NovelToon NovelToon
Wanita Simpanan Bos

Wanita Simpanan Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Pelakor / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:73.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Jayanti

Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.

Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Silvia mengepalkan tangannya di bawah meja ketika Ambar terus berbicara. Mertuanya tersebut tiba-tiba membesarkan hatinya dan harus menerima kenyataan pahit jika suaminya mau menikahi perempuan pilihannya nanti. Apapun yang terjadi nanti semoga semuanya adalah yang terbaik bagi rumahtangganya dan Reynald. Begitu kata Ambar, bagaimana Silvia tidak shock. Dia dan mertuanya sama-sama menentang Reynald dan Yasmin berhubungan, lalu kenapa sekarang jadi berbalik.

Niatnya datang ke rumah mertuanya, malah mengejutkan dirinya.

"Jadi sekarang Ibu setuju dengan hubungan mereka? Kenapa, Bu? Apa yang membuat Ibu memihaknya? Apakah aku bukan lagi menantumu?" Mata Silvia sudah mengembun, panas. Siap-siap menumpahkan air bening itu di depan perempuan paruh baya yang selalu mendukung dirinya di setiap keadaan dan sekarang begitu entengnya Ambar menyuruhnya berdamai dengan Yasmin

"Bukan begitu, Silvia. Hanya saja, Ibu lihat Reynald melunak jika dekat dengan perempuan itu." Sanggah Ambar.

"Bu, apa Ibu tidak takut jika perempuan itu hanya memanfaatkan hartanya Reynald? Perempuan itu licik, Bu. Kalau dia tidak licik dan berperasaan, dia tidak akan masuk ke dalam rumahtanggaku!" Silvia bersedekap menatap Ambar kesal.

Ambar tampak melunak, menghadapi Silvia.

"Tidak akan ada yang mengambil hartanya Reynald, Ibu lihat dia perempuan baik dan sopan. Ya, seperti perempuan polos pada umumnya."

Silvia tidak menyangka ibu mertuanya malah tambah memuji Yasmin di hadapannya sendiri.

"Apa Ibu dan perempuan itu sudah bertemu? Kapan?" Hati Silvia bertambah panas menanti jawaban Ambar.

Ambar tidak bisa lagi menyembunyikannya, lambat laun Silvia akan tahu semuanya tentang Yasmin.

"Ya, Ibu sudah bertemu dengannya tadi pagi. Reynald yang membawanya kemari."

Silvia tertawa kecut, nyali Reynald cukup besar membawa rivalnya datang menghadap Ambar.

'Aku tidak boleh kalah start, aku akan mengatakannya sekarang.'

"Bu, aku tidak tahu harus bicara apa denganmu. Di saat rumahtanggaku di uji, Tuhan malah memberikanku keajaibannya." Silvia mulai berkata-kata sebagai salah satu upayanya.

"Maksudmu?" tanya Ambar

Silvia melihat ke arah perutnya sendiri yang rata, lalu mengusapnya beberapa kali.

"Di sini sedang tumbuh janinku dan Reynald. Bu." Matanya masih menatap ke arah perut.

Ambar lantas berdiri dari tempat duduknya.

"Ka-kamu hamil, Silvia?" Ambar tidak percaya atas pernyataan menantunya barusan.

Silvia mengangguk pelan, "Iya Bu, aku akhirnya hamil."

***

Yasmin memperhatikan Reynald yang tengah berdandan di depan cermin besar, mengenakan baju tidurnya. Yasmin baru saja membuatkan sendiri kopi untuk Reynald.

"Mas, malam ini kamu nginap?" Istri keduanya tersebut memperhatikan baju yang melekat di tubuh kekar suaminya itu sambil mendekatkan dirinya.

Reynald mengangguk dan menerima secangkir kopi dari tangan Yasmin.

"Tentu saja aku menginap malam ini di sini, aku akan menginap selamanya di sini. Kalaupun aku pulang pasti Silvia akan menanyaiku habis-habisan karena laporan ibu tadi pagi."

Yasmin kembali mengingat ketika ibu mertunya melunak setelah tahu dirinya hamil.

"Mas, aku hanya takut istrimu tidak akan menerima kenyataan ini."

"Ck, kamu membahas masalah itu lagi?" Reynald menggumam.

"Karena itu yang aku takutkan." Yasmin kembali menerima cangkir kopi milik Reynald setelah pria itu telah selesai menyesapnya.

"Wajar kalau dia tidak menerima, tapi dia harus. Sudahlah, kita tidur ya. Sudah malam, lagian kamu tidak boleh tidur terlalu malam. Kasihan janin dalam kandunganmu." Tidak lupa Reynald mengusap lembut darah daging yang sedang tumbuh di rahim istrinya tersebut membuat Yasmin melengkungkan bibirnya, tersenyum.

