NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

cara menatap tajam wajah suaminya, sedangkan Kevin hanya menarik nafas dalam-dalam. iya menangkap wajah Sarah dengan kedua tangannya, kemudian menarik kepala istrinya itu ke dalam dekapan.

"ini parfum Yulia, seharian mas bau keringat makanya minta parfum dia"

Sarah kembali mengendus kaos Kevin, dan tak lama ia pun mengharapkan pelukan.

"kamu nggak sedang berbohong kan mas?"tanya Sarah, masih dengan posisi yang sama. Kevin yang sudah memejamkan mata, hanya menjawab seenaknya."nggak lagi"kumannya pelan, namun Sarah masih bisa mendengar ucapannya itu dengan sangat jelas.

jam 07.00 pagi Sarah bangun dari tidurnya, saking pulesnya anak-anak iya nyalakan sampai tak terdengar. ia melirik suaminya yang nampak sangat pulas. cara Saya ingin mengganggu tidurnya, sehingga ia berjalan mengendap-endap, supaya tak menimbulkan suara. seperti biasa, setiap hari ya harus berangkat cafe milik sang ayah. fasilitas tarian yang tak pernah absen dilakukan.

sejujurnya ayah sangat lelah, namun tak ada cara selain menjalani dengan hati lapang.

semenjak menikah dengan Kevin, kehidupan Sarah tak banyak berubah. iya masih harus bekerja keras, bahkan kebanyakan ia yang menopang kehidupan suaminya. entah kenapa, sampai saat ini ia tak melihat sisi tanggung jawab seorang kevin sebagai suami.

selama itu pula ya harus menutup kekurangan suaminya di depan keluarga besarnya. beruntung, saudara Kevin adalah pengusaha, sehingga banyak yang mengira kalau ke bentuk sama dengan adiknya Yulia. walau kenyataan itu tidak.

jika orang lain kesulitan mencari pekerjaan, lain halnya dengan suaminya. itu sangat sulit untuk beradaptasi dengan pekerjaan. selalu saja ada masalah yang muncul saat ia bekerja, entah ia membuat kerusakan, pak aku dengan pegawai yang lain. yang lebih parah tak amanah. Yulia adiknya, bahkan pernah beberapa kali menyuruhnya untuk mengelola usaha. jangankan berkembang, yang ada usaha itu selalu gulung tiket.

namun, dibalik semua itu, hati Sarah sudah terpaut oleh Kevin. logikanya sudah buta Karena cinta. sehingga ia rela banting tulang, sedangkan suaminya dia mengurus rumah. di hati Sarah, ia selalu berharap rumah tangganya akan baik-baik saja. apalagi saat ini, ada si buah hati yang kini bersemayam di rahimnya. sejak 1 bulan ke belakang, Kevin sudah berjanji bahwa ke depan ke depannya akan berubah. itulah janji manis kayak punya selalu Sarah ingat.

setelah membersihkan diri, Sarah sudah bersiap untuk berangkat. setiap pagi, iya tak pernah menyentuh pekerjaan rumah. namun, kok di Kevin menjadi perhatiannya. iya mau jaket Kevin yang tergeletak di atas lantai, bersamaan dengan itu secarik kertas kecil dalam jumlah banyak terjatuh.

"mas Kevin belanja sebanyak ini?"Guman nya. karena hari sudah beranjak siang, cara memilih masuk masker ulangi tersebut ke dalam tasnya, pikirnya nanti saja ya tanyakan perihal struk belanjaan tersebut.

...****************...

pagi ini Dina bangun lebih awal, yang ada di pikirannya saat ini hanya ingin bertemu dengan Kevin. setelah berbenah rumah dan menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya, ya pulang pas bersiap-siap.

sebelum berangkat, dia memastikan keadaan rumah sudah dalam keadaan rapi. tak lupa berpamitan kepada kedua anaknya, dan berpesan agar tidak kemana-mana.

langkahnya terhenti saat diambang pintu kamar intan. iya mendengar suara rintihan seseorang.iya, siapa lagi kalau bukan suaminya Budi.

"ma, ayah badannya panas. tadi malam aja tidurnya manggil-manggil mama"ucap intan.

Dina hanya mendesah, tanpa berniat menghampiri Budi."jagain ayah ya, Mama mau kerja dulu. nanti, suruh ayah sarapan sama minum obat. intan bisa kan bantuin ayah?"

berbeda dengan intan, si bungsu hijrah lebih pendiam dari biasanya. Dina sadar, semenjak insiden dengan Kevin, Putri bungsu ya itu masih terlihat kesal kepadanya. sebenarnya ia takut jika kedua anaknya bercerita Kevin kepada Budi. walau bagaimanapun juga, sebelum ia tak mau sampai Budi tahu kebusukan ya.

