Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Sarapan Bersama
Sepanjang perjalanan Menuju rumah sakit Maryam hanya berdiam dan memandang ke arah luar jendela mobil mewah Reza
Begitu juga Reza yang sesekali memandang ke arah Maryam
Keduanya masih merasa Cukup canggung, Karena Keakraban yang baru saja mereka mulai.
Masing-masing dari mereka baru mulai belajar untuk saling menerima.
"Maryam ...?" Ucap Reza memecah kesunyian diantara mereka
"Emm" Jawab Maryam singkat
"Maafkan aku, Sebelum ini mungkin aku banyak menyakitimu" Ucap Reza
"Tidak masalah mas,Maryam sudah memaafkan" Jawab Maryam
"Emmm.... Boleh aku bertanya ?" Ucap Reza kemudian
"Silahkan " Jawab Maryam singkat, dengan pandangan ke arah depan.
"Emm... Apakah kau menceritakan kepada Abi dan Ummi semua yang kulakukan padamu " Ucap Reza dengan nada pelan
Deg.
Maryam merasa kaget dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Reza.
"Menurut mas ?" Jawab Reza kemudian
Reza yang bingung karena pertanyaan tidak mendapatkan jawaban, namun justru Maryam balik bertanya.
Reza yang bingung seketika hanya tersenyum nyengir
Maryam menarik nafas dalam dan menghembuskan pelan
"Mas, Sejak Penolakan Mas Reza pada Maryam di Malam pertama kita, Maryam sangat sadar jika bukan Maryam lah wanita yang mas Reza harapkan untuk menjadi pendamping mas " Ucap Maryam
"Maryam Tahu jika mas Reza melakukanya hanya karena terpaksa. Untuk memenuhi keinginan dari kakek Amar, Bukan Kah begitu mas ?" Ucap Maryam kemudian.
"Meskipun Mas Reza mungkin tidak menganggap pernikahan ini ada Namun Maryam Menganggap Pernikahan Ini merupakan Janji Suci Tidak hanya antara Maryam dan mas Reza, Namun juga Janji Terhadap Allah SWT, Terhadap Agama, Juga Terhadap Keluarga" Tukas Maryam
"Sejak saat itu Maryam Menerima segala kekurangan dan kelebihan Mas Reza. Sehingga tidak ada alasan bagi Maryam Untuk membicarakan Keburukan Mas Reza Sekalipun itu terhadap Orang tua Maryam"
Mendengar jawaban Maryam , Reza merasa sangat lega, setidaknya dia tidak akan merasa sangat malu jika berhadapan dengan kedua mertuanya itu.
"Apa mas Reza takut ?" Tanya Maryam kemudian
"Apa ??" ucap Reza merasa kaget.
Melihat reaksi Reza Maryam hanya tersenyum di balik cadar miliknya.
***
"Assalamualaikum..." Ucap Maryam seraya membuka Pintu Ruang perawatan Ummi Maya.
"Waalaikumsalam" Jawaban Ummi Maya dan Abi Hanif bersamaan
Maryam dan Reza bergegas masuk dan mencium punggung tangan keduanya dengan takzim.
Ummi Maya dan Abi Hanif merasa sedikit kaget dengan kedatangan Maryam yang bersama dengan Reza sepagi ini.
Mereka pikir jika Reza telah kembali ke kota pagi tadi, mengingat betapa sibuknya seorang Reza Abizar El Shirazy.
"Terima kasih nak Reza sudah mengantar Maryam ke rumah sakit" Ucap Abi Hanif pada Reza
"Tidak masalah Abi, sudah menjadi kewajiban Reza sebagai seorang suami" Jawab Reza dengan senyum
Deg.
Mendengar kata Suami dari Reza seketika Dada Maryam berdebar. Namun Maryam tetap Menundukkan pandanganya. sembari menyiapkan sarapan untuk semuanya.
Abi Hanif dan ummi Maya saling pandang dan tersenyum melihat keakraban diantara Maryam dan Reza saat ini.
Setelah semua makanan siap di sajikan, Maryam meminta semuanya untuk makan bersama-sama.
"Umi, Mau Maryam Suapin ??" Tawar Maryam kepada Ummi Maya
"Tidak usah nak, Sudah kamu segera layani suamimu "Ucap Ummi Maya kemudian.
Dengan Tangan gemetar Maryam mengambil Piring di hadapan Reza.
"Nasinya segini mas ?" Ucap Maryam dengan gugup.
"Cukup" Jawab Reza dengan senyum
Lalu tanpa bertanya Maryam mengambilkan beberapa lauk yang dia siapkan untuk Reza. dan tentunya dia juga membuatkan makanan kesukaan Reza yaitu Udang Asam manis
Setelah melayani Reza kemudian Maryam melayani Abi Hanif.
