BEBAS PROMO JANGAN SUNGKAN YA!!!
Rania Zalora gadis kelas 3 SMA yang baru saja menginjak usia 18 tahun , harus menikah dengan seorang lelaki berusia 29 bernama Reno Andriansyah seorang pengusaha sukses .Karena kesalahan kakaknya Rania harus menjadi korban dan menikahi lelaki yang sama sekali tidak di kenalnya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia atau dalam hitungan bulan mereka akan bercerai ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vinoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak kuat
Di dalam apartemen Reno tengah mondar mandir sambil berkacak pinggang dia bersungut-sungut karena kesal.
"Kemana Bocah itu jam segini belum pulang juga, dasar dia memang selalu membuatku kesal apa dia tidak tahu aku merindukannya" Gumam Reno kesal.
Reno melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, waktu sudah menunjukan Pukul 17.30 sore tapi gadis itu belum kelihatan batang hidungnya.
Reno mencoba menelepon Rania berharap gadis itu mengangkat panggilannya, sesekali Reno melirik ke arah pintu menunggu kedatangan gadis kesayangannya.
"Dasar bocah nakal aku telepon tidak di angkat juga, awas saja jika dia pulang nanti" Ucap Reno kesal.
Cekreeekk
"Assalamualaikum" Ucap Rania sambil membuka pintu dan kembali menutupnya.
"Kemana saja kamu jam segini baru pulang dasar bocah bod--" Ucap Reno sambil berbalik.
Ucapannya terhenti saat melihat penampilan Rania yang terlihat berbeda, gadis itu kelihatan sangat cantik dan juga ah tidak dia mulai memikirkan hal kotor lagi.
Rania tersenyum puas melihat reaksi Reno yang menatapnya tanpa berkedip, tadi pagi saja dia menyueki dirinya sekarang lihat dia seperti kucing kelaparan.
"Maaf Om aku abis jalan sama temanku tadi" Ucap Rania.
Rania melewati Reno sambil mengibaskan rambut panjangnya yang tentu saja membuat Reno mematung sambil menghirup wangi dari rambut Rania.
"Ya Allah aku sudah tidak tahan lagi" Gumam Reno dalam hati.
"Seharusnya kamu bilang dulu padaku jangan main keluyuran saja, ingat kamu ini sudah menikah jangan pergi seenaknya saja" Ucap Reno menyusul Rania ke dalam kamar.
"Iya Om tadi aku lupa ngasih tahu Om, abis dadakan juga perginya" Ucap Rania sambil membuka kaos kakinya dan langsung melemparnya ke dalam tempat pakaian kotor.
"Lalu kenapa kamu tidak mengangkat teleponku, sepertinya kamu memang sengaja tidak memberitahuku ya, apa jangan-jangan kamu pergi sama lelaki lain?" Ucap Reno penuh selidik.
Rania tersenyum geli mendengar pertanyaan Reno yang seolah cemburu padanya, gadis itu merasa bahagia dengan tingkah Reno yang berbeda dari biasanya.
"Kenapa Om cemburu ya? tenang saja aku tidak jalan dengan lelaki lain dan ya aku tidak mengangkat teleponmu karena aku tahu kamu akan memarahiku" Ucap Rania sambil tersenyum.
"Untuk apa aku cemburu, sudahlah lebih kamu mandi sana!" Ucap Reno.
"Yasudah aku mandi dulu ya Om gerah nih" Ucap Rania melewati Reno sambil mengibaskan rambutnya lagi.
Reno tertegun di tempatnya, aroma ini ingin sekali dia mencium aroma yang sangat menyegarkan ini seolah membuatnya mabuk kepayang.
"Aku mau mandi Om kenapa ngikutin aku, mau mandi bareng?" Tanya Rania tiba-tiba berbalik dan menggoda Reno.
Reno mengerjap dia baru sadar jika dia mengikuti Rania sampai ke pintu kamar mandi, jika gadis itu tidak menyadarkannya mungkin dia sudah ikut masuk dan melihat sesuatu yang diinginkannya.
"Astagfirullah, tolong hamba ya Allah" Ucap Reno dalam hati.
"Dasar bocah, mesum sekali otakmu jangan mimpi, cepat mandi sana!" Ucap Reno sambil berbalik meninggalkan Rania.
"Kalau mau ikutan boleh kok Om kita saling sentuh bareng" Ucap Rania menggoda Reno.
"Dasar Om-om nyebelin bilang saja mau susah amat sih, pakai pura-pura jual mahal segala lihat saja nanti akan kubuat kamu bertekuk lutut" Gumam Rania sambil tersenyum dan memasuki kamar mandi.
Di ruang tamu Reno mengganti saluran tv, dia mencoba mengenyahkan bayangan Rania yang seolah memanggil-manggil namanya.
"Dasar sial aku tidak boleh goyah aku harus kuat dia masih kecil bodoh jangan kau rusak" Ucap Reno pada dirinya sendiri.
"Ini tontonan gak ada yang menarik sekali membuatku bosan saja!" Ucap Reno kesal.
Bagaimana tidak yang dia lihat sedari tadi hanyalah sinetron-sinetron tentang percintaan yang suka digandrungi oleh ibu-ibu tapi bukan untuk lelaki seperti dia.
Kesal karena menonton tv tidak membuatnya fokus, Reno memasuki ruang bacanya berharap dengan membaca buku dia bisa waras kembali.
