Rasa kecewa,sakit hati,dan hancur harus Leona rasakan, saat mengetahui perselingkuhan suaminya dengan gadis yang umurnya jauh di bawahnya,
Luka yang ia rasakan, memang akan selalu berbekas, namun Leona wanita yang cerdas dan mandiri, ia bisa menerima semua kesalahan suaminya, kecuali pengkhianatan, karena sekali berselingkuh maka akan berselingkuh lagi, karena Selingkuh adalah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Lebih baik di lepaskan sebelum menggerogoti hati secara perlahan.
Hingga Leona bertemu dengan Tian Alvaro.
Hidup nya berubah setelah ia di cintai oleh Tian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26 Lingkungan Tian
Mobil yang membawa Tian pada gedung mewah itupun berhenti. seseorang membuka kan pintu untuk Tian, sudah berbaris beberapa orang dengan seragam hitam senada yang menyambut kedatangan Tian dan Asisten Li.
Saat beberapa orang hebat mendekati Tian, satu tangan Tian terangkat menandakan ia tidak ingin berbasa-basi saat ini, Asisten Li pun mengisyaratkan agar beberapa orang nya menjauh kan orang-orang yang mendekati Tian.
Hingga kini Tian sudah sampai di meja yang sudah di siapkan.
Tian pun duduk dan segera mengambil map yang di siapkan, membaca sekilas baris demi baris perjanjian yanga ada, Asisten Li menyerahkan Bulpoin pada Tian.
dengan cepat ia menandatangani semua berkas yang sudah ada di depannya.
setelah menandatangani berkas itu seseorang dengan memberikan mikrofon padanya.
"Baiklah,kalian sudah pasti sangat menanti pesta ini berlangsung.
Saya tidak akan lama menunda acara ini, terimakasih tuan Atmaja, karena sudah memberikan yang terbaik, semoga kerja sama kita bisa berjalan terus dan lancar sesuai keinginan kita"
Suara tepuk tangan menggema di ruangan itu.
Ada seseorang yang ingin memberikan segelas Wine ke Tian, namun langsung di cegah oleh Asisten Li.
"Tuan, biar saya yang mewakili Tuan ku untuk bersulang dengan anda"ucap Asisten Li seraya mengambil gelas yang orang itu suguhkan.
Dengan cepat Li menghabiskan minuman itu dan menaruh gelasnya kembali.
"Sekarang kalian nikmati pestanya"ucap Tian dengan wajah datarnya.
Alunan musik kini terdengar indah, Tian berbincang dengan beberapa orang yang masih setia berdiri di sekitarnya.
Sehingga ia dikejutkan oleh suara orang yang sedari tadi menjadi pencarian mata Tian.
"Kau pasti sedari tadi mencari ku kan?"ucap orang itu yang tersenyum penuh dengan ketampanannya.
"Bagaimana kabarmu, aku harap kau masih bisa setenang ini saat kau melakukan kesalahan"ucap Tian seraya tersenyum pada Alan dan sepupu perempuan nya morra.
"Morra, kenapa kau langsung pergi sebelum kakak datang"tanya Tian menatap Morra.
"Kakak alergi terhadap kulitku, percuma saja aku menunggu kakak"ucap Morra yang tidak di mengerti Tian.
"Nona Morra mabuk berat saat itu Tuan, maka saya memerintahkan pengawal untuk membawa Nona kembali"ucap Asisten Li.
"Kau wanita, kehormatan mu derajat mu hanya kau yang bisa menjaganya, sekuat apapun aku menjagamu, tapi jika kau seperti itu terus, maka tidak ada gunanya juga"ucap Tian.
"Aku mengerti kak, morra juga sudah hati-hati"ucap gadis kecil itu.
"Aku dengar kau sekarang menduduki jabatan menjadi direktur utaman"ucap Tian pada Alan.
"Hahahha aku hebat kan?"ucap Alan penuh dengan kebanggaan.
"Beberapa hari ini akan ada pekerja baru di perusahaan mu, jangan kau ganggu dia, kalau bksa bantu dia agar bisa maju"ucap Tian tanoa melihat kearah Alan, karena Tian tahu, adiknya itu akan menggoda nya, benar saja, sudah terdengar gelak tawa Alan.
"Cantik nggak?tanya Alan.
"Morra,bawalah kakak mu pergi"ucap Tian.
"Cih, kau tidak bisa menyentuhnya, percuma saja meskipun kau tertarik padanya, bemum ciuman saja kau sudah kewalahan"ucap Alan seraya tubuhnya di dorong oleh Morra.