Flashback On

Tiga hari setelah insiden karangan bunga di lobi perusahaan, Yasmin merasa tubuhnya tidak sehat. Mulai dari hilangnya nafsu makan, badan pegal-pegal malas dan berakhir tidak ingin melakukan apa-apa. Dia juga meminta izin pada suaminya untuk cuti sampai keadaannya membaik.

"Kalau begitu kita ke dokter saja ya, atau aku panggilkan dokter pribadiku." Reynald ikut cemas, berkali-kali meraba kening istrinya.

Yasmin menggeleng lemah, "Aku nggak mau ke dokter, Mas. Panggilkan saja dokternya ke sini." Tiba-tiba Anandita bangun dengan posisi duduk sambil memegang dadanya. Dadanya terasa penuh dan ada rasa mual.

"Mas, aku muaaal." Yasmin berlari menuju kamar mandi, dia mengeluarkan semua isi perutnya yang terasa bergejolak.

Terasa sentuhan hangat di tengkuknya, ikut membantu meringankan gejala mual-mual pada istrinya itu.

"Kamu masuk angin, Sayang?" Reynald berdiri di belakang Yasmin. Dari pantulan cermin kamar mandi, Yasmin bisa melihat suaminya khawatir.

"Iya, Mas. Sepertinya aku masuk angin, kepalaku juga pusing."

"Aku panggilkan dokter Irwan ya, aku telpon dia dulu." Reynald kembali ke kamar mengambil ponselnya di atas meja, menghubungi dokter Irwan. Dokter pribadinya.

"Ke rumah baruku, aku kirimkan lokasinya." Reynald mengirimkan lokasi alamatnya sekarang.

Sambil menunggu dokter Irwan datang, Reynald menyuruh Marni membuatkan teh manis hangat untuk Yasmin.

"Kamu tidak sembarangan makankan? Atau kamu punya penyakit lambung?" Selidik suaminya.

"Nggak Mas, aku nggak makan yang aneh-aneh. Aku juga tidak punya penyakit lambung, semuanya normal." Yasmin semakin tampak lemah.

Sekitar setengah jam kemudian dokter Irwan datang. Dokter pribadinya itu senyum-senyum penuh arti melihat Reynald bersama perempuan yang tidak dikenalnya.

"Jangan senyum-senyum sendiri, cepat periksa istriku!" titahnya.

"Baiklah, tapi setelah ini anda harus bercerita. Sudah lama kita tidak berbincang," ujar dokter Irwan.

"Cepatlah, nanti setelah kamu periksa dan tahu penyebabnya kita berbincang di taman belakang." Sebagai sahabat keduanya cukup dekat hanya saja Reynald terlalu sibuk hingga tidak punya banyak waktu.

"Maaf Bu, saya akan memeriksa anda." Dokter Irwan menyuruh Yasmin berbaring dan memeriksanya sesuai prosedur. Usai memeriksa dan memastikan gejalanya, dokter Irwan menatap Reynald penuh makna.

"Apa yang kamu temukan?" Tatap Reynald tajam.

"Sepertinya saya harus memberikan surat pengantar pada dokter Obgyn," jawabnya mematik rasa penasaran.

"Dokter Obgyn? Kamu bilang Obgyn? Kandungan? Apa istriku hamil?" Reynald menggoyang-goyang bahu dokter Irwan tak percaya.

Apalagi Yasmin, matanya membulat penuh mendengar suaminya menyebut-nyebut tentang kehamilan.

"Ya, dari gejala dan tanda-tandanya. Sebentar saya berikan dulu pengantarnya. Besok datanglah ke rumah sakit, saya akan buatkan janjinya tapi pengantarnya harus tetap ada."

Reynald mengerjap tak percaya diremasnya bahu Yasmin sambil tersenyum. Andaikan memang di dalam rahim istrinya tumbuh darah dagingnya, dia akan jadi orang paling bahagia di muka bumi ini.

"Aku akan datang ke tempatnya Elma."

***

Pagi itu Reynald dan Yasmin ke rumah sakit, pukul 8 mereka berdua sudah sampai di sana. Tidak perlu mengantri karena dokter Irwan sudah membuatkan janji. Tidak dibuatkan janji pun Reynald bisa melakukannya sendiri, toh dokter Elma pernah menangani Yasmin di awal hubungannya dengan Reynald.

"Selamat bertemu lagi," sapa dokter Elma.

"Selamat bertemu lagi, Dok." Yasmin malu-malu.

"El, periksa istriku dengan teliti," pinta Reynald dengan wajah datarnya.

"Oke, aku akan memeriksanya seteliti mungkin. Silahkan anda berbaring dulu," ucapnya pada Yasmin.