Setelahnya Maryam membuka cadar yang dia kenakan kemudian makan bersama-sama
Sesekali Reza memandang kearah Maryam yang khusyuk dengan piringnya.
Melihat Maryam tanpa mengenakan cadar ketika makan merupakan pemandangan yang baru baginya. Memandangi betapa cantik dan anggun gadis yang telah dia nikahi.
"Melihat dia sedang makan saja hatiku sangat senang, Sial Perasaan apa ini " batin Reza.
Setelah semuanya menyelesaikan sarapan pagi mereka , bergegas Maryam untuk membereskan sisa makanan dan piring yang telah di gunakan, Mencuci dan kembali mengemas semuanya dalam satu wadah.
"Nak Reza Tidak Ke kantor hari ini ?" Tanya Abi Hanif
"Oh.. Tidak Bi, Saya mengambil Beberapa hari untuk cuti" Jawab Reza
Mendengar Reza akan cuti beberapa hari Maryam semakin bingung dengan maksut dan tujuan Reza sebetulnya.
Namun Maryam urung untuk menanyakan ya pada Reza langsung, dan hanya mendengarkan obrolan antara Reza dan Abi nya.
"Lalu bagaimana dengan kantor dan Semua pekerjaan Nak Reza, dan Bagaimana dengan kakek Amar ?" Tukas Abi Hanif kemudian
"Tenang saja Abi, Reza Punya beberapa orang kepercayaan yang akan meng handel semua pekerjaan Reza selama tidak di kantor " Jawab Reza meyakinkan Abi Hanif
Reza tahu jika Abi Hanif merasa sungkan terhadap kakek Amar jika dirinya berlama-lama meninggalkan kantor.
Beberapa saat setelah obrolan keduanya kokter Yang bertugas merawat Ummi Maryam pun datang .
"Assalamualaikum, Selamat Pagi Bu Maya.." Sapa dokter Tama
"Waalaikumsalam" ...
"Saya Periksa dulu ya Bu ? " Ucap dokter Tama.
"Silahkan do" Jawab Ummi Maya
"Alhamdulillah, sepertinya kondisi ibu berangsur membaik , Saya Rasa semua ini tidak Lepas dari semangat yang di berikan Maryam" Ucap dokter Tama dengan senyum manisnya.
Maryam yang mendengar ucapan dokter Tama hanya menundukkan pandangan dan tersenyum di balik cadar yang di kenakannya.
Sesekali dokter Tama pun tersenyum ke arah Maryam yang selalu menundukkan pandanganya.
"Ohya Maryam Kondisi Bu Maya Sudah berangsur membaik, Kemungkinan besok sudah boleh pulang" Ucap dokter Tama kemudian
"Baik dok terima kasih" Jawab Maryam singkat.
"Ohya, Ini Untukmu karena Sudah dua kali kamu tidak hadir dalam mata kuliah saya" Ucap Tama seraya memberikan beberapa modul materi perkuliahan sebelumnya, karena memang Maryam izin untuk tidak mengikuti perkuliahan.
"Wahhh... Terima kasih dok, Seharusnya dokter tidak perlu repot-repot, Maryam bisa meng copy dari teman-teman Maryam lainya dok" jawab Maryam merasa sungkan .
"Tidak masalah" Jawab Tama dengan senyum ke arah Maryam
"Sekali lagi Maryam Ucapkan terima kasih dok" Ucap Maryam dan di balas senyuman oleh Tama
Dokter Tama yang belum menyadari Jika di sana ada Reza yang telah duduk memperhatikan setiap ucapannya.
Reza merasa geram dengan tindakan yang di lakukan Tama. rahangnya mulai mengeras dan dadanya mulai bergemuruh.
Reza merasa tidak suka jika Maryam berdekatan dengan Tama
"Apa dokter Tama Tidak Tahu jika.Maryam.Istri Saya !!!" Ucap Reza lantang seraya berjalan mendekat kearah Maryam dan Merangkul pundak Maryam.
"Apa anda tidak malu berbicara dengan Pandangan Mesra kepada gadis yang telah bersuami ?" Tukas Reza kemudian
"Oh.. Kenapa saya harus malu ?" Jawab Tama singkat.
"Atau anda merasa cemburu Tuan Reza Abizar El Shirazy?" Ucap Tama kemudian.
"Saya Hanya Melakukan tugas saya sebagai Dosen kepada mahasiswanya, Kenapa Anda Sangat Terganggu ? " Ucap Tama lagi
Reza seketika diam dengan Ucapan Tama.
Bahkan Reza pun tidak mengetahui Jika Maryam merupakan Mahasiswa Tama, Jangankan Tahu mengenai hal itu, Maryam kuliah di jurusan apa saja Reza juga tidak mengetahuinya
Bersambung
Jangan Lupa Dukunganya untuk Author yaa