NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Momen di Sore Hari

"Al, tolong tugaskan semua penjaga untuk memperketat pengawasan pada istriku", perintah Ethan.

Hari ini Alden baru saja masuk kerja setelah satu minggu lamanya ia mengambil cuti untuk menikmati honeymoon bersama Vallen.

"Apa ada masalah?", tanya Alden serius.

Jika Ethan sudah membahas soal penjagaan, biasanya ada kondisi darurat yang terjadi.

"Minggu lalu Nadine tiba-tiba kembali dan dia mengancamku", jawab Ethan cemas.

"Aneh sekali, kenapa dia tiba-tiba kembali?", Alden mengernyitkan dahinya.

"Entahlah. Tapi sepertinya dia tahu kondisiku saat ini. Aku khawatir dia mencari informasi tentang Zareena dan berusaha mencelakainya, Al. Aku tidak ingin istriku terancam".

Alden mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Tolong pastikan semua penjaga selalu siaga karena fokusku pecah dengan proyek di Pulau X", lanjut Ethan lagi.

"Siap. Aku akan mengurus semuanya", janji Alden.

Ethan mempercayai ucapan asisten pribadinya itu. Sejak awal Papa Robin menugaskan Alden untuk mendampingi Ethan, kinerjanya selalu bagus dan tidak pernah gagal dalam menjalankan misi.

"Maaf dihari pertamamu masuk kerja aku sudah merepotkanmu, Al", Ethan merasa bersalah.

Alden tersenyum, "Tak apa. Itu sudah menjadi tugasku. Lagi pula cuti satu minggu ternyata membuatku tetap memikirkan semua pekerjaan di kantor ini".

Ethan tertawa, "Benarkah?. Vallen pasti cemburu karena kamu berselingkuh dengan pekerjaan".

Alden ikut tertawa mendengar candaan Ethan.

"Beruntung dia tidak mengetahuinya, Than. Oh ya terima kasih untuk hadiah pernikahan kemarin. Aku dan Vallen benar-benar menikmati honeymoon kami".

"Syukurlah kalau kalian senang. Apa kamu sudah berhasil melakukannya?", tanya Ethan mulai menggoda Alden.

Alden paham maksud pertanyaan bosnya itu.

"Awalnya agak sulit. Tapi akhirnya aku berhasil melakukannya bahkan membuat Vallen kesulitan berjalan selama tiga hari", jawab Alden bangga.

"Gila. Keterlaluan sekali kamu, Al", Ethan tertawa geli.

"Ya mau bagaimana lagi. Aku dan Vallen sudah berhubungan sejak lama, Ethan dan sepupumu itu selalu menolak tiap kali aku mengajaknya bercinta", terang Alden vulgar.

"Dia selalu mengatakan aku harus menikahinya dulu jika kami ingin melakukannya", lanjut Alden.

"Itu hal yang bagus, bukan?. Berarti Vallen wanita yang baik dan bisa menjaga dirinya", Ethan memuji sepupunya yang tengah jadi topik pembicaraan.

Alden tersenyum, "Ya, benar. Aku bangga memiliki istri seperti Vallen. Sampai sekarang aku bahkan tidak bisa melupakan bagaimana dia mendesah di bawahku. Menyebut namaku dengan mesra dan membuatku hampir gila karena tidak mau berhenti untuk menyentuhnya", ucap Alden tanpa rasa malu atau canggung.

Ethan ikut bahagia mendengar cerita Alden. Di antara mereka berdua memang tidak ada hal yang ditutup-tutupi sekalipun itu adalah hal yang mungkin tabu bagi sebagian besar orang.

"Semoga segera ada hasilnya", harap Ethan tulus.

"Doakan saja. Oh ya, bagaimana dengan hubunganmu dengan Zareena?. Apa sudah ada perkembangan yang lebih baik?", tanya Alden mengalihkan topik pembicaraan sekaligus menjawab rasa penasarannya karena seminggu ketinggalan berita.

"Ck, aku kira sepulang honeymoon penyakit penasaranmu itu akan hilang. Ternyata sama saja", jawab Ethan santai.

