggu di depan mata.. Namun masih banyak orang yang masih terjabak di masa lalu dan berharap ingin memperbaiki semuanya, tanpa mereka sadari bahwa mereka masih terbelenggu dan akhirnya tidak bisa melepasakn beban yang selama ini mencekiknya..

Kecewa, sedih, menderita, kehilangan dan itu semua kita pernah merasakannya.. Namun sadarkah kita, bahwa tidak ada gunanya selalu teringat dengan apa yang sudah kita lalui. Karna kita tidak akan pernah mungkin mengembalikan waktu, untuk memperbaiki yang salah dan mengubah masalalu..

•

•

•

•

Jl.kebon sirih Menteng. Kota Jakarta Pusat•

SREEEKK.. Seorang gadis membuka tirai dan jendela kamar kos-kosan nya dari lantai tiga..

Rania menatap kedepan, melihat betapa padatnya kota Jakarta di pagi hari. Ada sedikit rasa tenang di hati Rania ketika dia sudah berada di sini, di kamar yang sudah dia sewa selama satu tahun full.

Kemarin malam, sewatu Rania keluar dari bandara. Ia menaiki taksi dan bertemu orang baik yang mau menolongnya mencarikan kos'kosan hingga larut malam. Tidak buruk mengawali kehidupan baru dan membuka lembaran baru, mungkin ini saatnya Rania di kelilingi oleh orang- orang baik..

Rania menatap keluar jendela, lalu menyunggingkan senyuman manis yang tidak pernah terlihat dari bibirnya selama ini. Rania merasa nyaman dan aman di tempat baru ini, walau sejatinya disini aman dan nyaman, tapi belum bisa membuat Rania tertidur pulas. Karna Rania selalu terbangun oleh mimpi buruk yang selalu datang oleh efek rasa trauma yang Rania alami..

Ketika Rania sedang melamun, suara klakson mobil terdengar yang mana membuat Rania langsung melihat ke bawah..

Senyum tersunggingkan di bibirnya, ketika Rania melihat supir taksi yang sangat baik hati padanya karna mau mencarikan tempat tinggal untuk Rania..

''Saya kebawah sekarang pak.'' Rania berteriak menutup jendela, lalu menyambar tas dan memakai sepatu. Rania pun tak lupa untuk mengunci pintu kamarnya..

Rania turun dengan antusiasi mengahmpiri supir taksi yang baik hati, lalu masuk kedalam mobil dan menutup pintu. ''Selamat pagi pak.'' sapa Rania dengan ramah.

Pak supir itu tersenyum melihat Rania. '' Selamat siang Non.'' jawabnya yang mana membuat Rania terkekeh..

''Ouh ini sudah siang rupanya?''

''Rupanya Nona tidak melihat jam? tidak apa, kita mau kemana?'' tanya pak supir.

Rania terdiam memikirkan kemana ia akan pergi. ''Ummm bagaimana kalau bapak antarkan saya ke Moll terdekat sini.''

''Boleh Non.''

Mobil taxi pun mengantarkan kemana yang Rania inginkan, hingga beberapa menit berlalu kini Rania masuk kedalam Moll besar untuk pertama kali di seumur hidupnya..

Rania yang baru pertama masuk Moll merasa takjub dengan apa yang dia lihat. Harap di maklum, seumur-umur Rania baru mengetahui isi Moll yang ternyata mewah dan megah. ''Woaaahh, ini kah isi Moll yang dulu aku suka liaht di tv tetangga?'' gumam Rania dalam hati, celingak-celinguk melihat sekitar..

Hingga tanpa Rnia sadari jika dia menubruk seseorang.. Bruughh.. Ahhhkk..

''Maaf, kau tidak apa apa?'' tanya seorang pria yang di tubruk Rania.

Rania menggeleng lalu berdiri di bantu oleh Tuan Amar. ''Saya baik-baik saja pak.'' jawab Rania..

Deg.. Deg.. Deg.. ''Kamuuu.'' jantung Tuan Amar hampir saja copot, saat netra matanya melihat gadis yang selalu ia pikirkan sedari kemarin.

''Yaa ada apa Pak?'' tanya Rania merasa heran.

Tuan Amar tersenyum senang ketika melihat Rania ada di depan matanya.. ''Ahh, tidak apa-apa, kamu tidak mengenalku?''

''Rania menggeleng.''

''Aku orang yang satu pesawat dengan mu kemarin Lusa, apa kau benar-benar tidak mengingat ku? aahh tapi yaa sudah lah, kau mau kemana?'' tanya Tuan Amar denga ramah.

''Saya mau jalan-jalan saja pak, sekalian mau cari ponsel.'' jawab Rania.

''Apa kamu sudah mendapatkan nya?''

Rania menggeleng. ''Belum pak, saya kurang tau dimana tempatnya.''

Senyum tuan Amar semakin lebar, kali ini dia pastikan jika dirinya akan dekat dengan Rania. ''Jika tidak keberatan, mari aku akantarkan.''

Rania diam sejenak lalu mengangguk, mengikuti Tuan Amar dari belakang. ''Apa tidak merepotkan mu Pak?''

''Tentu saja tidak, siapa nama mu?''

''Rania Pak.''

Tuan Amar mengangguk. ''Rania? nama yang cantik.''

Mereka berdua pun mengobrol hingga tak lama, sampailah di toko ponsel yang di maksud Tuan Amar. Rania memilih salah satu merk ponsel ternama hingga tuan Amer mengajarkan Rania bagaimana menggunakan ponsel..

Awalnya Tuan Amar tidak percaya jika Rania tidak bisa menggunakan ponsel. Namun setelah melihat dan memperhatikan, ternyata masih ada orang di zaman modern seperti ini belum bisa menggunakan ponsel..

Bahkan jika Rania tidak menolak, maka ponsel yang barusan dia beli akan Tuan Amar bayar. Namun Rania menolak secara halus karnan dia tidak enak hati karna baru mengenal Tuan Amar..

Mereka mengobrol sampai bertukar nomer ponsel, bahkan Tuan Amar mengantarkan Rania pulang. dengan senang hati Rania mengaguk, entah mengapa mengobrol dengan tuan Amar membuat Rania merasa nyaman..

...•••••...

Siapa Tuan Amar ini, apa maksud dia mendekati Rania?.. alur cerita ini akan berbeda dengan chat story, jadi pantengin aja yaaa.. Sorry juga baru up.

Tuan Amar.

Rania Adriansah.