Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
Bukan Sebatas Istri Status (19)
" Sudah siapa semua?,"
" Sudah , Mas,"
Azzurra melihat daftar barang yang harus ia bawa dan sudah di beri tanda ceklis. Catatan yang ia buat di ponselnya agar tidak ada barang yang tertinggal. AQ om
" Bunda dan Ayah ada di bawah. Ivan dan yang lainnya juga ada," jelas Fatur memberitahukan kedatangan keluarga dari sang istri.
" Benarkah? Keponakan-keponakan ku juga datang?," tanya Azzurra semangat.
Matanya berbinar mendengar kedatangan keluarganya. Padahal, kemarin mereka bilang tidak bisa datang mengantarkan kepergian Azzurra yang akan pergi honeymoon.
" Mereka bahkan sedang bermain dengan Yaya di taman belakang,"
Azzurra segera melangkah meninggalkan Fatur yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah sang istri.
Fatur tidak tahu saja jika Azzurra sedang mengalihkan rasa nervous nya yang akan pergi berdua dengan sang suami.
" Assalamualaikum, Bunda bilang tidak bisa datang karena ayah ada kerjaan," Azzurra memeluk ibunya dengan erat.
Semenjak menikah mereka jarang bertemu. Apalagi kini Anin San Kenan kembali ke kota kelahiran mereka dimana mereka tinggal sebelumnya.
" Kejutan, sayang," Anin mengusap pipi Azzurra. Matanya berkaca-kaca. Melihat anaknya mulai pulih lagi, ia merasa bahagia.
" Sama ayah tidak rindu?,"
Azzurra memeluk ayahnya, sementara Anin hanya terkekeh dengan sikap sang suami.
" Untuk putri ayah, mana mungkin ayah lebih memprioritaskan pekerjaan,"
" Lagian tugas Kaysan apa kalau masih ayah yang turun tangan,"
" Ish, aku juga kan masih harus banyak belajar. Kalau tidak di dampingi bisa-bisa hotel milik ayah bangkrut," ketus Kaysan.
" Apa kabar? Katanya mau nyusul kalau aku udah nikah," Azzurra memeluk Kaysan.
Kaysan mencebik. "Nyusulnya beberapa tahun lagi. Kalau hotel Ayah sudah bisa aku tangani sendiri,"
Kaysan ingin fokus dan jika sibuk mencari pasangan, ia khawatir tidak bisa fokus pada pekerjaannya.
" Katanya si kembar ikut. Tapi, aku tidak melihat kak Ivan dan Mbak Phira," ucap Azzurra mencari saudara kembarnya,"
" Baby Iyan belum bisa di ajak bepergian hmm Auh. Jadi, kakakmu tidak ikut,"
" Ah benar, keponakan kecilku. Aku bahkan belum sempat melihat kesana," jelas Azzurra karena memang ia tidak bisa pergi sementara suaminya memng sedang sibuk-sibuknya.
" Pulang honeymoon kita mampir melihatnya," Fatur mendekati Azzurra dan mengajaknya duduk.
...******...
" Berapa hari acaranya?," tanya Annisa pada putra semata wayangnya. Hari ini akan pergi mengikuti seminar.
" Tiga hari," jawab Abizar sambil meletakkan koper yang akan ia bawa nanti.
" Tiga hari? Bukannya hanya dua hari?," tanya Annisa. Karena setahunya Ilham mengatakan acara tersebut hanya dua hati saja.
" Acara utamanya memang dua hari. Tapi, ada tambahan satu hari untuk acara bebas. Berkunjung ke salah satu tempat wisata untuk mempererat hubungan sesama anggota peserta,"
Acara seminar yang memang sering dilakukan ini membuat sebagian besar peserta sudah sering bertemu hingga akhirnya membuat agenda tersendiri agar bisa lebih saling mengenal.
Annisa hanya mengangguk. Abizar seolah menyibukkan diri dengan banyak kegiatan. Biasanya,ia termasuk orang yang malas ikut hal seperti itu dan memilih pulang lebih awal.
" Bagaimana dengan perjodohan yang Abah kamu usulkan?," tanya Annisa akhirnya mengatakan apa yang menjadi ganjalan di hatinya.
" Jadi, Abah serius?," Abizar pikir Abahnya hanya bergurau saja. Karena sebelumnya Abahnya termasuk orang yang tidak mau menjodohkan anaknya.
" Usiamu sudah kepala tiga, sudah pantas untuk memikirkan pasangan hidup. Ummi dan Abah juga ingin segera menimang cucu,"
Abizar hanya menghela nafas. Ia memandang keluar jendela. Seandainya ia tidak melakukan kesalahan, mungkin ia tidak akan berada di pilihan yang rumit ini.
