NovelToon NovelToon
Menjadi Guru Di Dunia Lain

Menjadi Guru Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Akademi Sihir / Penyeberangan Dunia Lain / Elf
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ned_Kelly

Arthur seorang guru honorer di sekolah negeri yang memiliki gaji pas-pasan dengan jam mengajar yang tidak karuan banyaknya mengalami kecelakaan pada saat ia hendak pulang ke indekosnya. Saat mengira kehidupannya yang menyedihkan berakhir menyedihkan pula, ternyata ia hidup kembali di sebuah dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Tetapi uniknya, Arthur kembali menjadi seorang guru di dunia ini, dan Arthur berasa sangat bersemangat untuk merubah takdirnya di dunia sekarang ini agar berbeda dari dunia yang sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ned_Kelly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22: Hari Pertarungan Part 3

Kemenangan Johan sungguh mengejutkan banyak pihak. Aku bisa melihat keterkejutan di wajah para penonton, terutama mereka yang selama ini memandang sebelah mata pada Johan. Tapi yang paling menarik adalah reaksi Pak Guru Brandon. Dari raut wajahnya, dia jelas tidak menyangka Johan bisa menang dengan begitu gemilang. Aku tahu dia berharap anak buahnya menang mudah, tapi hasil ini pasti membuatnya terpukul. Bahkan, aku bisa membayangkan Pak Guru Agares juga terkejut menyaksikan kemampuan murid yang pernah ia tolak mentah-mentah. Sungguh ironi yang manis. Aku tersenyum kecil membayangkan ekspresi mereka berdua yang penuh kekesalan dan rasa malu.

Pertandingan pertama telah usai, dan sekarang giliran pertandingan kedua. Aku sudah memilih Masamune untuk turun ke arena. Sengaja aku menempatkan Celestine di pertandingan terakhir—bagian terbaik selalu ditaruh di akhir, bukan? Aku sudah merencanakan semua ini dengan cermat; pertunjukan Celestine nanti akan menjadi puncak dari semua kejutan yang kami siapkan. Membayangkan momen di mana dia membungkam semua keraguan dengan kemampuannya membuatku tak sabar.

Aku melirik Celestine yang duduk di dekatku. Dia terlihat sedikit tegang, matanya bergerak mengikuti pergerakan Masamune yang sedang bersiap di arena. Namun, di balik kegugupannya, ada semangat yang tak bisa disembunyikan. Celestine selalu seperti itu; dia tak pernah berhenti berjuang meskipun tak bisa berkata-kata. Aku mendekatinya, mencoba meredakan kegugupannya. "Sabar ya, Celestine," kataku sambil tersenyum menenangkan. "Ini giliran Masamune dulu. Nanti kau bisa mengamuk sepuasnya setelahnya, oke?"

Celestine menatapku, senyumnya yang lembut namun penuh keyakinan terlihat. Dia menggerakkan tangannya dengan gerakan yang sudah sangat aku pahami. "Aku akan membuat guru terkejut nanti!" isyaratnya penuh semangat, senyumnya yang manis membuatku ingin sekali mencubit pipinya.

Aku tertawa kecil melihat ekspresinya yang begitu yakin. "Aku menantikan itu," balasku, mencoba memberinya semangat yang sama.

Masamune yang sedang melakukan pemanasan tidak jauh dari kami memperhatikan interaksi kami. Dia melirik Celestine dan tersenyum lembut, seakan merasakan kegugupannya. Dia mendekat, dan dengan lembut menepuk pundak Celestine. "Tenang saja, Celestine," ujarnya dengan nada penuh keyakinan. "Aku akan menghajar mereka dengan keras, terutama mereka yang berani mengejek kekuranganmu. Aku akan pastikan mereka tahu, Celestine yang tidak bisa bicara bukan berarti Celestine lemah." Kata-katanya terdengar seperti seorang kakak yang melindungi adik kecilnya, penuh kasih sayang dan kehangatan.

Celestine menatap Masamune dan tersenyum, mengangguk pelan. Meskipun dia tidak bisa mengungkapkan terima kasihnya dengan kata-kata, kehangatan di matanya sudah cukup mewakili semuanya. Dia menatapku lagi, seakan ingin memastikan bahwa aku percaya padanya. Dan tentu saja, aku percaya.

"Masamune benar," tambahku, menatap Celestine dengan penuh keyakinan. "Jangan hiraukan apa yang orang lain katakan. Kau akan membuktikan kepada mereka bahwa kau lebih dari sekadar apa yang mereka lihat."

Masamune bersiap di arena, dan tatapan matanya berubah tajam. Suasana berubah menjadi serius seiring dia menghunus katananya, bersiap menghadapi lawannya yang tampak percaya diri. "Aku akan tunjukkan bahwa murid dari kelas kita tidak bisa diremehkan," serunya sebelum melangkah maju, meninggalkan kami dengan antusiasme yang menggema di seluruh arena.