"Come on, aku hanya ingin tahu saja karena aku kasihan sekali padamu, sudah lebih dari delapan bulan menikah masa tidak ada perkembangan apapun", Alden mengompori Ethan.

"Siapa bilang?", Ethan tak terima.

"So, how is the progress?".

"I was already have her completely", jawab Ethan.

"Wow, it hear so good", Alden ikut bahagia mendengar jawaban Ethan.

"Berarti aku juga bisa berharap semoga perjuanganmu pun segera ada hasilnya", lanjut Alden tulus.

Ethan tersenyum mendengar harapan yang Alden panjatkan untuk dirinya.

Setelah berbincang dengan Alden, Ethan kembali disibukkan dengan pekerjaannya. Tak lupa dia menyampaikan pada Alden kalau Helen ditarik kembali sebagai sekretarisnya karena Ethan tidak mengizinkan istrinya untuk bekerja lagi.

Awalnya Zareena menolak permintaan Ethan untuk berhenti bekerja. Tapi Ethan berhasil membujuknya. Ethan tidak mau mempertaruhkan keselamatan Zareena dari ancaman Nadine.

Sepanjang hari ini Ethan sama sekali tidak ada waktu untuk sekedar menelepon Zareena, bahkan dia hampir melewatkan makan siangnya karena meeting yang tiada putus.

Tepat jam empat sore Ethan pulang dan menyerahkan sisa pekerjaannya pada Alden.

"Elis, istriku kemana?".

Ethan bertanya pada Elis saat ia tak mendapati Zareena di dalam kamar.

"Nona Zareena ada di taman belakang, Tuan", jawab Elis.

"Ok. Terima kasih".

Ethan bergegas mencari istrinya di tempat yang Elis sebutkan.

Dari jauh Ethan melihat Zareena sedang asyik mengerjakan sesuatu.

"Apa yang sedang kamu lakukan, sayang?", Ethan memeluk Zareena dari belakang dengan tiba-tiba.

Kedatangan Ethan yang mendadak itu membuat Zareena terkejut, bahkan ia hampir saja memukulkan skop kecil di tangannya ke arah Ethan.

"Ya Tuhan. Kenapa kamu datang tiba-tiba? mengejutkanku saja", protes Zareena pada suaminya.

Ethan tertawa kecil lalu mencium pipi Zareena.

"Jangan seperti ini. Malu, ada para pelayan dan penjaga yang bisa melihat kita", Zareena mencoba melepaskan tangan Ethan yang melingkar di pinggangnya.

"Biarkan saja mereka melihat kita. Kita ini suami istri yang sah, sayang", jawab Ethan cuek.

Zareena menarik nafas dalam. Bukannya berhasil membujuk Ethan untuk melepas kuncian kedua tangannya, justru tangan suaminya itu semakin erat memeluk tubuh Zareena, bahkan Ethan mulai mencium leher, menyesap dalam aroma tubuh istrinya.

"Sayang, jangan begini", Zareena merasa risih. Dia menggerakkan bahunya agar Ethan tidak semakin menggila.

"Kalau begitu, ayo ikut aku ke dalam. Kita mandi bersama", bisik Ethan tepat di telinga Zareena.

Tubuh Zareena meremang setiap kali Ethan berbisik hal-hal intim dengannya. Zareena tidak sanggup membayangkan bagaimana jadinya jika benar Ethan membawanya mandi bersama.

"Aku bisa mandi sendiri, sayang. Lagi pula aku belum selesai berkebun", Zareena beralasan untuk menolak ajakan suaminya.

"Tidak ada bantahan, tidak ada penolakan, tidak ada tawar menawar", jawab Ethan sambil mengangkat tubuh Zareena dan menggendongnya.

Zareena memekik karena terkejut sekaligus takut. Kedua tangannya otomatis melingkar di leher Ethan. Ethan menggendong Zareena dengan hati-hati dengan langkah yang sedikit cepat agar segera tiba di kamar.

"Kamu serius kita akan mandi bersama?", tanya Zareena ragu saat mereka memasuki lift.

