Birgitta, nama gadis yang kerap disapa dengan Bita. Gadis ceria yang tidak pernah bergantung pada siapapun, dan selalu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan baik. Hidupnya hanya sebatang kara, tanpa memiliki sanak keluarga di mana pun.
Kehidupannya yang dulu warna-warni kini terjebak dalam kehidupan hitam-putih seorang pria yang mengikatnya dalam pernikahan yang disengaja.
Alhambra Zeroun, pria itu menarik Bita untuk duduk di pelaminan, dan memaksa gadis itu menjadi istrinya hanya untuk menghindari pernikahannya yang hampir saja terjadi dengan gadis lain pilihan orang tuanya.
Tidak memperdulikan tatapan tajam dari semua orang disana karena kelakuan gilanya, yang penting ia terbebas dari desakan orang tuanya yang terus memintanya untuk menikah.
Akankah Bita bisa menerima Alze menjadi suami dadakannya? Lalu bagaimana pernikahan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WaterBlue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Aneh
"Al lepas!!" gerutu Bita berusaha menyingkirkan tangan kekar yang melingkar ditubuhnya. Semakin ia berusaha menyingkirkan semakin erat pula Alze memeluknya.
"ck,Al mama dah nungguin loh,jangan buat ulah!" geramnya memukul pelan dada bidang pria itu,namun yang siempunya nama hanya tersenyum tipis masih memejamkan matanya.
Jika ditanya jantung Bita saat ini baik-baik saja,salah besar. Jantungnya terus berdetak kencang sampai-sampai ia pun bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Jujur dalam hati nuraninya paling dalam,ia terus terpesona dengan ketampanan pria itu. Entah mengidam apa sang mama sampai-sampai anaknya setampan ini.
Alze membuka matanya pelan,terkekeh pelan sambil melihat wajah istrinya yang begitu dekat dengannya. Sambil menghela napas,ia sekilas mencium pipi Bita lalu berjalan keluar kamar membuat gadis itu membeku seketika akibat ulahnya.
Deg.
"a-apa itu tadi??" tanya gugup,ia pun beranjak dari tempat tidur sambil memegang pipinya yang baru saja dicium oleh pria itu. Entah dapat angin darimana Alze berani melakukan itu padanya.
"gilaaa!!" pekiknya pelan. Teringat,jika sang mertua menunggu dimeja makan,ia langsung bergegas keluar kamar Alze. Ia hampir saja jatuh jika Alze tidak memegang tangannya. "ngapain Lo lari-lari??" ocehnya lalu melepas tangan Bita dan berjalan ketempat meja makan.
Bita mengepal tangannya keudara,ingin meneriaki pria menyebalkan itu. Padahal tadi ia sudah tersipu malu karena ulah pria itu tetapi sirna melihat sifat pria itu.
"Mana Bita?" tanya Haura mencari menantunya,Alze mendongak dagunya kearah belakang lalu duduk disamping Azza. Ia mengedar pandangannya merasa ada yang kurang, "mana Sam?" tanya Alze saat menyadari jika adik tengahnya tidak ada.
"kayak Lo nggak tau aja kak,dia sekarang lagi pacaran sama pacar barunya." sahut Azza sambil menyantap makanannya dengan lahap. Alze menyerngit heran melihat cara makan Azza yang terlihat santai,tidak seperti biasanya.
Azza menyadari tatapan kakaknya,ia pun mencondongkan tubuhnya kearah Alze, "ini kak Bita yang masak,makanya enak." bisiknya pelan. Alze langsung mendongak kearah Bita yang baru saja duduk disamping Haura.
Tak lama kemudian Deon pulang,ayah dari tiga anak itu langsung menghampiri mereka yang tengah makan siang bersama. "eh,ada siapa nih?" tanyanya terkejut mendapati anak sulung dan menantunya berada disini.
"udah nggak diusir lagi sama mama huh?" ledek Deon menatap Alze. Alze menatap datar kearah papanya sedangkan Haura menatap tajam kearah suaminya. "udah jangan dibahas!" ketus Haura.
Deon menyengir pelan,lalu melirik putrinya begitu lahap memakan sup dipiringnya. Tentu ini akan menjadi pertanyaan besar baginya, apakah makanan saat ini enak?
"lahap juga kamu makan nak." ucap Deon mengelus kepala putrinya,disela itu ia memasang raut tanya yang hanya bisa dilihat oleh Azza. Azza yang mengerti ekspresi papanya,mengangguk pelan. Seolah-olah mengatakan makanan ini aman dimakan.
Deon masih tidak percaya,tetapi ia ingin membuktikan sendiri masakan istrinya, "sayang, tolong ambilkan makanku dong." pintanya pada Haura.
"oh iya,bentar yaa sayang." ucap Haura langsung beranjak dari tempatnya sambil berlari kecil kedapur. ia mengambil piring kosong lalu menghidangkan kepada suaminya. "nah,kamu mau makan apa paa?"
"aku mau coba sup nih." seru Deon penasaran. Dengan sigap Haura melayani Deon dan menyajikannya pada Deon. Hal itu tak luput dari pandangan Bita yang fokus menatap pasangan yang tampak harmonis itu. Lalu pandangannya beralih kearah suaminya yang diam menikmati makanan buatannya. Sudut bibirnya terangkat melihat suaminya begitu lahap memakan buatannya.
Begitu juga dengan yang lainnya,tenang menikmati makanan buatannya. Deon cukup terkejut merasakan sup ini sangat enak menurutnya,tetapi ia masih bingung dan tidak percaya jika istrinya yang memasak semuanya ini.