Aku menatap Celestine sekali lagi dan tersenyum penuh arti. "Bersiaplah, Celestine. Setelah Masamune, giliranmu yang bersinar."

Celestine hanya tersenyum, tapi aku bisa melihat determinasi yang kuat di matanya. Hari ini, kami akan membuktikan bahwa kelas ini tidak bisa dianggap remeh.

Masamune berdiri tegap di arena, berhadapan dengan Valen yang sudah mengaktifkan sihir penguat tubuhnya. Aura kebiruan mengelilingi tubuh Valen, menambah kekuatan dan kecepatannya hingga berkali lipat. Dari wajah Valen yang percaya diri, terlihat jelas bahwa ia meremehkan Masamune. Namun, Masamune tetap tenang. Dia tahu bahwa duel ini bukan hanya tentang kekuatan, melainkan tentang ketenangan dan strategi.

“Pertandingan dimulai!” seru juri, membuka pertarungan dengan sorakan penonton yang membahana.

Valen langsung menyerang dengan kecepatan yang mengagumkan, berlari ke arah Masamune dengan pedangnya terangkat tinggi. Setiap gerakannya mengandung kekuatan magis yang membuat setiap serangannya terdengar seperti gelegar petir. Tebasan pertama meluncur, mengarah ke leher Masamune dengan kecepatan yang hampir mustahil dihindari oleh petarung biasa. Namun, Masamune bukan petarung biasa. Dengan satu langkah ringan, dia melompat ke belakang, menghindari serangan itu dengan ketenangan seorang ahli.

Valen tidak berhenti. Dia terus menyerang tanpa henti, pedangnya berputar dan berayun, berusaha mematahkan pertahanan Masamune. Serangan bertubi-tubi itu memang kuat, tapi Masamune sudah terbiasa menghadapi lawan yang mengandalkan kekuatan murni. Dia menangkis serangan dengan katananya, mendengar dentingan logam yang menggema setiap kali pedang mereka bertemu.

“Cepat sekali...” gumam salah satu penonton, terkejut dengan kecepatan pertarungan mereka.

Masamune merasakan angin dari setiap serangan yang terlewat, namun dia tetap tenang, menunggu momen yang tepat. Saat Valen melancarkan tebasan vertikal dengan penuh kekuatan, Masamune melompat ke samping, menghindar dengan mudah. Dan inilah momen yang dia tunggu. Dia menatap Valen dengan tajam, mata birunya berkilat.

Dengan satu gerakan cepat, Masamune menyalurkan sihir petir ke dalam katananya. Kilatan listrik berwarna biru menyelimuti pedangnya, berderak dengan energi yang terasa hingga ke ujung jari. “Giliranmu untuk merasakan kecepatan sejati,” gumamnya pelan.

Masamune melompat ke depan, gerakannya kini lebih cepat berkat dorongan sihir petir yang mempercepat refleks dan reaksinya. Dia menyerang Valen dengan tebasan horizontal, namun bukan sekadar tebasan biasa. Kilatan petir meledak setiap kali katananya mengenai pedang Valen, memaksa lawannya mundur. Valen terkejut, tidak menyangka Masamune bisa menambah elemen sihir ke dalam serangannya.

“Bagaimana bisa?” Valen mendesis, mencoba bertahan.

Masamune tidak memberinya waktu untuk berpikir. Dia memutar tubuhnya, mengayunkan katananya dari bawah dengan semburan petir yang meledak dari ujung pedangnya. Valen menangkis, tapi setiap benturan membuat lengannya mati rasa karena arus listrik yang mengalir. Sihir penguat tubuhnya membantu meredam sebagian serangan, tapi dia mulai merasakan kelemahan di pertahanannya.

Melihat celah, Masamune meneruskan serangan tanpa henti. Dia menggabungkan seni pedang dengan sihir petir, menciptakan serangkaian serangan yang tidak hanya cepat tapi juga mematikan. Setiap ayunan katananya disertai kilatan petir yang menyambar, menambah daya rusak setiap serangan. Valen mencoba menyerang balik, namun Masamune bergerak lebih cepat, berputar menghindari serangan Valen dan menyerang dari sudut yang sulit diprediksi.

Di puncak serangan, Masamune melompat tinggi, mengangkat katananya di atas kepala. Petir mengumpul di sepanjang pedang, membentuk kilatan yang membelah udara. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia menghujamkan serangan vertikal ke arah Valen. Serangan itu disertai ledakan petir yang dahsyat, memaksa Valen untuk mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menangkis.

