Bagaimana bila di malam pernikahan mu dengan kekasih mu, kamu malah menemukan calon istri mu sedang bermesraan dengan pria lain dan kamu yang merasa frustasi malah mabuk - mabukan dan dengan tidak sengaja malah merenggut kesucian dari gadis yang sudah kamu anggap sebagai adik kandung mu sendiri.
Itu semua terjadi pada Aydan Atallah Balendra yang merenggut sesuatu yang berharga dari gadis berkaca mata yang cantik dan periang juga sangat menyayangi nya yang bernama Nara Ayesha Razkya sehingga gadis itu berubah jadi gadis dingin yang sangat membenci nya.
Akankah Aydan dapat mengembalikan keceriaan dan kasih sayang Nara pada nya, atau sebalik nya rasa benci yang akan semakin bertambah saat Aydan berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan maaf dari Nara. Dan apakah cinta akan tumbuh dalam hati kedua nya? Kalian bisa membaca nya dalam novel ini yang merupakan lanjutan dari novel Terjebak Cinta CEO Tampan. Semoga suka🥰🥰🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liest Holiest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
" Nara sayang, ada yang ingin bertemu dengan mu. Kita keluar ya?" Nami mengajak Nara yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil memeluk boneka Doraemon berukuran sedang kesayangan nya. Boneka itu adalah hadiah dari Aydan, Rifki dan Angga saat Nara berulang tahun yang ke 17, mereka membeli itu patungan dengan uang jajan mereka. Bukan mereka tidak mampu membelikan hadiah mereka masing - masing, tau mereka memilih barang yang sama untuk hadiah Nara saat itu sehingga mereka memutuskan untuk patungan, itu pun atas saran dari Alea yang merasa pusing mendengarkan perdebatan 3 pria yang selalu bersama nya sedangkan Alea saat itu membeli sebuah gantungan kunci berbentuk Doraemon yang sampai sekarang Nara pakai untuk kunci mobil nya.
" Siapa?" Tanya Nara dengan wajah datar nya.
" Kamu lihat dulu ya sayang" Nara pun dengan langkah malas menghampiri bunda nya yang berada di ambang pintu tanpa mengatakan apa pun lagi.
Tak lama Nara dan Nami pun sampai di ruang keluarga dan Nami menyuruh Nara untuk duduk di samping nya sedangkan Aydan dan Razky berada di depan nya.
" Sayang, perkenalkan dia adalah anak teman ayah nama nya Ay_" Razky langsung menghentikan ucapan nya saat Nami menatap tajam ke arah nya karena dia hampir saja keceplosan menyebut nama Aydan sedangkan Aydan tampak menepuk kening nya sendiri.
" Siapa?" Nara tampak mengerutkan kening nya.
" Ayan, ya nama nya Ayan. Iya kan?" Nami tersenyum kikuk.
" Ayan, astaga bunda masa nama ku di samakan dengan nama penyakit" batin Aydan menatap bunda nya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
" Ya, bunda benar nama nya Ayan" Razky lagi - lagi harus menahan tawa nya karena merasa lucu dengan nasib putra dari sahabat nya itu, sudah penampilan menjadi culun, nama juga di samakan dengan nama penyakit kejang - kejang.
" Aku Ayan, nama mu Nara bukan? Semoga kita bisa berteman dan bisa akrab" Aydan mengulurkan tangan nya pada Nara untuk bersalaman namun Nara hanya melirik tangan Aydan sekilas tanpa membalas nya.
" Aku tidak bisa berteman dengan pria apa lagi untuk akrab. Asal kau tahu, aku sudah tidak pantas dekat dengan pria mana pun di dunia ini" Nara berkata dingin membuat Nami, Razky dan Aydan merasa tercubit dengan ucapan Nara barusan.
" Kamu jangan berbicara seperti itu sayang, kamu masih pantas untuk hidup bahagia" Nami mengusap punggung putri nya itu dengan lembut.
" Maafkan aku Nara" batin Aydan menatap sendu pada Nara.
" Ya, aku ingin berteman dengan mu tak perduli kamu mau menolaku atau menjauhi ku. Yang pasti aku akan berusaha untuk dekat dengan mu" ucap Aydan tanpa ragu sambil memandang Nara yang melihat datar ke arah nya.
" Kamu dengar sayang, seperti nya Ayan akan menjadi teman yang baik untuk mu" Razky ikut menimpali sedangkan Nara tidak mengatakan apa - apa.