"aku pulaang!!" sorak seseorang yang baru saja pulang,ia pun meletakkan helmnya sembarangan dan melangkah santai kearah mereka. Dan sama seperti orang-orang sebelumnya,ia juga bingung dengan ekspresi keluarganya. Apa dia salah masuk rumah?
"wah sepertinya enak!" serunya duduk disamping Bita membuat seseorang melotot tajam kearahnya, "pindah sini!" ucapnya dingin membuat Sam langsung berdiri lagi dari tempatnya. "astaga,gue terkejut Lo ada disini kak,kapan datang?" ia benar-benar tidak menyadari kedatangan dua makhluk disini,bahkan duduk disamping kakak iparnya pun ia tidak sadar jika Alze tidak mencegahnya.
"haloo kakak iparku sayang!" ucapnya sambil menyerling matanya menatap Bita. Bita tersenyum tipis membuat Sam tersenyum gila.
"Gilaa senyum kak Bita,mending Lo jadi pacar gue aja kak,se—hehehe bercanda...bercanda kok kak. Nggak bakalan gue rebut dia dari Lo!" ucap Sam sedikit merinding melihat kakaknya semakin melotot kearahnya,ia sangat tahu jika kakaknya marah nggak nanggung-nanggung.
"udah...udah jangan buat ribut Sam,duduk sana!" titah Deon menyuruh anak tengahnya duduk disamping Alze.
Sam mencoba suapan pertama,matanya langsung berbinar saat merasakan sup yang ia makan saat ini. Siapa yang membuatnya?
Banyak tanda tanya yang muncul dikepala mereka satu persatu, selesai makan Deon menarik anak-anaknya keruang kerjanya meninggalkan para gadis-gadis membantu nyonya besar untuk membersihkan piring bekas makan mereka.
"siapa yang buat makanannya?" tanya Deon menatap kedua putranya. Sam mengedik bahu tidak tahu,lain halnya dengan Alze mengulum senyum sendiri.
"Alze,papa nggak minta kamu senyum tapi jawaban!" kesalnya. Tidak biasanya anak sulungnya terlihat cuek itu menampilkan senyum secerah matahari,membuat dirinya merinding aja.
"istriku paa." ucapnya bangga,Sam menatap aneh kearah Alze yang sepertinya akan menjadi budak cinta. Dapat dilihat tatapan kakaknya berbeda dari biasanya.
"astaga,kakak udah jatuh cinta sama istrinya. Alhamdulillah nggak belok." seloroh Sam langsung ditepuk jidat dari Alze.
"ngomong jangan sembarangan! gue masih laki-laki normal." ketusnya tidak terima dikatakan belok.
"ya abis Lo,enggan banget dekat sama cewek. Pastilah gue mikirnya Lo tuh belok." cerocosnya lagi.
"ck,udah...udah. Papa pusing liat kalian adu mulut. Cukup mama kalian aja yang cerewet,jangan kalian ikutan juga!" gerutu Deon memijat pelipisnya.
"ya mau gimana lagi paa,kami anak kalian. Tentu ada gen cerewet yang turun ke kami." ocehnya tentu membuat Deon semakin kesal.
"suka hati kalian ajalah." gerutu Deon berjalan keluar kamar. Alze masih mengingat jelas perkataan Sam tadi, jatuh cinta dengan Bita? benarkah?
"perhatian semuanya!!!" teriak Azza membuat seluruh keluarga menoleh kearahnya,termasuk Alze dan Sam yang baru saja keluar dari ruang kerja Deon.
"kenapa?" tanya Sam menatap adik bungsunya,sedangkan Bita hanya diam memperhatikan interaksi keduanya.
"yuk,kita nonton bioskop!"
"nggaklah,kalian pergi aja." tolak Deon sambil merangkul istrinya, "mama sama papa mau kencan."
"cih,udah tua masa masih mau kencan juga??" ledek Sam.
"biarlah, suka-suka hati papa dong. Lagian papa udah nggak ada meeting klien lagi,ya udah gas yok maa jalan!" ajak Deon mengecup bibir istrinya pelan dihadapan anak-anaknya,lalu menggandeng istrinya keluar rumah meninggalkan anak-anaknya masih menatapnya jalan.
"haduh..." ucap Azza menepuk jidatnya pelan,lalu melirik ketiga manusia yang kini tersisa disini. "kak Bita ,kak Al kalian nggak boleh kencan kayak mama papa. Kalian harus ikut kami,masa iyaa kami jadi nyamuk!" gerutu Azza tidak ingin dibantah. Sebelum kakaknya membuat alasan menolak,lebih baik ia membooking kakaknya agar tetap ikut bersamanya.
Bita menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan keluarga yang menurutnya cukup aneh itu. Tetapi,sangat menghibur hatinya,ia dapat merasakan kehangatan dalam keluarga ini. Bita berjalan menggandeng tangan Azza. "skuy lah kita nonton!" ajak Bita langsung disorak ria oleh gadis itu.
"yok,kita siap-siap dulu!!" ajaknya tanpa basa-basi menarik kakak iparnya menuju kamarnya.
"Lo nggak siap-siap?" tanya Sam menatap sang kakak yang terlihat santai duduk disofa. "ngapain? kan gue udah tampan." sahut Alze tanpa menoleh kearah adiknya.
"anjiir kepedean amat Lo!" gerutunya berdecak pelan,sama halnya dengan sang kakak ia memilih duduk disamping Alze sambil menonton drama kesukaan Azza yang belum juga kunjung selesai dramanya.
kalo bahasa Indonesia yg saya tahu itu mengernyit