" Tapi, dengan siapa?," tanya Abizar penasaran karena Abahnya tidak menyebutkan nama Calonnya.
" Ummi juga tidak tahu. Abah bilang biar kamu tahu saat nanti lamaran saja. Katanya takut kamu menolak,"
Sebenarnya bukan kali ini Abahnya berniat menjodohkan. Sejak Hafizha gencar mendekati Abizar setelah pembatalan rencana mereka, orang tua Abizar jadi was-was.
" Jangan pikirkan Zura lagi. Semua sudah terjadi. Kalian mungkin memng tidak berjodoh,"
Annisa mengusap punggung Abizar. Sebagai seorang ibu, ia tentu tahu apa alasan Abizar menolak perjodohan.
" Abi masih belum percaya kalau Zura sudah menikah," lirih Abi. Ingatannya tertuju pada foto pernikahan Azzurra di sosial media nya.
Juga pembenaran yang di ucapkan sepupunya, Ilham.
" Ini mungkin jalannya. Zura berjodoh dengan dokter yang menanganinya," Jelas Annisa yang tahu siapa suami daging Azzurra.
" Rasanya, Abi masih merasa bersalah, Umi. Bahkan Fiza atau keluarganya tidak ada yang menyampaikan terima kasih pada Zura yang sudah menyelamatkan Fiza,"
Semakin ia melihat bagaimana Hafizha San keluarganya bersikap, semakin ia merasa bersyukur Allah sudah membukakan mata hatinya.
" mau bagaimana lagi, Keluarga Zura kecewa pada sikapmu hingga menutup semua akses untuk menemui Zura," jelas Annisa.
" Ya, Abi paham. Abi tidak menyalahkan Om Kenan dan keluarganya. Bagaimana pun ini salah Abi yang sudah melukai hati Zura hingga membuat semua anggota keluarganya melindunginya,"
Annisa tersenyum jika mengingat keluarga Azzurra.
" Zura adalah satu-satunya anak perempuan. Adik dan saudara kembarnya sangat menyayanginya dan begitu menjaganya."
" Ummi benar."
" Jadi, soal perjodohan itu?,"
" Nanti Abi beri jawaban pulang dari sana ya, Ummi,"
Annisa hanya bisa mengangguk. Kalau Abizar menolak lagi, entah apa yang baru ia lakukan.
Sebenarnya ada hal lain yang membuat Annisa dan sang suami ingin agar Abizar cepat menikah.
...******...
" Kita langsung ke hotel ya. Istirahat dulu. Baru ke tempat yang kamu mau," Fatur menggenggam tangan Azzurra. Menuntunnya menuju keluar bandara.
" Mas, itu paperbag apa?," tanya Azzurra yang baru menyadari suaminya membawa sesuatu.
" Ini dari Ibu. Katanya hadiah untuk menantu kesayangannya,"
" isinya apa, mas?,"
" Tidak tahu. Ibu bilang, bukanya nanti saja kalau kita sudah sampai di kamar hotel,"
" Kenapa misterius sekali?,"
Fatur hanya terkekeh. Sejujurnya ia tidak benar-benar tidak tahu. Ia bisa sedikit menebak isinya apalagi sang ibu mewanti-wanti untuk membukanya di kamar hotel.
" Oh iya, mas. Aneh ya, Yaya bahkan tampak antusias dengan kepergian kita. Biasanya kan ingin ikut kemanapun kita pergi,"
" Itu karena Ibu bilang, kalau Yaya ikut, adiknya tidak akan bisa segera hadir. Jadinya dia tidak merengek ingin ikut,"
Blusshh
Wajah Azzurra memerah. Ia seolah diingatkan kembali tujuan kepergian ia dan sang suami saat ini.
" Jadi, kita tidak boleh mengecewakan Yaya ya. " Fatur menaik turunkan alisnya membuat Azzurra bergidik dan segera masuk ke dalam mobilnya siap membawa keduanya ke tempat tujuan.
Dari kejauhan, seseorang melihat keduanya.
" Zura, dia sudah bisa berjalan lagi?.." lirihnya mematung ia sangat terkejut dan tidak menyangka akan melihatnya walau dari kejauhan.
" Dia ada di kota ini juga? Apa itu suaminya?," gumamnya bertanya-tanya.
.
.
.
TBC
Tp sneng krna akhrnya bhgia....
d tnggu crta yg lain'ny y....smngttt.....
di tunggu karya terbaru nya
mngkn nnti bayu jg mlai mnrima ibunya....
Nah loohh....spa yg dtng???
yg baik,akhrnya bhgia...yg jht,mndrta...