"Tentu saja. Kita belum pernah melakukannya, bukan?", wajah Ethan terlihat sumringah.

Ethan masih menggendong Zareena dan dia memenuhi ucapannya, Ethan benar-benar membawa istrinya ke kamar mandi.

Ethan menurunkan Zareena dengan hati-hati. Shower pun mulai dinyalakan. Ethan menuntun Zareena untuk menikmati siraman air hangat dari shower yang menyala.

Di bawah guyuran shower, Ethan menatap Zareena dengan intens. Dia menarik pinggang istrinya hingga menempel dengan tubuhnya.

"Aku mencintaimu, sayang", bisik Ethan sambil menyentuh lembut pipi Zareena lalu mengangkat dagunya.

"Aku juga mencintaimu", jawab Zareena tersipu.

Senyum Ethan mengembang. Seperti biasa, tanpa permisi Ethan melumat bibir Zareena.

Ada sensasi yang berbeda dirasakan Zareena saat dirinya berciuman di bawah guyuran shower. Terasa lebih menantang dan menyenangkan. Apalagi tangan Ethan aktif bergerak, menyentuh satu per satu area sensitif miliknya.

Ciuman yang diberikan Ethan semakin dalam dan menghanyutkan, bahkan memuat Zareena tidak menyadari jika dirinya sudah tak mengenakan sehelai kain pun. Begitu pula dengan Ethan.

"Kita lakukan di sini", bisik Ethan lagi.

Zareena tersipu. Ia masih merasa malu pada suaminya sendiri.

Tangan Ethan kembali bergerak. Kali ini ia membalik tubuh Zareena, mengusap lembut perut Zareena yang ramping, lalu naik ke atas dan sedikit meremas area sensitif Zareena.

Tak lupa, Ethan memberikan sedikit pijatan di sana, membuat tubuh Zareena menegang dan terlihat menantang di mata Ethan.

"Aaahh ...", desahan pertama keluar dari mulut Zareena tanpa bisa dia kontrol.

Desahan itu membuat Ethan semakin tertarik untuk berbuat lebih. Kedua tangannya bergerak lagi ke arah punggung, mengusapnya dengan lembut, lalu turun ke area bawah.

Lagi, Ethan memberikan sedikit remasan dan kali inipun berhasil membuat Zareena kembali mendesah.

Hasrat dalam diri Zareena semakin menjadi-jadi. Ethan benar-benar tahu bagaimana caranya membuat Zareena menikmati momen intim mereka.

"Apa kamu menyukainya, sayang?", tanya Ethan menggoda. Kali ini ia tengah asyik memainkan jarinya di bawah sana.

Zareena mengigit bibir bawahnya. Bibirnya terasa kelu untuk bicara. Nafas Zareena naik turun, membuat Ethan semakin bersemangat.

"Sayang, mmhh ... aku ... aku ... aahh".

Zareena tidak mampu lagi membendung kenikmatan yang menyeruak dalam dirinya.

Ethan tersenyum puas. Aksi pembukanya sudah berhasil membuat Zareena melakukan pelepasan yang pertama.

"Setelah ini aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang lebih luar biasa, sayang", janji Ethan.

Mendengar hal itu Zareena berinisiatif membalikkan tubuhnya menghadap pada Ethan. Kedua matanya menatap dalam wajah suaminya dengan tangan yang menangkup wajah tampan Ethan.

"Sayang, aku sangat menginginkanmu, sungguh", ucap Zareena dengan nafas yang masih naik turun, menekan hasratnya yang tak lagi bisa ia tahan.

"As you wish, Dear", jawab Ethan.

Sore itu menjadi kembali menjadi saksi momen indah Zareena dan Ethan.Keduanya benar-benar saling memuaskan hasrat satu sama lain.

Zareena tak lagi malu di hadapan Ethan. Kali ini akalnya sudah kalah oleh hasratnya yang menggebu-gebu.

Ethan berhasil membuat Zareena benar-benar menginginkan sentuhan darinya. Sentuhan yang lebih jauh dan lebih dalam. Begitupun dengan Ethan yang juga ingin mereguk kenikmatan yang sama.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!