Ledakan energi listrik membutakan pandangan, dan saat asap mulai menghilang, Valen terlihat terdorong mundur dengan napas terengah. Tubuhnya penuh luka bakar ringan akibat serangan petir Masamune. Sihir penguat tubuhnya kini tampak goyah, aura birunya yang sebelumnya terang kini mulai memudar. Wajah Valen menunjukkan campuran antara keterkejutan dan ketakutan—ini pertama kalinya dia merasa begitu terdesak.

Masamune berdiri tegak di hadapannya, katananya masih berkilat dengan sisa-sisa energi petir. “Kekuatan tanpa kendali hanya akan menghancurkan diri sendiri,” ujarnya tenang.

Valen mencoba bangkit untuk serangan terakhir, tapi Masamune sudah bersiap. Dengan satu gerakan cepat, dia menebas dari samping, kali ini tanpa keraguan. Tebasan itu tidak mematikan, tapi cukup untuk merobek armor Valen dan membuatnya jatuh tersungkur. Valen terkapar di tanah, napasnya terengah-engah dan matanya terbuka lebar, tak percaya dia bisa kalah begitu telak.

Sorakan menggema dari sisi penonton. Pertarungan yang mereka saksikan barusan lebih dari sekadar duel biasa—itu adalah pertempuran di mana keahlian, sihir, dan kecerdasan berpadu dalam harmoni yang indah. Masamune menyarungkan katananya kembali, memandang Valen yang terbaring kelelahan. “Kau kuat, Valen,” ujarnya dengan nada menghargai, “tapi masih banyak yang perlu kau pelajari.”

Masamune berbalik dan berjalan kembali ke arah kami. Tatapannya singkat, namun penuh makna. Dia telah membuktikan dirinya di hadapan semua orang. Dan dengan sihir petirnya, dia menunjukkan bahwa dia lebih dari sekadar ahli pedang—dia adalah petarung yang cerdas, penuh perhitungan, dan tak tertandingi.

Setelah kemenangan Masamune yang luar biasa, sorakan dari penonton memenuhi arena. Aku dapat merasakan getaran semangat dan kekaguman dari semua yang hadir. Ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tentang bagaimana Masamune membuktikan dirinya di hadapan para guru, murid, dan terutama Pak Guru Brandon yang kini tampak terdiam dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

Masamune berjalan kembali ke arah kami, menepuk pundak Johan yang menyambutnya dengan anggukan penuh bangga. Masamune menatap Celestine yang menunggu giliran di pinggir arena. Meski tenang, ada sinar antusiasme di matanya yang sulit disembunyikan. Masamune tersenyum tipis, seolah mengatakan bahwa dia percaya penuh pada Celestine untuk pertandingan berikutnya.

“Saatnya menunjukkan keajaibanmu,” ujar Masamune pelan, penuh semangat tapi juga seperti seorang kakak yang memberikan dorongan kepada adiknya.

Celestine mengangguk, wajahnya memerah sedikit, tetapi ada tekad yang jelas terlihat. Ia menatapku, seolah mencari persetujuan terakhir. Senyumku mengembang, dan aku memberikan isyarat dengan anggukan. "Sekarang giliranmu, Celestine. Tunjukkan pada mereka kemampuanmu yang sesungguhnya."

1
~YUD~
lajrooot!!
Ned: entar dulu ye kasih Ned nafas dulu wkwkwk...
total 1 replies
Ned
Parah nich, dari pagi tadi update eh kelarnya sore
~YUD~
di festival lunaris ini Arthur bakal ikut main apa cuma jadi guru pengawas doang?
Ned: Jadi pengawas doang, tapi....ada tapi nya hehe/CoolGuy/.... tungguin apa yang bakalan terjadi di sana
total 1 replies
~YUD~
nanti Arthur sama Brandon bakal duel gak author?
Ned: Ya tunggu aja tanggal mainnya
total 1 replies
Gamers-exe
kirain masamune date 👍🗿
~YUD~
nanti Charlotte sama Arthur bakal saling cinta gak author?
Ned: Yakin gak ada yang mau sama Celestine nih /CoolGuy/
「Hikotoki」: betul sekali, jadi meski charlotte umur 16 masih available buat dinikahi
total 8 replies
Erwinsyah
mau nabung dulu Thor🤭
Ned: Monggo silakan, jangan lupa vote dan rate bintang 5 nya kakak
total 1 replies
~YUD~
apa tuh yang segera terungkap?
Ned: apa tuh kira-kira hehehe
total 1 replies
R AN L
penasaran sekali reaksi murinya lihat kekuatan asli guru ny
Ned: tar ada kok, tunggu aja tanggal main nya heheh
total 1 replies
Ned
Update diusahakan tiap hari, setidaknya akan ada 1 BAB tiap hari...kalo Ned bisa rajin up mungkin 2-3 BAB...

Minggu Ned libur
R AN L
di tunggu up ny
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
total 4 replies
R AN L
Luar biasa
vashikva
semangatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!