💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
💮Selamat membaca💮
Rian merasa resah, entah mengapa bayangan wajah Zafrina dan Dian selalu menghantui dirinya. Warna mata gadis kecil itu sama persis dengan warna matanya. Bahkan rambutnya berwarna kecoklatan seperti miliknya.
"Ada apa denganku? kenapa aku terus²an memikirkan mereka." Gumam Rian, pria itu kini justru mengenang saat pertama ia menjamah tubuh Dian.
Saat itu
setelah mengucapkan ijab qobul, Dian sempat meminta Rian untuk mengantarnya kembali ke rumah Burhan dengan alasan mengambil pakaian. Namun sesampainya disana tak hanya pakaian yang Dian ambil. Dia juga mengambil semua surat² pentingnya dan juga foto satu²nya bersama kedua orang tuanya.
Setelah dari rumah Burhan, Rian membawa Dian ke Jakarta. Rian mengajak Dian tinggal di apartemen. Dian sempat dibuat terperangah kagum melihat apartemen Rian yang begitu mewah.
"Kita akan tinggal disini sampai kau dinyatakan hamil." Ujar Rian menatap tajam wajah Dian.
"Baiklah, tuan!"
"Beritahu aku jadwal masa suburmu!" perintah Rian. Matanya terus memandang setiap pergerakan kecil yang Dian lakukan.
Mungkin gadis ini bukan tipenya. Tapi melihat bagaimana polosnya gadis itu membuat Rian tersenyun samar.
"Mungkin dari hari ini hingga satu Minggu kedepan aku dalam masa itu." Ucap Dian dengan semburat warna merah menghiasi wajahnya karena malu.
"Baiklah, bersihkan dirimu dan persiapkan semuanya!"
Dian melongo mendengar perintah Rian. Namun tak lama, Dian pun masuk ke kamar yang Rian persiapkan untuknya.
Saat Dian di dalam kamar mandi asisten Rian masuk menyerahkan paperbag berisi pakaian tidur untuk Dian. Setelah melaksanakan tugasnya, pria itu undur diri.
Rian menunggu Dian keluar dari kamar mandi. Ia sempat tercengang melihat Dian keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang tidak terlalu besar, yang hanya menutupi area sensitifnya saja. Dian pun tak kalah terkejut mendapati jika Rian sudah ada di kamar itu. Dengan menunduk Dian berjalan menuju ke kopernya untuk mengambil bajunya.
"Gunakan baju tidur itu." Perintah Rian, Dian hanya terpaku melihat pakaian minim bahan itu. Namun ia tetap memakainya meskipun hatinya tak ingin. Rian menelan salivanya dengan susah payah. Melihat Dian mengunakan gaun tidur tipis yang menampilkan lekuk tubuh yang pas, tak ada bagian yang berlebihan.
Rian mulai mendekati Dian yang mematung disisi ranjang. Tangannya perlahan mengelus wajah Dian. Ia dengan kasar melum*at bibir Dian, kedua tangannya menyusup kedalam gaun tidur Dian dan merem*as dua gundukan Dian. Gerakan Rian memancing desahan Dian. Dan membuat tubuh bagian bawah Rian langsung merespon desahan itu dengan berdiri tegak. Rian dengan sengaja menekan senjatanya di bumper Dian, hingga membuat tubuh Dian menegang.
Tanpa menunggu lama, Rian melucuti pakaian Dian tanpa sisa, kini tubuh Dian benar² polos di hadapan Rian. Rian pun dengan segera melucuti pakaian yang ia kenakan hingga kini keduanya polos, Rian membaringkan Dian di ranjang itu, tubuhnya langsung menindih tubuh mungil Dian.
Ia terus bergerak dengan lihai memberi rangsangan pada Dian, hingga Dian tak henti²nya merintih dan mendesah. Rian bersiap melesakkan senjatanya di inti tubuh Dian. Ia menggesek²kannya senjatanya di pintu masuk inti tubuh Dian, seolah memancing hasrat Dian agar lebih rileks.
Setelah melakukan foreplay, Rian segera melesakkan senjatanya ke inti tubuh Dian. Hingga tubuh Dian menegang. Air mata Dian pun turut luruh merasakan sakit yang teramat sangat. Akhirnya penyatuan itu pun terjadi, Rian terus memacu tubuh mungil itu dibawah kukungan tubuh kokohnya. Setelah mendapatkan pelepasan pertamanya, Rian kembali menguasai tubuh Dian. Hingga gadis itu tak sadarkan diri. Rian seolah merasa tubuh Dian seperti candu baru untuknya. Ia tak pernah merasakan kenikmatan seperti saat dirinya menjamah tubuh Dian, yang jauh dari kata tipe idealnya. Apakah ini karena Dian masih murni?