"Aku harus fokus, ayo fokus Reno jangan goyah" Ucapnya sambil mulai membaca buku yang dia ambil sembarang di rak.
Rania keluar kamar mandi, dia melihat sekeliling kamar namun Reno tidak ada di kamar mereka, membuat gadis itu mengkerutkan keningnya bingung.
"Kemana tuh si Om-om biasanya dia disini" Gumam Rania sambil menggantung handuk bekas yang dia pakai dan berjalan keluar kamar.
Rania berjalan ke arah dapur di sana juga tidak terlihat Reno, Rania melihat pintu ruang baca yang sedikit terbuka, dengan pelan dia kembali berjalan menuju pintu ruangan itu.
"Om lagi ngapain?" Tanya Rania sambil berdiri di ambang pintu.
"Tentu saja aku sedang membaca buku, mau apa lagi aku disini" Jawab Reno ketus pura-pura fokus membaca buku.
"Emang baca buku bisa gelap-gelapan gini ya?" Ucap Rania sambil menyalakan saklar lampu ruangan itu.
Dia terkekeh geli saat dilihatnya Reno terpojok tidak bisa berkata apa-apa saat dia menyalakan lampu tersebut, pria itu seperti sedang merutuki kebodohannya sendiri.
"Sudah Om gak usah malu, kita makan yuk udah lapar nih aku" Ajak Rania.
"Baiklah ayo, mungkin aku tidak fokus karena belum makan" Ucap Reno sambil keluar ruangan.
"Yakin nih Om, bukan karena terpesona lihat aku kan?" Ucap Rania sambil mengedipkan matanya.
"Tidak aku tidak terpesona sama sekali mau kamu berubah sedemikian rupa juga aku tidak akan melirikmu" Ucap Reno gugup yang justru membuat Rania tambah senang.
"Nih Om-om bikin aku gemas saja jadi pengen nyolek" Ucap Rania pelan dan menyusul Reno ke meja makan.
Di meja makan Reno selalu membuang muka saat dilihatnya Rania terus-terusan tersenyum dengan menggodanya, gadis itu benar-benar berusaha membuat pertahanannya runtuh.
"Aku sudah selesai makan, kamu bereskan semuanya nanti" Ucap Reno sambil beranjak dan berjalan meninggalkan Rania.
"Gak mau suapin aku makan nih Om, kita suap-suapan gimana?" Goda Rania yang tentu saja tidak dijawab oleh Reno.
Setelah selesai makan Rania menyusul Reno ke kamar, lelaki itu tengah sibuk mengerjakam sesuatu di laptopnya, Rania duduk di tepi ranjang sambil terus memperhatikan Reno.
"Lagi ngerjain apa sih Om serius banget?" Tanya Rania penasaran.
"Aku sedang mengerjakan berkas proyek di kalimantan, kamu tidurlah dulu besok bangun pagi-pagi" Ucap Reno tanpa mengalihkan pandangan.
"Mau ngapain Om besok kan libur, Om mau ngajak aku jalan-jalan ya?" Tanya Rania dengan mata berbinar.
"Tentu saja tidak, besok kamu harus membereskan apartemen apa kamu lupa?, aku tidak ingin membangunkanmu terus" Ucap Reno sambil mendongak ke arah Rania.
Rania cemberut sambil memonyongkan bibirnya yang tentu saja membuat imut dan menggemaskan di mata Reno, ingin sekali dia merasakan bibir indah itu menyatu dengan bibirnya.
Reno mengerang frustasi otaknya benar-benar sudah tidak tertolong jika sudah menyangkut soal Rania, dia lebih baik berurusan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk dari pada dengan gadis di hadapannya yang selalu saja menggoyahkan imannya.
"Kenapa Om lagi stres mikirin kerjaan ya, emang kerja sesulit itu ya?" Tanya Rania polos.
"Tentu saja sulit, sudahlah aku jelaskan juga kamu tidak akan mengerti lebih baik kamu cepat tidur sana!" Perintah Reno.
"Om makasih ya kartu kreditnya" Ucap Rania pelan sambil berbaring.
"Sama-sama pakai saja jika kau butuh sesuatu sudah tugasku untuk mencukupi kebutuhanmu" Ucap Reno sambil tersenyum pelan.
Beberapa saat mereka saling berpandangan dalam diam, tidak ada yang tahu jika sebenarnya mulai tumbuh percikan-percikan perasaan takut kehilangan diantara mereka.
"Om mau minta jatah gak, mumpung besok libur kita bisa begadang semalaman" Ucap Rania tiba-tiba sambil tersenyum.
"Raniaaaa!" Teriak Reno kesal.
Gadis itu selalu saja merusak momen intim antara mereka berdua dan malah mengatakan sesuatu yang memamg diinginkannya sedari dulu.
"Dasar kau membuatku gila saja Raniaku sayang" Gumam Reno sambil tersenyum saat dilihatnya Rania sudah terlelap tidur.
---------'-
Jeng jen jeng
nih yang mau scene Reno sama Rabia hehe.
Btw kalau boleh tinggalin jejak like dan komen dong biar aku tambah semangat kasih dukungan dan kritikan kalian tentang novel receh ini ya hehe.
Aku menampung masukan-masukan kalian kok jadi jangan malu-malu untuk berkomentar, malah itu membuatku yakin kalian memang tertarik dengan novelku dan ingin membuat novelku jadi lebih baik.
salam manis.
Vinoy😚😚😚😘
pingin ketawa tapi takut kualat.🤣🤣🤣