"Morra udah lepasin aku"ucap Alan.
"Kak, udah jangan kau goda kak Tian lagi, kakak tahu,bahkan kak Tian rela hujan-hujanan saat itu, rela tidak menjemput ku langsung demi wanita itu, bukan kah itu sudah menyatakan kalau wanita itu sangat berarti bagi kak Tian"ucap Morra seraya menyendekapkan tangannya ke dadanya.
"Maka dari itu Tante memintaku untuk menilai wanita itu, penasaran juga sama wanita itu, bahkan tante tidak boleh menyentuhnya sama sekali,"ucap Alan mengingat semua perkataan tantenya yaitu maminya Tian.
"Kalau kau sudah tahu, jadi jangan macam-macam kak, kau mau di kirim ke Afrika olehnya,aku mah ogah"ucap Morra seraya melangkah kan kakinya dan menikmati pesta yang sudah di siapkan.
"Eh, itu bukannya Galla ya kak"ucap Morra saat hendak mengambil minuman.
"Cih, dia sudah kembali ternyata"ucap Alan
"Semoga saja mereka tidak bertemu kak, bisa hancur ni pesta"ucap Morra, mengingat bagaimana permusuhan antara Tian dan Gallardo Monopo.
"Kenapa kau takut, kakak kita juga bukan orang lemah"ucap Alan dengan bangganya.
"Aku tahu, tapi saat ini bukanlah saatnya untuk mengadu kekuatan mereka kak, ah... kakak Alan memang suka yang berbau kekerasan"ucap Morra.
"Tidak akan, Kak Tian tidak akan melakukan itu tanpa sebab, dan kejadian saat itu, Gala lah yang memulai, ah kau masih kecil untuk tahu masalah orang dewasa"ucap Alan seraya mengacak rambut indah Morra.
"Kak Alan, jangan main rambut dong, aku sudah susah payah loh menatanya"ucap Morra seraya merapikan rambutnya kembali.
Pesta itu berjalan dengan aman, namun saat pandangan kedua manusia berpadu, membuat orang sekitar nya menjadi terdiam.
Ya kedua manusia itu adalah Tian dan Gala, terlihat senyuman yang tersungging di bibir kedua manusia itu, bukan senyum persahabatan yang mereka tunjukkan, tapi senyum saling merendahkan dan meremehkan.
"Tuan, sudah jam 3, Anda harus mendatangi peresmian Hotel tuan Abi Manyu"ucap Asisten Li mengingat kan Tian.
Tian hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia melangkah kan kakinya meninggalkan pesta.
Banyak yang ingin mengantarkan Tian ke luar, namun Tian langsung memberi aba-aba agar tidak ada yang mengikuti langkahnya.
Semua orang pun menghentikan langkahnya, namun pandangan mereka masih tertuju pada satu sosok yang menjadi dambaan bagi semuanya.
Mobil itupun melaju meninggalkan gedung mewah itu.
"Tuan, apakah anda akan mendiami kedatangan tuan Gala?"tanya Asisten Li.
"Biarkan saja ia berbuat semaunya, rahasiakan tentang Leona, jangan sampai ia tahu akan Leona sedikit pun"ucap Tian seraya menatap lurus.
"Baik Tuan"ucap Asisten Li, seraya fokus membawa mobilnya.
Tian termenung, entah kenapa setelah mengetahui kebenaran tentang Leona yang bisa ia sentuh, rasa khawatir selalu datang menghantuinya.
Apalagi dengan kedatangan Gala, lelaki yang hanya mementingkan Ego dan rasa kemenangan nya.
Tanpa peduli dengan keadaan sekitar, Dia hanya ingin kemenangan meski dengan rasa curang.
Menyakiti orang sekitar sudah kebiasaan nya.
"Li, kenapa aku ragu untuk membawa Leona ke sisi mama?"ucap Tian
"Apa yang anda khawatir kan Tuan?"
"Bagaimana kalau batalkan saja keberangkatan Leona ke kota ini"ucap Tian khawatir.
"Selama ini anda tidak pernah khawatir dan gelisah Tuan tidak perlu khawatir, orang-orang ku akan menjaga nya dari jauh"ucap Li.
Ya... ini adalah rasa khawatir Tian yang pertama kalinya untuk seseorang, gelisah kini ia rasakan, Alan pasti akan tahu kalau wanita nya Tian harus di rahasiakan, terutama untuk Gala.