"intan, hijrah,p soal kemarin yang Mama pergi sama Om, jangan sampai cerita sama ayah ya.. kalau ayah tahu, nanti ayah marah sama mama. kalian nggak mau kan, kalau ayah marahin mama?"

intan dan hijrah saling berpandangan, membuat denah memijat pelipisnya,"pokoknya jangan sampai ayah tahu ya"

mendapat tatapan tajam dari ibunya, kedua Putri dapat akhirnya menganggukkan kepala. Dina tersenyum Sumringah, kemudian beranjak keluar. siapa sangka, sedari tadi Budi sudah berdiri di Ambang pintu, mendengarkan semua obrolan dengan kedua putrinya.

sepeninggal Dina, Budi pun memilih kembali beranjak ke atas ranjang, dari pembicaraan yang ia dengar barusan, Budi sudah bisa menyimpulkan bahwa ada laki-laki lain di kehidupan mereka berdua. namun saat ini Iqbal tak bisa berbuat banyak, ya hanya ingin membeli kondisi badannya, setelah itu barulah ia bertindak.

tak terasa siang menjelang, cara berisik dari arah luar kamar membuat Budi bangun dari ranjang. sesekali ia bisa mendengar suara intan terbahak bersama adiknya diselingi tawak lain. Budi bisa memastikan bahwa suara itu bukan suara Dina.

"Yulia?"pekik Budi saat dia membuka pintu kamar. ia terkejut melihat Yulia berada di ruang tengah bersama kedua anaknya.

"Kamu udah bangun? aku siapin makan ya, kata anak-anak daripada makan cuma sedikit, aku masakin kamu bubur ayam, sebentar aku panasin dulu"ujar Yulia seraya beranjak ke arah dapur. Budi termenung bingung dengan keberadaan Yulia di rumahnya, bahkan ia tak bisa berkata apa-apa selain berdiam diambang itu kamar.

"ayah, tante masakin enak banget. aku suka masakan Tante"hijrah juga. tante baik mau nemanin kita main, kata Tante mau sering main ke sini, bolehkah ayah?"

"ini Tante buatin kalian puding. kalau ini buat kamu. ayo bud, makan dulu, habis itu minum obat"

"Yulia, tapi..."

Yulia langsung memapah Budi untuk duduk di sofa ruang tamu. Budi tak bisa menolak karena saat ini ia merasakan perutnya keroncongan.

"maaf ya, aku ke sini nggak bilang-bilang. tadinya aku cuma mau nengokin kamu, tapi kata anak-anak kamu demam sejak malam, makanya aku di sini nungguin"

Uhuk uhuk uhuk.

"pelan-pelan Budi. apa mau aku suapin?"

"enggak, makasih Yulia"

Budi sebenarnya merasa risih, karena di rumah ini tak ada istrinya. iya tak mau menjadi bahan kunjungan tetangga karena ada tamu wanita di rumahnya.

"Yul, besok-besok tolong ya jangan ke sini lagi kecuali ada Dina di rumah"

Tuk

sendok yang dia pegang terjatuh, susah payah ia memberi ibu diperhatian, tak sedikitpun Budi menerima, puding yang hendak lahap, Yulia taruh kembali ke atas meja.

"Yul, maaf..!"

"sedikit saja, Bud"

"aku tak bisa Yul, semakin kamu berbuat baik, hatiku tetap menolak. aku sudah beristri"

"iya aku tahu, tapi, lihat istri, ya sudah nggak peduli sama kamu, makan sama anak-anak. apa wanita seperti itu yang terus kamu pertahankan?"

kening Budi langsung berkerut menanggapi ucapan Yulia. selama ini ia tak pernah menceritakan keburukan istrinya kepada siapapun termasuk Yulia, dari mana Yulia tahu bahwa Dina bersikap demikian. apa hanya karena saat ia dirawat, ya udah langsung ber asumsi demikian.

"istriku nggak seperti itu, Dia sedang bekerja menggantikan tanggung jawabku"

Yulia berdecih, bahkan sudut bibir yang terangkat seakan mengejek ucapan Budi. namun Budi berusaha bersikap tenang.

"jadi kamu benar-benar menutup hati untukku?"

"sekalipun aku mau, mungkin bukan karena aku mencintai kamu, Yul. pacarnya hanya karena balas budi. kebaikanmu selama ini terlalu banyak. aku pun sadar diri akan semua itu"

"Oke tak apa,, aku terima, Bud. asalkan kamu mau memberikanku kesempatan disisa hidupku, terakhir kali saja karena aku tak tahu maut kapan menjemputku"

"iya, aku memang sudah memikirkannya. kamu yakin benar-benar ingin menikah denganku?"

"kau sudah tahu jawabanya, tak perlu aku mengulanginya lagi"

"meskipun tanpa cinta?"

"cinta akan datang karena terbiasa. aku percaya itu"

"baiklah, tapi ada syaratnya, aku ingin mendapat restu dari Dina"

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!