NovelToon NovelToon
Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Pagi berikutnya, Tara terbangun dengan perasaan was-was yang belum juga hilang. Pertemuan dengan Adrian semalam masih jelas tergambar di pikirannya. Rasa tanggung jawab yang baru saja dia emban terasa berat di pundaknya, tetapi dia tahu bahwa tidak ada jalan untuk mundur lagi. Langkah ini harus dia lanjutkan, bagaimanapun juga.

Setelah merapikan tempat tidur dan bersiap-siap, Tara mengambil secangkir kopi dan duduk di meja kerjanya. Di hadapannya terbuka map yang diberikan Adrian, dengan foto-foto dan dokumen yang bertebaran di sana. Matahari pagi menyinari kamarnya dengan hangat, tetapi bagi Tara, cahaya itu tak mampu mengusir bayangan gelap yang terus menghantuinya.

Dia menatap foto-foto yang diambil secara diam-diam dari sebuah fasilitas yang tampak canggih namun tersembunyi. Logo perusahaan teknologi yang sama terukir di salah satu alat di foto tersebut, mengingatkan Tara pada video yang dia tonton sebelumnya. Semakin dia melihatnya, semakin kuat keyakinannya bahwa ada konspirasi besar yang sedang berlangsung.

“Gue harus cari tahu lebih banyak tentang perusahaan ini,” Tara bergumam pada dirinya sendiri. “Ada yang nggak beres, dan gue yakin kampus terlibat.”

Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari informasi lebih dalam tentang perusahaan tersebut. Setelah beberapa menit, Tara menemukan beberapa artikel lama yang membahas tentang prestasi teknologi mereka. Namun, tidak ada satu pun yang membahas proyek medis atau eksperimen manusia yang Adrian katakan.

“Semua ini terlalu rapi ditutupi. Nggak mungkin mereka nggak nyisain jejak,” pikir Tara.

Dengan perasaan penasaran yang semakin membuncah, Tara memutuskan untuk mendatangi perpustakaan kampus. Di sana, dia berharap bisa menemukan lebih banyak informasi tentang kerjasama antara kampus dan perusahaan itu. Sebelum berangkat, dia mengirim pesan ke Adrian untuk memberitahunya bahwa dia akan mulai penyelidikannya dari kampus.

Setibanya di perpustakaan, Tara langsung menuju bagian arsip lama. Dia menyapa petugas perpustakaan, Bu Yani, yang sudah mengenalnya karena sering datang ke sana. Dengan senyum ramah, Bu Yani memberikan Tara akses ke arsip yang dia butuhkan.

“Cari apa kali ini, Tar? Nggak biasanya kamu ke sini sepagi ini,” tanya Bu Yani sambil menyerahkan kunci lemari arsip.

“Cuma mau lihat-lihat aja, Bu. Ada tugas yang harus diselesaikan,” jawab Tara sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan ketegangan yang dia rasakan.

“Kalau ada yang butuh bantuan, jangan ragu, ya. Ibu di sini sampai sore,” ujar Bu Yani dengan ramah sebelum meninggalkan Tara sendirian di ruangan arsip.

Tara membuka lemari arsip yang besar itu, mengeluarkan beberapa dokumen lama yang berdebu. Dia membaca satu per satu judul berkas, mencoba menemukan apa pun yang berkaitan dengan proyek penelitian atau kerjasama antara kampus dan perusahaan teknologi tersebut.

Setelah hampir satu jam, Tara menemukan sebuah dokumen yang mencurigakan. Judulnya cukup umum, "Kerjasama Pengembangan Teknologi Kampus dan Industri." Namun, ketika dia membuka dan membaca lebih jauh, dokumen itu menyebutkan perusahaan yang dia cari.

Di sana tertulis bahwa perusahaan tersebut bekerja sama dengan kampus dalam pengembangan "teknologi medis inovatif." Dokumen itu tidak terlalu rinci, tetapi ada beberapa nama yang disebutkan, termasuk nama-nama profesor yang Tara kenal baik.

“Ini dia, bukti pertama,” pikir Tara sambil mencatat beberapa informasi penting dari dokumen itu.