Saat ini mereka berempat tampak mengobrol, lebih tepat nya hanya Aydan, Nami dan Razky yang terlihat mengobrol dengan asyik nya sedangkan Nara lebih banyak diam dan mendengarkan obrolan mereka dengan tatapan menyelidik menatap Aydan yang kini sedang berpenampilan sebagai Ayan.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Keesokan hari nya di perusahaan Balendra tampak seorang pria tampan berusia sekitar tiga puluh tahunan berjalan dengan langkah tegap nya menuju ruangan yang kini di tempati Aydan.
" Selamat pagi pak, bisa saya bantu?" Dela tersenyum ramah pada pria asing yang ada di hadapan nya. Dela tidak pernah melihat orang itu sebelum nya datang ke perusahaan.
" Aku ingin bertemu dengan Aydan" ucap pria itu dengan nada datar nya.
" Oh, bos belum datang tuan. Silahkan anda tunggu di sana!" Dela menunjuk kursi yang berderet di dekat meja nya, tempat tamu CEO perusahaan itu menunggu bila Aydan tidak ada di tempat.
" Belum datang, jam berapa ini?" Pria itu tampak melihat jam tangan yang melingkar di tangan nya.
" Maaf tuan, bos beberapa hari ini selalu datang terlambat karena harus mengurus sesuatu dulu" Dela masih bersikap ramah.
" Cih, pasti urusan Nara. Sudah ku duga wanita memang merepotkan" pria itu yang tak lain adalah Dimas tampak mendengus kesal.
Ya, alasan Dimas sampai sekarang belum mempunyai pasangan adalah karena dia terlalu sibuk bekerja dan menganggap semua wanita yang ada di sekitar nya merepotkan. Pernah Dimas dulu berpacaran saat masih kuliah, tapi pacar Dimas termasuk gadis yang suka bergaul dan mementingkan penampilan sehingga sering membuat Dimas repot dengan permintaan pacar nya itu yang sering meminta nya membelikan ini dan itu, atau Dimas harus menemani nya ke mana pun yang pacar nya itu mau sehingga hubungan Dimas dengan pacar nya itu hanya bertahan dua Minggu saja karena Dimas tidak mau di repotkan oleh gadis itu.
" Maaf ya tuan, saya tidak tahu anda siapa dan bagaimana anda mengenal bos saya dan juga Nara. Tapi saya tidak terima kalau anda bilang wanita itu merepotkan, saya sebagai wanita merasa tersinggung akan hal itu" Dela berkata dengan tegas. Tentu saja sebagai wanita Dela tidak terima itu, apa lagi pria asing di hadapan nya itu mengatai saudara sepupu nya.
" Ish, kalau aku bilang wanita merepotkan ya merepotkan. Aku tidak perduli kamu tersinggung atau tidak" Dimas berkata dengan ketus seraya mendudukan diri nya di salah satu kursi yang berderet di sana.
" Ish, dasar pria menyebalkan" gumam Dela pelan namun masih terdengar jelas oleh Dimas.
" Aku bisa mendengar nya" Dimas menatap tajam pada Dela.
" Bagus kalau anda mendengar nya" Dela membalas tatapan tajam dari Dimas. " Cih, dasar pria aneh. Apa dia tidak sadar kalau dia lahir dari seorang perempuan, bisa - bisa nya dia mengatakan kalau wanita itu merepotkan" gumam Dela lagi sambil menggerutu kesal.
" Dasar wanita menyebalkan!" Dimas ikut bergumam seraya mendengus kesal.
Hening, setelah perdebatan kecil mereka hanya keheningan yang menemani mereka saat ini. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar di sana dan suara ketikan keyboard yang di ketik oleh Dela saat ini. Tak terasa sudah lima belas menit berlalu dan Dimas yang memang tidak suka menunggu pun langsung berdiri dari duduk nya.
" Hey wanita, katakan berapa lama lagi Aydan akan datang?" Dimas kembali menghampiri meja kerja Dela.
Dela yang masih kesal dengan Dimas pun hanya mengacuhkan nya tanpa berniat untuk menjawab seraya tangan dan mata nya masih fokus pada komputer yang ada di depan nya.
" Hey wanita, apa selain menyebalkan kau juga tuli?" Dimas merasa kesal dengan wanita yang ada di hadapan nya.
Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏
spill visual aydan dan nara dong plis 🙏🏼🥰🥰