Yasmin menuruti setiap perintah dokter Elma. Sedikit banyak dia tahu tentang apa yang terpampang dalam layar monitor USG.

Dokter Elma tersenyum pada Yasmin kemudian beralih menatap Reynald.

"Selamat ya, kalian akan menjadi ibu dan ayah," ujar dokter Elma disambut haru keduanya.

***

Reynald memaksa Yasmin untuk ikut dengannya menemui Ambar setelah pemeriksaan, sesuai perkataan Reynald bahwa dia ingin mempertemukan istri keduanya itu dengan ibunya apalagi sekarang dalam rahim Yasmin sedang tumbuh darah dagingnya juga.

Meski perasaannya berdebar tak menentu, Yasmin tahu Reynald tidak akan membiarkannya sendiri. Sekarang saja tangan Reynald terus tertaut di tangan istrinya.

"Jangan takut, ibu akan menerimamu." Reynald berusaha membuat hati Yasmin tenang ketika keduanya memasuki rumah besar Ambar.

Seorang pelayan menyambut kedatangan keduanya dengan ramah mempersilahkan keduanya masuk dan duduk menunggu Sang Nyonya rumah.

Dari lantai atas, Ambar menuruni anak tangga dengan tatapan tak pernah lepas dari perempuan yang dibawa puteranya.

Ambar berdiri di hadapan keduanya tanpa ada senyuman.

"Siapa dia? Apa dia perempuan tidak tahu malu yang sudah masuk ke dalam rumah tanggamu dan Silvia?" tanya Ambar dengan nada sinisnya.

"Sayangnya dia ini istri yang aku ceritakan pada Ibu," pungkas Reynald.

"Ck, sayangnya Ibu tidak pernah menganggap dia ini menantuku. Menantuku hanya Silvia!" Tatapnya sinis tidak dibuat-buat.

Reynald mendengus kesal, "Dan sayangnya mulai sekarang Ibu harus menerima. Karena dalam rahim istriku sedang tumbuh keturunanmu juga, darah dagingmu."

Ambar terdiam memaku, otaknya memaksa mencerna kata-kata Reynald. Dadanya terasa sesak seketika, tapi anehnya tidak berlangsung sakit justru membuat perasaannya menjadi lega.

Reynald meraih pinggang ramping Yasmin, lalu menunjuk ke arah perut bawah istrinya tersebut.

"Kalau Ibu belum mengerti, di dalam rahim istriku sedang tumbuh keturunanku. Darah dagingku yang akan jadi pewaris semua harta yang aku punya. Mau tak mau mulai sekarang Ibu harus menerimanya, bukankah Ibu selama ini sangat menantikan sekali cucu dariku?"

Ambar tidak mampu membuka suaranya. Dia memang sangat menginginkan cucu, tapi bukan dari rahimnya Silvia.

'Tapi di dalam rahim perempuan itu adalah cucuku sendiri.. dia darah dagingku dan aku tidak boleh menolaknya. Aku menginginkannya sejak lama.'

Flashback Off

***

BERSAMBUNG...

DITUNGGU KOMENTARNYA GAAEES..

1
Asyatun 1
lanjut
Soraya
mampir thor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
temen kantor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin menemui silvia ketika udah baik adalah jawabannya rom
Yasmin Natasya
terimakasih sudah up banyak thor... 🙏💕
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih mawas diri lg yas
Lieyha NOemphank BekeNd
Luar biasa
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
jadilah egois yas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini bentuk kamu kurang tegas menceraikan silvia, rey
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
masama thor
Siti Amyati
greged ma silviia ,ayo Ray bikin tu jalang lebih ngga bisa punya anak
muna aprilia
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ahh yakin bisa?
Sumitro Adji
yes oh yes
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih baik jujur yas, timbang mereka berpikiran liar
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
anaknya saja ragu sama sakit ibunya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin anda menyanyangi silvia seperti putrimu, bukan menantu
Zuka Saya
kok aq ngerasa Rey nya kurang tegas sih. kaloo Silvia uda pernah selingkuhi dia mah cerein aja masa bilang cere3 mulu g jadi2
Nayla Arshaka
jangan rey aku mohon .jgn di tanda tanganin... baca dlu.... jgn asal coret...
aku takut ni jebakan ...
jgn smpai kmu mnyesal.
dan taruhannya rumah tanggamu bersama Renata....
smga aja mama mu kena serangan betulan ... krna tau sifat Silvia seperti apa..
jgn ya Rey....baca dlu isi surat nya .kli aja jebakan bedmen ... hahahhah
Keysha Aurellie
wah Silvia berdrama dengan pura pura menangis , tetap waspada Rey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!