Namun, yang paling menarik perhatian Tara adalah adanya lampiran yang menyebutkan tentang fasilitas khusus yang digunakan untuk penelitian tersebut. Fasilitas itu tidak berlokasi di dalam kampus, melainkan di sebuah gedung milik perusahaan di pinggiran kota.

“Jadi di sanalah mereka melakukan semuanya,” Tara berbisik pada dirinya sendiri. Dia merasa jantungnya berdebar kencang. Ini adalah jejak yang dia cari.

Tara menyimpan dokumen tersebut kembali di tempatnya, memastikan tidak ada yang terlihat berubah. Dia keluar dari ruangan arsip dengan perasaan lega karena berhasil menemukan sesuatu yang penting, tetapi juga dengan rasa was-was yang semakin besar.

Di luar perpustakaan, Tara bertemu dengan Adrian yang sudah menunggunya di taman kampus. Dia tampak gelisah, seperti seseorang yang sedang menunggu kabar besar.

“Gimana, Tar? Ada perkembangan?” tanya Adrian langsung ketika Tara menghampirinya.

“Gue nemu sesuatu,” jawab Tara sambil duduk di sebelah Adrian di bangku taman. “Ternyata mereka punya fasilitas di luar kampus, dan itu milik perusahaan yang lo omongin kemarin. Kayaknya di sanalah semua eksperimen dilakukan.”

Adrian mengangguk serius, “Itu sesuai dengan apa yang gue denger dari sumber gue. Tapi kalau bener mereka punya tempat khusus kayak gitu, berarti ini lebih besar dari yang kita kira.”

“Mungkin kita harus pergi ke sana, Ad. Kita perlu lihat sendiri tempat itu,” usul Tara dengan nada yang menunjukkan bahwa dia sudah memikirkan ini sejak tadi.

Adrian terdiam sejenak, merenungkan ide Tara. “Itu bakal bahaya, Tar. Kita nggak tau apa yang ada di sana, dan kalau kita ketahuan…”

“Gue tau, Ad. Tapi kita nggak bisa cuma duduk diam dan nunggu. Kalau kita mau buka rahasia ini ke publik, kita butuh bukti yang solid, dan tempat itu bisa jadi kuncinya,” kata Tara dengan nada tegas.

Setelah beberapa saat berpikir, Adrian akhirnya mengangguk setuju. “Oke, kita rencanain ini baik-baik. Gue bakal cari cara buat masuk ke tempat itu tanpa ketahuan, dan lo bisa urus alat-alat yang kita butuhin buat ngerekam semua bukti.”

Mereka berdua sepakat untuk bertemu lagi keesokan harinya dengan rencana yang lebih matang. Setelah pembicaraan singkat itu, Tara kembali ke apartemennya, merasa bahwa semuanya mulai bergerak lebih cepat dari yang dia bayangkan.

Malam itu, Tara duduk di meja kerjanya dengan secangkir teh hangat, mencoba menyusun semua informasi yang dia dapatkan. Dia membuat peta pikiran, menghubungkan titik-titik antara kampus, perusahaan, dan fasilitas misterius itu. Semakin banyak dia menuliskan, semakin jelas baginya bahwa ini bukan hanya tentang sebuah proyek penelitian biasa. Ada sesuatu yang jauh lebih gelap dan berbahaya yang sedang mereka hadapi.

Namun, di balik semua kekhawatiran itu, ada perasaan antusias yang mulai merayap dalam diri Tara. Ini adalah kesempatan untuk melakukan sesuatu yang besar, sesuatu yang bisa mengubah hidup banyak orang. Dan kali ini, dia tidak akan melakukannya sendirian. Dengan Adrian di sisinya, Tara merasa lebih kuat, lebih berani, dan lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Ketika dia akhirnya berbaring di tempat tidur, Tara memejamkan mata dengan pikiran yang penuh dengan rencana dan strategi. Di luar jendela, kota Jakarta tampak tenang, tetapi dia tahu bahwa di bawah permukaan yang tenang itu, ada badai besar yang sedang menunggu untuk meledak. Tara bertekad untuk berada di tengah badai itu, mengguncang semua yang ada di sana dengan kebenaran yang akan dia ungkapkan.

1
·Laius Wytte🔮·
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
Kei Kurono
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
<|^BeLly^|>
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!