Saat sekarang
Hanya dengan mengingat pergumulan mereka saja, tubuh bagian bawah Rian langsung bereaksi keras. Tidak seperti saat bersama Selena, dia harus melakukan pemanasan terlebih dulu agar senjatanya bisa di pakai untuk bertempur. Rian mendesah berat merasakan pusing di kepalanya karena mendadak hasratnya membuncah."
.
.
.
Sasa dan Nino sudah ada di pesawat pribadi. Namun bukan milik Nino melainkan pesawat pribadi milik Gerry, Sasa dibuat ternganga dengan apa yang dimiliki suami dari teman masa kecilnya dulu. Sasa merasa bersyukur Dian sudah terlepas dari masa kelamnya. Kini wajah bahagia Dian terpampang nyata di hadapan Sasa. Sasa diam² menfoto Dian yang sedang bersandar di lengan Gerry. Sasa meng-upload ke sosial media miliknya dengan capture "Puji Tuhan, kebahagiaan telah menghampirimu." Wajah Gerry memang tak secara langsung terlihat karena pria itu saat ini sedang menghadap ke jendela, karena sedang menghubungi seseorang.
Belum ada beberapa menit unggahan Sasa mendapat banyak komen terutama teman² SMP yang mengenal Sasa dan Dian. Kebanyak komentar mengatakan kekagumannya pada Dian, yang kini sedang memakai outfit yang ditaksir dengan harga puluhan juta. Ada juga yang berkomentar tentang interior pesawat dan menanyakan apakah itu sewa atau milik pribadi. Bahkan tak sedikit yang mengumamkan rasa iri dengan keberuntungan Dian. Sasa tidak menanggapi semua komentar itu.
Namun di sudut kota, tampak ada seorang gadis yang semakin merasa tidak suka pada keberuntungan Dian.
Tangannya terkepal kuat melihat unggahan Sasa, ada rasa sesak yang mendadak memenuhi rongga dadanya. Sejak kecil ia selalu iri dengan apa yang Dian miliki. Orangtua Dian yang begitu baik, prestasi Dian, bahkan semua teman² senang dekat dengan Dian. Sedangkan dirinya, begitu menyedihkan. Orangtuanya tak ada yang peduli padanya, hanya mementingkan uang, uang dan uang. Prestasinya pun tak bisa menandingi Dian, temannya pun tak banyak, karena semua selalu mencemoohnya karena dulu ia memiliki tubuh yang sedikit tambun dengan rambut ikal dan kulit yang sedikit gelap. Sedang Dian begitu sempurna Dimata teman²nya. Selain Dian ramah, ia cantik dan baik hati. Bahkan sejak kecil gadis itu terkenal pekerja keras.
"Nikmatilah kebahagiaanmu itu selagi bisa Dian. Setelah ini aku pastikan aku akan merebut semua yang kau miliki." Desis Veni dengan mata yang menyala masih menatap layar ponsel miliknya.
.
.
.
Pesawat yang di tumpangi oleh Dian sekeluarga dan yang lain sudah mendarat di bandara Soetta, Mereka berjalan beriringan. Jantung Sasa berdegup kencang. Ini kali pertama ia kembali ke Indonesia setelah sekian lama perang dingin dengan keluarganya. Sasa memang putri seorang pebisnis. Karena ambisi ayahnya yang ingin Sasa meneruskan usahanya membuat gadis itu kabur jauh ke luar negri.
Nino melirik Sasa sekilas. Wajah gadis itu tampak memucat.
"Apa kau sakit?" tanya Nino, tanpa permisi meletakkan tangannya ke kening Sasa. Gerakan yang mendadak membuat tubuh Sasa menegang.
"Apa yang kau lakukan?" Desis Sasa dengan mata melotot. Nino tersenyum salah tingkah.
"Hee .. maaf aku reflek. Aku kira kamu sakit. Karena wajahmu sedikit pucat." Kekeh Nino melihat wajah menggemaskan Sasa.
"Sudahlah, aku akan bicara dengan Dian dulu. Terimakasih tumpangannya selama 2 hari ini." Kata Sasa berbalik hendak meninggalkan Nino, namun tangannya buru² di cekal pria itu.
"Aku akan antar kau pulang nona Larissa Gunawan." Kata Nino, Sasa mengerutkan kening. Darimana pria itu tau mengenai dirinya?
💮💮💮💮💮💮💮
Terimakasih sudah mampir 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi